Rabu, 23 Februari 2011

Tak Separah luka Hati Mama


Ini dia hasil refleksi agamaku, enjoy it ;]


“Permasalahan hiduplah yang membuat kita menjadi lebih dewasa..”

Sebuah pepatah yang tepat untuk menggambarkan hidupku. Papa sudah meninggal sejak aku berumur 6 tahun. Satu setengah tahun setelah adikku lahir. Jadi, bisa dibilang aku juga mengalami apa yang dialami Dita. Mungkin banyak yang berkata “Dita kurang ajar karena Ibunya tidak becus mengajarinya.” Tapi menurutku, pendapat itu sangatlah kejam. Aku paham mengapa Dita bersikap kurang ajar- aku dulu juga mengalaminya. Dita bersikap begitu karena perasaan anak kecil yang labil. Perasaan yang penuh emosi.

Aku dulu menyalahkan Mama atas kematian Papa-mungkin ini juga yang dialami Dita dan anak piatu lain. Aku berfikir, mungkin saja kehidupanku tidak seburuk ini bila ada Papa. Mungkin saja Papa bisa mencukupkan kebutuhanku, lebih dari yang Mama bisa lakukan, dan hal buruk lain yang seolah-olah menyalahkan Mama. Aku tahu, Mama mengetahui hal ini. Mungkin dulu Mama merasa gagal karenaku. Tapi aku yakin, Mamaku adalah Mama yang kuat. Ia akan menyerahkan semua pada Tuhan. Dan ternyata, Tuhan berhasil membuka hatiku. Saat aku sudah mulai dewasa, aku bisa merasakan apa yang dirasakan Mama. Menjadi single parent adalah hal yang sulit- sangat sulit bahkan, dan aku bangga karena Mamaku bisa menjalaninya dengan ikhlas. Aku sering melukai Mama. Luka di tangan Ibu Dita tak separah luka di hatinya-itu juga yang dialami Mamaku. Aku sering membuatnya sedih, kecewa, marah bahkan menangis. Jujur, sulit untukku menceritakan perbuatanku yang melukai Mama. Saking banyaknya, aku sendiri tidak yahu mana yang harus aku ceritakan. Mulai dari tamparan keras Mama, sampai kata-kata yang tidak hanya membuat mataku menangis, tapi juga hatiku. Satu yang paling kuingat adalah perkataan Mama, “Mama gak minta apa-apa dari kamu! Mama cuma mau kamu jadi anak yang baik, taat pada Tuhan. Mama takut, besok kalo mama mati, kamu gak bisa apa-apa.” Kata-kata itu yang tertancap di hati, kata-kata yang tidak bisa aku lupakan, dan menjadi cambukku di masa sekarang. Tapi aku bersyukur karena Tuhan mau menyadarkanku. Dan sekarang aku mencoba untuk selalu ada untuk Mama, menjadi yang terbaik untuk Mama dan membuat Mama bangga. Untung Tuhan mau membantuku untuk mewujudkannya. Trimakasih Tuhan J Semua hal yang sekarang aku lakukan hanya untuk Mama. Aku termotivasi karena Mama, aku tidak mau mengecewakan Mama lagi.

Sungguh, Film Luka Tangan Mama mengingatkanku pada kehidupanku. Perasaan sedih dan prihatin muncul saat aku melihat film itu. Film sederhana yang memiliki arti yang luar biasa. Aku sangat terkesan saat Ibu Dita memotong tangannya sendiri karena tidak kuat menghadapi anaknya yang kurang ajar. Memperlihatkan kekecewaan seorang Ibu yang luar biasa hebatnya. Untung ada Ibu RT yang mau membantu keluarga Dita, yang melindungi mereka di saat orang-orang di sekitar Dita memusuhinya. Seperti Ia memang secara khusus dikirim Tuhan untuk menyadarkan Dita. Memang, kita tidak bisa menyalahkan orang-orang di sekitarnya, karena hal itu mereka lakukan karena kesalahan Dita. Tapi yang disayangkan, mengapa mereka susah untuk memaafkan Dita? Padahal Tuhan saja rela mati untuk orang yang berdosa padaNya. Tuhan saja dapat memaafkan serdadu-serdadu yang telah menghinaNya. Memang, kita tidak bisa menjadi sesempurna Tuhan, tapi setidaknya kita bisa mengusahakan diri untuk meneladani sikap baiknya, demi kedamaian di hati dan di sekeliling kita. ***

HANYA SATU KATA : Waktu

..Sebuah pertanyaan yang sulit ternalar, membawaku pada titik tergalau. Sampai kapan? Siapa yang dapat menjawabnya? Apa? Hatiku buta, tak sanggup lagi mengerti benar dan salah...

Terkadang dalam gelap, kita dapat melihat terang,
namun dalam terang, gelap juga ada.

Mereka tak dapat terpisah, tak seperti air dan minyak; mereka satu. Dan satu itu kokoh.
Kucoba tuk mengurai, tapi nihil. Semua percuma. Aku hanya kelelahan.

Mengapa harus ada gelap jika terang lebih indah?
Mengapa di sekelilingku hanya gelap, gelap, gelap?
Mengapa mereka memancarkan kegelapan? Oh tidak, aku pun juga.

Aku mulai gelap. Nuraniku hilang, sembunyikan terangku.
Berharap kembali ke awal. Ayolah, aku ingin jadi orok saja! Terang, tanpa gelap. Tanpa dosa

Tapi, Sang Hyang menciptakanku bukan tuk jadi orok. Jika benar begitu tentu umurku tak kan sampai 15.

Aku terlahir, dari sperma dan ovum-bukan hanya sekadar itu, melainkan dari dua cinta yang menyatu! Untuk menjadi penguasa. Ya, aku terlahir untuk menang! Dan penuh terang!

Dan kini, di usia belia-15 ku, aku masih mencari jawaban dari semua pertanyaan. Mencari ilham dari penerapan, dan mencari WAKTU untuk menjawabnya!

Senin, 21 Februari 2011

Cara Terbaik untuk Bahagia

Guys, jika kalian sering bertanya-tanya : kenapa ya, aku gak pernah merasa bahagia? Dan sering ngerasa sedih, galau, menya-menye dan sebagainya>>>

Mungkin sedikit tips ini bisa membantu kalian, gimana caranya menjadi bahagia.
Okay-okay kita mulai dari awal.

Tau gak? Orang yang bahagia itu adalah orang yang bersyukur
Emang, teorinya gampang. Tapi penerapannya? hmm, susah tuhh hehe :]

Makanya, untuk bersyukur, ada sedikit kata-kata mutiara nih buat kalian :]

  • Tuhan hanya punya 3 jawaban untuk kita. IYA dan Ia akan mengabulkan doa kita, TUNGGU karena Ia akan memberi lebih dari yang kita ingin. Dan TIDAK karena rencanaNya lebih dari yang kita bayangkan
  • Sebelum tidur, syukurilah hal-hal positif yang terjadi hari ini. buanglah pikiran negatif, setiap satu pikiran positif akan sangat berarti untuk kita keesokan harinya, sebaliknya, satu pikiran negatif dapat menghancurkan kita.
  • Tidak ada manusia yang sempurna, semua pasti pernah jatuh, tapi berjanjilah untuk bangkit lagi :]
  • Kita spesial bukan dari apa yang kita kenakan, tapi apa yang kita pikirkan dan lakukan
  • Tidak ada kesuksesan tanpa pengorbanan, kejatuhan dan kemunduran
  • Kalahkan ketakutanmu dengan DOA dan kepercayaan
  • Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Jadi jangan pernah meninggalkan Tuhan ;]
oke-oke, sekian dulu ya kata-kata mutiara dari Hilda, semoga bermanfaat. ingat ya, kata kuncinya hanya : BERSYUKUR, maka kamu akan bahagiaaaa ;]

Jumat, 18 Februari 2011

LAGU SERIOSA yang BAGUS :]


Keranjingan seriosa ya? Ada temennya kok. Hilda juga hehe'

Lagi nyari lagu seriosa yang bagus? Tenang-tenang. Hilda punya daftarnya lhoo, dijamin bagus deh.

okay, here goes :

1. Time To Say goodbye - Sarah Brightman ft. Andrea Bocelli
2. Ave Maria - Sarah Brightman --> pas dinyanyiin Putri Ayu juga bagus ;3
3. Amazing Grace - Susan Boyle
4. Phantom of the Opera - Sarah Brightman -> sumpah, ni lagu nge dark banget.
5. All I ask of You - Sarah Brightman
6. I Feel pretty - Sarah Brightman
7. The Question of Honour
8. Think Of Me
9. Love is A Many Splendid Thing
10. Matahari - seriosanya Indonesia, keren banget waktu dinyanyiin Putri Ayu
11. Bengawan Solo - eh, jangan salah. Lagu ini keren banget lho
12. I dreamed a Dream - Susan Boyle
13. The Sound of Music
14. Somewhere over the rainbow
15. The Prayer - Celine Dion ft. Andrea Bocelli

Nah, itu dia top 15 di playlist Hilda. semoga referensinya bermanfaat ya ;] keep loving seriosa... Hehe



Hey there_ about me, my examination, and PUTRI AYU???

Halooo.

Hilda kembali lagi.
kembali dari mana?

Dari mana ya? celengak celenguk

Ya maksutnya Hilda kembali bersantai dan keluar dari rutinitas Hilda sebagai pelajar, yang, oh, so ughhhh.

You know, kurang dari 2 bulan Hilda bakal menempuh UNAS. Oh God, UNAS. The terrible-crappy-horror-BLAHBLAH Final Examination.

Selama ini udah banyak TPM sih yang Hilda ikutin. Ralat. sebenernya gak banyak. cuma 5. 2 TPM Kota, 1 TPM BKS, 1 TPM GO.

Hasilnya? Selalu masuk 2 besar. SE SEKOLAH. Se Jogja? 260 sama 352. Whadda????

oh God, saya , malu hiks

Gimana bisa masuk padma nih? aaaaaah atut

Mana diejek sama anak... Maaf nyebut nama sekolah. STECE . Huh, gak terima. Tapi emang Hilda se famous itu ya? wawawa. bangga deh ampe dikenal anak stece. Yah, walo cuma diejek. Gakpapa sih, gak dendam. malah jadiin semangat aja. haha i don't care about your opinion. But thanks. It's my mood-booster ;]

oh ya, sekarang hilda lagi nempuh ujian praktek. Hmm, it's so exciting. it's better for me to do my 'ujian praktek' than have to learn usual KBM. Usual KBM is sooooo boreeeedddd.

Haha>>

Mau cerita nih.
Kemarin, tanggal berapa ya? pokoknya waktu uprak Senbud. Kan aku nyanyi tuh. pada bilang suaraku bagus lhoo. seriosa. haha bangga deh. Banyak sih yang bilang aku mirip Putri Ayu. Ya ampun, aku jadi malu deh, masak aku disamaain sama orang sehebat dia? hehe

Tapi beneran deh, aku terpesona sama Putri Ayu. Dia hebat, suaranya bagus. Cantik pula. Kepengin kayak dia. Catat, cuma kepengin SUARANYA kayak dia.

Aku gak pengen jadi kayak siapa-siapa. Aku udah beruntung jadi Hilda yang bahagia :] Hehe

oh ya. For Your Information. Hilda suka banget sama lagi seriosa.
Apalagi yang dinyanyiin Putri Ayu, Sarah Brightman, Andrea Bocelli, Susan Boyle

okay, sekian dulu ya. mau meditasi cari ilham di bawah beringin.

oh ya hampir lupa. Hilda minta doa dong. Bentar lagi kan mau UNAS, USEK juga. Doain Hilda biar bisa lulus dengan nilai TERBAIK yang Hilda Bisa ya> Makasih teman-temanku tayaaaaang. GBU

Kamis, 17 Februari 2011

Semua Hanya Bagian dari Pendewasaan Hidup

Halo blogger!!

Ini hilda lagi ujian praktek. Tapi karena besok cuma TIK ya hilda gak belajar hehe.

Guys, hari ini hilda mempelajari sesuatu..
Udah baca cerita hilda ttg valentine kelabu kan?

Hmm, setelah beberapa hari meditasi *cieelah* merenungi semuanya, akhirnya hilda bisa menemukan sisi positiv dari kegalauan ini haha

PERTAMA :

Sekarang, hilda gak usah jaim lagi di depan dia ;) hilda bisa jadi orang yang apa adanya. Apasih gunanya jaim? Cuma bikin ilfeel orang :(

KEDUA :

Hilda gak merasa terbebani dengan harus menjadi 'cewek perfect yang dia suka' buktinya hilda udah mencoba yang terbaik, tapi tetep aja dia suka sama cewek lain. Ckckc


KETIGA :

Hilda bisa lebih mencintai sifat hilda. Baik yg jelek maupun yang baik. Hilda bisa lebih dewasa dan merelakan cowok itu. Hilda jadi lebih bisa mengendalikan emosi. Hehee


Trimakasih masalah! Kalian itu HANYA SEBUAH PROSES PENDEWASAAN DIRI


Dan kalau kalian berpikir hilda bakal kalah sama yang namanya masalah, kalian salah! SALAH BESAR :)

Senin, 14 Februari 2011

CURCOL valentine #3

Aku gak akan pernah menyesal. Untuk apa menyesal? Toh semua gak bisa diulangi lagi.

Aku gak nyesel pernah suka kamu. Seenggaknya kamu pernah buat aku tersenyum.

Aku juga gak akan nyalahin kalian. Namanya cinta, pasti nemuin jalannya.
Gak ada yang bisa menghalangi.

Dan cinta itu gak bisa dipaksakan. Ya, mungkin ini karma bagiku karena dulu pernah nyakitin orang yang sayang tulus sama aku.. Seprerti sekarang aku disia-siain sama orang yang tulus aku sayang.

Tapi aku gak peduli, toh kamu bukan siapa-siapaku. Kamu punya hak buat ngelakuin apapun yang kamu mau.

Aku juga punya hak..

Yaa, aku cuma bisa berdoa, semoga cinta menemukan jalannya.

Aku akan kuat dalam menghadapinya, karena aku memang kuat! :)


Tapi ingat satu hal. Aku mencoba untuk gak dendam. Tuhan, berkati aku. Amin :)

CURCOL valentine #2

.. Sebenernya aku masih bingung, kenapa ya, cowok sebaik kamu, ngelakuin hal rendah kayak gitu?

Ndeketin cewek yang udah jelas-jelas punya cowok. Sampe cowoknya nangis. Itu kejam, banget.

apa kecantikan dan kepopuleran cewek itu udah membutakan kebaikan hatimu?
Atau memang kamu saja yang sedang sial?
Atau mengapa? Kamu mengorbankan hal yang berharga hanya untuk kesenangan dunia.

Ternyata dunia itu memang sempit. Sesempit pikiranmu, picik.
Terimakasih Tuhan Engkau sudah membukakan mataku, kalau memang dia bukan orang yang aku cari.

Dia memang pangeran, tapi bukan pangeranku.

Jangan kira aku gak tau, kamu orang yang baik. Aku yakin dalam lubuk hatimu, ada sesuatu yg meronta, menentang kejahatanmu.
Tapi siapa aku? Bukan siapa2mu. Tau apa aku? Aku hanya gadis yang tak pernah mengenalmu. Dan urusanmu bukanlah urusanku..

CURCOL valentine #1

Aku yakin karma itu ada..
Setiap orang yang menabur akan menuai.

Baik menabur hal yang baik atau hal yang buruk..

Semua pasti akan dapet balesannya, aku yakin.
Aku gak akan bales orang yg jahat sama aku. Cukup. Aku bisa bahagia aja udah beruntung kok :)

Dan, satu hal lagi. Aku bisa merelakan semuanya. Karena aku yakin, aku bukan sampah yang bisa diinjak-injak.
Aku adalah permata, dan aku berharga :)

Semua orang berhak mencintai dan dicintai. Aku gak punya hak. Aku hanya bisa berharap. Kita bisa bahagia, dan tak ada yang tersakiti.

Aku Bukan Orang yang LEMAH!

DULU..
Memang aku bakal nangis CUMA karena gak dapet coklat dari orang yang aku sayang.
Aku bakal NANGIS kalo tau orang yang aku suka malah ngasih coklat k orang lain.

TAPI SEKARANG?
Seiring dengan bertambahnya usiaku. Seiring dengan masalah yang aku hadapi.

Aku jadi semakin tegar.
Aku bukan orang yang lemah.

Okay, memang aku menangis, tapi setidaknya, hatiku gak sakit. Aku bahagia dengan keadaanku. Karena aku bersyukur sama Tuhan.

Aku gak bakal sedih cuma karna gak dikasih coklat sama cowok yg aku suka -» karena aku dapet LEBIH BANYAK coklat dari orang yang sayang aku.

Aku gak bakal sedih cuma karena tau orang yang aku suka ngasih coklat ke orang lain. Karna aku tau cinta itu gak bisa dipaksain.

Ya udah, terima kenyataan ajalah. Toh aku masih bahagia dengan keadaanku saat ini hehe.

Yang penting gak ada yang berkurang dari aku hari ini :)

Tips Jadi Cewek Tegar



Setiap masalah yang kita hadapi, kadang membuat kita patah semangat. Ngebuat kita nangis.
Mengikis ketegaran kita.

Tapi, HELLOHH!!
Sekarang udah gak jaman cewek cengeng, lagi?

Kita harus tegar, kayak batu karang!

Tapi bukan berarti hilda nyuruh kalian gak nangis lhoo!
Nangis itu wajar, asal gak berlebihan, It's fine lah! Haha

Kan dengan menangis kita bisa melegakan hati. Biar gak berat lagi nih hati hehe

Tapi nangis doang itu gak ada gunanya! Masalah kita gak bakal selese cuma dengan nangis kan?

Perlu tindakan pasti buat menyelesaikannya.

And the Question is :
How to be a strong girl?

Yap, hilda mau bagi tips tentang cara untuk menjadi tegar (sudah teruji) haha

FIRST

Face The Truth! Yap, hadapi kenyataan. Kita gak akan pernah bisa lari. Kalau bisa pun, lari dari kenyataan tuh gak ada gunanya lagi. Hadapi dongs!

SECOND

Sediakan waktu untuk merenung. Buat apa? Buat menjernihkan pikiran kita, agar kita gak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan :)

THIRD

Persiapkan diri untuk hal yang paling buruk. Ya, persiapkan mental. Buktikan kalo kamu kuat! Jangan mudah nyerah sama keadaan!

And THE LAST ONE

Serahkan jiwamu kepada yang diatas. Inilah yg terpenting, berdoa agar Tuhan menguatkanmu pada setiap perkara hidup.

GOODLUCK ya guys! Jangan mau dibilang lemah! Kita itu kuat, kita tegar. Sekokoh batu karang karena Tuhan selalu menopang kita :)

SELAMAT VALENTINE

Hilda cuma mau ngucapin : HAPPY VALENTINE buat semua yang merayakannya!!! Hehehee *singkat bgt*

Minggu, 13 Februari 2011

Masa Itu

Teringat sebuah masa

Saat bahagia. Semua indah untuk dijalani.

Menyibakkan senyum. Bahagia. Kepastian

Saat kau berkata aku adalah wanita yang sempurna. Saat kau lambungkan hatiku.
Tapi ternyata sama. Sama seperti dulu. Mereka para pria hanya bisa main ayunan.
Setelah dilambung dijatuhkannya. Terhempas. Sampai ke titik terdalam. Hingga sedalam neraka. Sakit. Perih. Tak berdaya. Menangis.

Sebuah pengharapan terbuyar oleh kekecewaan. Angan terganti derita. Cinta menjadi benci.

Pelajaran untukku. Jangan percaya bualan pria. Mereka hanya ular berlidah cabang. Hanya sebuah tebing jenjang. Jurang yang membawamu masuk ke dalam. Jauh lebih dalam hingga hatimu mati. selamanya.

Sabtu, 12 Februari 2011

MALAM


Sejumput kerisauan datang dan bertanya,
"Apa yang kau lakukan?"

" Hanya menunggu malam berganti," jawabku.

" Untuk apa?"

" Menunggu mati.."

Risau itu diam, hening dan menatapku tajam. Tapi aku memalingkan muka dan berkata,
"Jangan pedulikan aku"

"Ada keraguan di matamu, hidup dalam keraguan sungguh menyebalkan"

"Tahu apa kau?" Risau itu berhasil mendapat perhatianku.

"Banyak hal besar tersimpan di sudut terkecil, buka mata dan telinga agar kau tahu"

Hening

"Aku mengerti. Aku akan terus menunggu malam menjemput"

"Kau yakin bisa setia?" tanya Risau ragu.

"Aku bisa, jika aku mau"

"Tapi aku takkan mati. Kan kutunggu malam tiba dan tersenyum untukku. Takkan bosan aku," tambahku mantap

Risau perlahan-lahan hilang, meninggalkan aku dalam kesendirian. Tapi aku tersenyum. Dan menunggu

Jumat, 11 Februari 2011

Sebuah kesaksian : 12 Februari 2011


Hari ini penuh dengan air mata

Pertama, aku shock berat waktu VS -nama disamarkan- bilang kalau EP.. Ehm, ada sesuatu dengan EP. Aku shock banget. Apalagi ngelihat VS nangis berkali-kali.

Aku tau kok kalau VS orang yang tegar, sangat tegar malah.. Dia hebat, bisa melewati masalah keluarganya, masalah kehidupan sehari-harinya dengan sangat tegar. Tapi kali ini dia menyerah. Dia membiarkan kami melihatnya menangis. Aku paham perasaan VS.

Sebagai teman aku hanya bisa berkata, "Tuhan pasti akan jaga dia"
VS : Tapi aku takut kak..

Aku hanya bisa diam dan memeluknya. Dia terlalu baik. Ya, dia memang baik.
Aku cuma bisa berharap, di mana pun EP berada, Tuhan akan memeluk dan melindunginya, Jangan sampai ada yang membuatnya terluka. Amin


Dan kedua, tadi IMMEX kedatengan LABCI -> Lembaga anak bangsa cerdas indonesia atau biasa dibaca 'lebsi'

Mereka mau promosi festival talenta yang aku gak tau ada di mana -> ya ampun
Awalnya aku kira cuma promosi biasa, ternyata mereka juga 'mbawa' Kak Leo. seorang motivator dari Jakarta, dia juga seorang penyanyi lagu rohani yang udah mengeluarkan 3 album.

Kak Leo mulai bercerita tentang masa lalunya. Kurang lebih begini :

"Kak Leo hidup di keluarga yang berantakan. Ibu kak Leo cuma seorang wanita simpanan. Karena itu, kami selalu diperlakukan gak adil oleh ayah. Kak Leo sering banget dikatain anjing, babi, jadi korban amukan ayah. Sampai-sampai waktu kak Leo kecil, denger suara motor ayah dari kejauhan aja udah ngebuat kak leo takut setengah mati. Ayah kak Leo pria yang bertubuh besar, kepalan tangannya besar banget. Sakit banget kalau mukul. Menyisakan luka selain di badan, juga di hati kak leo"

"Sampai suatu hari, yang paling kak Leo ingat, ayah kak leo pulang dan membawa wanita lain. Waktu itu ada kasur di pojokan. Kasur itu digunakan bertiga. Ya, ayah, ibu dan wanita lain itu. Dari pojokan saya melihat ibu menangis. Sungguh ironis"

"Saya mulai menyalahkan Tuhan. Saya menyalahkan dunia akan penderitaan ini. Saya mulai menghancurkan hidup saya sebagai bentuk kekecewaan. Di kelas 5 saya udah mengenal rokok dan sex. SMP mulai nge pil, SMA mulai nyabu dan 2 tahun belakangan ini saya jadi bandar. Sungguh hancur. Saya males-malesan sekolah, karena biaya hidup yang emang udah mahal. Saya berani ngerokok, ngepil di sekolah. Dan gak ada satu pun guru yang berani negur saya. Ya, saya memang pintar waktu itu. Saya selalu ranking. Ranking 4 aja udah membuat saya merasa jadi anak terbodoh.."

"Saya suka tawuran, sampai suatu saat saya dikeluarkan dari sekolah, hal ini membuat saya semakin hancur. Saya bergaul dengan preman-preman yang biasa saya panggil 'abang' karena memang saya yang paling muda diantara yang lain. Di sana saya mulai belajar mencuri motor, membongkar mobil untuk dicuri dashboard-nya"

"Saya pernah mencoba bunuh diri 2 kali. Udah over dosis berkali-kali. Tapi entah mengapa saya gak mati-mati. ya, Ternyata Tuhan punya tujuan lain. Kalau saya mati, saya gak akan ada di sini buat bercerita ke kalian"

"Sampai pada suatu hari ibu menyuruh kak leo pulang ke rumah.Waktu itu kak leo lagi bercermin. Rambut saya gondrong, muka kempot, mata hitam. Kebanyakan pake narkoba. Tiba-tiba saya dengar suara. Suara yang sangat jelas, yang berkata "Pulanglah. Tempatmu bukan di jalanan. Bukan juga di pelukan orang lain, tapi di pelukan-Ku" seketika itu saya kaget, tapi saya tau itu adalah suara Tuhan. Mulai saat itu saya mulai rajin ke Gereja. tapi setiap kali pulang, saya make lagi make lagi.."

"Sampai suatu saat saya menantang Tuhan. saya berkata : Tuhan, jika Kau memang ada, buktikanlah, berkaryalah dalam hidupku. Tapi jika aku tidak bermakna, ambillah aku, biar aku mati saja"

dan Tau gak teman-teman? Tuhan menjawab Kak Leo. Suatu hari saat menerima Tubuh dan darah Yesus, kak leo merasa seperti ada sesuatu yang hangat merasuk ke tubuhnya. SEPERTI IA DIPELUK DARI BELAKANG. Dan seketika itu juga, ia sembuh dari ketergantungan obat-obatan. Sungguh Tuhan yang berkarya dalam hidupnya.

Waktu Kak Leo cerita, aku belom nangis sih.. aku nangis waktu Kak Leo bilang :

"Saya memang sampah bagi orang lain, tapi saya berharga di mata Tuhan"

Tiba-tiba ada Mbak-mbak ndeketin aku.

MM : Kamu kenapa dek?

Aku : -terbatabata- hiks, aku.. aku.. ngerasa bersalah sama mama. Selama ini aku selalu nganggep diri orang yg menderita. Tapi ternyata banyak yg lebih menderita.

Mbak-mbak tadi terus berdoa buatku :

"Tuhan, semoga Hilda dapat menjadi wanita yang kuat dalam menghadapi segala cobaan, dapat menjadi apa adanya sehingga dapat membanggakan orang tuanya. Tuhan kami tau Engkau pasti mendengar. Berkatilah terus hilda ya Tuhan"

Ndengerin hal itu air mataku nrocos. sumpah aku gak nyangka mbaknya bakal ndoain aku kayak gitu. Makasih ya mbaknya, semoga mbaknya juga dalam lindungan Tuhan selalu. Dan aku tau hal itu pasti terjadi. Terimakasih Tuhan untuk hari ini. Hilda akan selalu mencoba menjadi yang terbaik. Amin :]





Saat Hilda PATAH HATI - topengku

Hilda pasti akan berteriak "aku bahagia" menebar senyum ke mana-mana dan bereaksi seolah-olah gak terjadi apa-apa. Tapi itu hanya sebuah anti-klimaks.

Sebelum hal itu terjadi hilda pasti merenung dulu. Meresapi apa yang sebenarnya terjadi.
Menangis. Itu kegiatan rutin hilda waktu patah hati.
Cengeng ya? Banget hehe :)

Maklum ya, gak tau nih hilda tuh emang mellow banget hehe.
Hal ini menyadarkan hilda.

Kita punya TOPENG guys!
Topeng untuk menutupi perasaan kita sesungguhnya. Entah karena alasan apa, kita pasti akan make topeng itu..

"Jangan menyangkal, kita semua bertopeng"

Kebanyakan orang gak ingin kelemahannya dilihat oleh orang banyak (ini hilda banget)
Makanya mereka memakai topeng untuk menutupi kelemahannya.

Sebenarnya ini salah gak sih? Atau kita memakai topeng karena takut menghadapi diri kita yang sesungguhnya?

Gak guys, menurut hilda, kita pakai topeng karena memang itu jalan satu-satunya agar kita nyaman bertemu (baca: berkomunikasi) dengan orang lain.


Topeng itu bermacam-macam. Kalau hilda sendiri sih suka pakai topeng kalau hilda lagi patah hati. Pura-pura senyum :)

Tapi benar kata pepatah :

" Sahabat adalah mereka yang mengerti senyummu palsu saat yang lain tak peduli"

Yah, senyum palsu dan topengku hanya terbuka d depan sahabat dan keluargaku. Orang yang benar-benar mengerti apa yang hilda rasakan. Yang menerima hilda apa adanya sehingga hilda merasa nyaman, walau tanpa topeng sekalipun.


Di depan mereka hilda gak perlu jadi sempurna. Hilda ya hilda! Hilda yang cengeng, sensitiv, lembut :)


Makasih ya mama, brian, dan semua sahabatku. Cuma kalian yang bisa membuka topengku :)

Saatnya Hilda Belajar PART 2

Hah? Part 2? Ada part 1 nya dongs?
Ada dongs! Baca aja postingan hilda yang bawah-bawah, pasti nemu.. Hehe

Iya, ternyata hilda banyak belajar yaa :)
Besok hilda mau buat postingan ampe PART 6 ah biar ngalahin seasonnya Cinta Fitri hehe *ngayal deh*

Hehe, sekarang hilda belajar buat menahan emosi lhooo :)
Hilda belajar buat menulis hal-hal yang positif aja, bukan yang negatif..

Sebagai contoh, nulis sampah-sampah gak berguna semisal mengeluh, ngomong kotor BLAH BLAH deh --
Hilda jadi inget kata-katanya Raka (salah satu orang yg menginspirasi hidupku) "jangan pernah mengeluh, mengeluh bukannya menyelesaikan masalah, malah memperberat masalah"

Hilda mau tulisan hilda bisa menginspirasi banyak orang, bisa membuat banyak orang sadar akan indahnya hidup ini :)

Iya sih, kebebasan menulis itu ada, tapi tetep aja habis hilda nulis yang aneh-aneh gitu terus ada rasa bersalah menggerogoti hati hilda.

Jadi gak PeWe banget gitu hehe.

Melalui postingan ini, hilda juga mau minta maaf buat orang-orang yang gak suka sama postingan-postingan hilda yang sebelumnya :)

Kalo bahasa hilda gak enak dibaca *bukan berarti hilda 4 to the L to the 4 to the Y --» 4-L-4-Y yaaa!*

Hilda akan terus belajar menulis blog yg lebih baik lagi. Tenang aja, yang namanya hilda itu gak bakal nyerah buat ndapetin apa yang dia mau kok -» mulai sombong hehe peaceee :p

Ya, Hilda bermimpi, kalau suatu hari nanti hilda bisa jadi penulis terkenal. Sekelas Raditya Dika (walau berbeda jalur) yang terkenal karena blognya yang ber-title "KAMBING JANTAN.com". Atau sekelas @pocongg

Pocongg? Ih, apaan tuh hil? Serem bener.

Eits, jangan salah. Pocongg yg satu ini gokil gila. Pocongg adalah salah satu account di twitter. Kicauannya si pocongg ini gokil, tapi juga menginspirasi lhoo. Follow aja @pocongg

Oh iya, @pocongg baru aja buat blog baru dengan pengunjung rata2 3.Ooo per hari. Padahal blognya @pocongg baru beberapa hari lho buatnya :)



Keren ya mereka berdua. Semoga hilda kelak bisa jadi kayak mereka.



Okay :) salam BLAH BLAH yaa!

Hati Batu VS Hati Air

Hilda selalu nganggep, kalau hati yang terbuat dari batu pastilah kuat, pasti gak bakal down walau badai menerpa..

Tapi mungkin hilda salah, hati yang terbuat dari batu itu gak punya rasa. Gak ngerti apa itu cinta dan pengorbanan. Ia terlalu kaku untuk meleleh karna cinta.

Sementara hati yang terbuat dari air.. Dia mengalir terus tak berkesudahan, tapi ia terlalu lemah untuk mempertahankan bentuknya dan mudah terombang ambing..

Ryan nyuruh hilda buat jadi 'Hati Air' alasannya, Ryan suka kalau hilda lembut, terbuka, apa adanya kayak air.

Sementara hilda sendiri gak mau terombang ambing kayak air. Emang sih air itu lembut, menyegarkan BLAH BLAH deh..
Tapi ia tak sekuat batu yang kokoh.

Di sisi lain, hati yang terbuat dari batu itu susah didekati, gak peduli dan gak ngerti apa itu cinta. Gak seperti air yang pengertian..

Kalau hilda disuruh milih, tentunya hilda bakal milih hati ayam dong *ngelantur*
Gak-gak hilda bakal jadi hati hilda sendiri. Hilda mencoba jadi sekuat batu, tanpa meninggalkan kelembutan air. Semoga hilda bisa ya teman-teman.

Hilda juga berdoa semoga teman-teman bisa mengolah kelembutan dan kekokohan menjadi satu, sehingga gak menyusahkan dan merugikan kita semua.


GBU all teman-temanku :) JC loves you!!

HILDA BAHAGIA

Hilda bahagia, cukup bahagia untuk saat ini. Bukannya Hilda mau pamer ya, Hilda cuma mau lebih mensyukuri apa yang udah hilda dapet kok..

Hilda bahagia karena :

- hilda bisa tersenyum saat ini (walau hilda ngantuk nih hehe)

- hilda punya mama yang baik. Walau galak dan ngelarang hilda pacaran, tapi hilda tetep sayang mamaaaaah ♥ unyu

- hilda punya dedek yang lucu. Walau nakal sih. Nobody's perfect laah

- hilda punya temen yang baik
♥ tea si childish
♥ gita si tegar
♥ feni si loyal
♥ rinti si setia
♥ cha-cha si pengertian
♥ chila si rendah hati
♥ inn si lucu

- hilda punya tubuh yang sempurna. Walau hilda gak cantik, tapi kan tubuh ini bisa hilda pake buat melakukan kebaikan n buat orang lain tersenyum


Dan yang lebih penting lagi, hilda bahagia karena di sekeliling hilda ada temen-temen yg mau meluk hilda waktu hilda nangis, waktu hilda sedih, mereka mau hibur hilda. Waktu hilda patah hati, mereka yg bilang "halah, cuma cowok kok"


Hilda gak peduli walau cinta hilda bertepuk sebelah tangan.
Hilda gak peduli walau cowok yg hilda suka malah suka sama adek kelas.
Hilda gak peduli kok :)

Yang penting hilda masih bisa ceria :) hilda gak berkurang apapun kok! Hilda kan (mencoba) UNBREAKABLE" heheheheh



Eh, ada quote bagus nih bikinan hilda : ♥ is unpredictable :) it swings you up, swings you down. So, be strong!! :p

Saatnya Hilda Belajar

Haloo blogger. Lama gak liat Hilda ya?
Iya nih, Hilda lagi 'menyepi' gara-gara mau fokus ke UNAS. Maklum, Hilda kan udah kelas 3 SMP. Bentar lagi Hilda pake seragam putih abu-abu lhooo! *pamer*

Hehe, Hilda insom lagi nih -- tapi sekarang Hilda gak galau lho -> pamer

Hilda seneng banget, hari ini Hilda bisa belajar sesuatu.
Belajar apa? Yuks simak. Capcus

Hilda belajar buat gak melebih-lebihkan masalah cinta. Ya, karena hilda capek patah hati terus. Belom waktunya lah buat serius sama cowok. Masih 15 tahun juga.

Tadi Hilda nangis lhoo hehe, biasalah, Hilda kan cengeng, tapi gakpapa lah. Yang penting Hilda bisa belajar buat enjoy dan santai dalam menjalani hidup.

Bagi Hilda sekarang, hidup adalah sebuah permainan, kadang kita kalah, kadang menang. Kadang direndahkan, kadang dipuja2

Nah, itulah hidup. Mulai sekarang Hilda belajar buat mengasah mental Hilda lagi. Hilda gak mau jadi lemah, karena Hilda tau, kalau lemah kita pasti akan tergilas kerasnya kehidupan.

Dan Hilda juga gak lupa menyerahkan semua pada Tuhan. Semoga Hilda bisa melalui semua cobaan hidup ini dengan bijaksana, JC I ♥ you full hehe, thank you for this day. Tears have been paid with smile.


Thankyou for everything.

Hilda punya kata-kata bagus nih :

" Yesterday was a history, but today is everything! So don't waste your everything for the past, because it's useless"


Salam cinta dan damai sejahtera :)

Sabtu, 05 Februari 2011

Curahan Hati Anak Galau

Yap, seperti biasa.
Makhluk manis bernama Elisabeth Hilda selalu saja tidur larut.
Kenapa? Gue bakal jawab singkat "insom"
Padahal mungkin bukan itu penyebabnya.
Gue masih mikirin sesuatu.
Apa?
Hmm, sesuatu, dan gue sendiri gak tau apa.
Lo bingung? Sama, gue juga --

Mungkin gue emang ditakdirkan buat jadi makhluk malam yang selalu merenung. Tanpa tahu apa yang direnungkan> Geje banget tau gak?

Kalau malam tiba, kayak ada sesuatu yang merenggut senyum gue. Gue kayak zombie yang punya misi tapi gak tau cara wujud'innya
Gue kayak orang yang mau perang tapi sama sekali gak punya senjata. Gue galau -- gue labil. Dan gue gak bisa nutupin. I hate this way --

and fortunately, i have sumthing to do. Yap, i can throw my mind on this blog.
Lumayanlah daripada menye menye gak jelas gitu --
Mending gue sumbangin lewat tulisan gue

Hmm, kalo lo bertanya-tanya apa motivasi gue nulis postingan ini, gue cuma mau bilang :

You're not alone, guys

Kalo lo ngerasa sendiri, ngerasa menye kayak gue, insomnia akut, lo gak usah sedih. Gue juga kok hahaha :p

Surat Malam

Bila aku dapat
Inginku simpan senyum itu
Senyum yang untukku
Agar jangan yang lain simpan

Mengertilah
Otakku buyar karenamu
Hanya kamu di asaku
Jangan pernah berubah, aku mohon

Aku berteriak
Hening
tersapu oleh riuh angin
terkalahkan oleh dinginnya pagi

Aku menangis
perih
tapi mati
Ya, mati dalam cintamu

CERPEN KEDUAKU, juara 2 LMCR 2010

SINDHEN TROTOAR

Karya : Elisabeth Hilda

"Ilir-ilir, ilir-ilir ..

Tandure wus sumilir.

Tak ijo royo-royo , tak sengguh temanten anyar .."

Sayup-sayup kudengar suara merdu si wanita. Di tengah redupnya lentera merah, kucoba tuk terlelap. Melepas semua penat dan membawaku ke surga kecilku.

****

"Ndhuk , ayo tangi ! -Nak , ayo bangun !" seruku.

Anak gadis ini, susah sekali dibangunkan ? Padahal jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Bisa-bisa dia terlambat. Kudengar suara lirihnya menjawab, menandakan dia tlah berhasil mengumpulkan kesadarannya. Kusiapkan bekal untuknya, bekal yang kubuat penuh kasih sayang. Berharap ia pun akan memberi kasih sayang yang sama pula untuk sesamanya. Tak kusangka, Nawang sudah sebesar ini. Masih terkenang olehku masa kanak-kanaknya yang penuh keceriaan. Tapi sekarang, dia sudah menjelma menjadi gadis berusia 15 tahun yang dewasa.

Nawang dan Sekar, dua bidadariku .

****

Mataku terasa berat, berat sekali. Kudengar suara Simbokku yang mencoba membangunkan. Kugerakkan kaki dan tanganku, tapi semua terasa membeku. Bibirku pun bergetar, tak kuat diterpa udara malam. Tapi aku harus bangun, dunia telah memanggilku ! Dengan tubuh yang berat, kulakukan rutinitas remaja pada umumnya, merapikan tempat tidur, mandi, dan berdandan. Tapi perbedaannya, mana mungkin ada anak remaja yang bersiap-siap menuju sekolahnya pagi-pagi buta begini? Mungkin si Jago pun belum membuka matanya. Akhirnya selesailah sudah ritual pagiku. Kumelirik ke arah jam dinding yang menunjukkan angka 4 nya dan berharap tak menyia-nyiakan waktu yang kupunya. Aku harus sampai di sekolah pukul setengah 7 ! Tak mau aku mengulang keterlambatanku yang dulu. Setelah berpamitan dengan Simbok dan Sekar, aku pun menyapa dunia dan menyambut hariku yang baru, berharap dapat sesegera mungkin sampai ke sekolah yang selama ini aku banggakan.

****

Pagi ini Mbak Nawang ceria sekali? Ada apa ya? Parasnya memancarkan sinar dan matanya berseri-seri. Mungkin karena ini hari pertama pelajar masuk sekolah, sehingga Mbak Nawang tampak secerah ini. Secerah purnama di Bulan Agustus.

Tapi mengapa aku tidak merasakan keceriaan seperti Mbak Nawang?

Mbak Nawang memang sempurna, sudah cantik, pintar, mendapat beasiswa, baik pula. Berbeda dengan aku yang tak terlalu menonjol ini. Bisa dibilang, aku iri padanya. Tapi bagaimana reaksi Mbak Nawang jika mengetahui adiknya sendiri iri padanya? Aku tidak mau menyakiti hati Mbak Nawang, tapi aku juga tidak bisa membohongi perasaanku.

****

Sejenak aku merenung, sembari menyiapkan tas sekolah Sekar yang dia dapat dari pemerintah . Tuhan itu sungguh baik. Ia memberikanku kekuatan untuk menghadapi semua cobaan hidup ini. Walau keluarga kami miskin harta, tapi Dialah yang memberi kekayaan hati pada kami. Keluarga yang harmonis. Nawang selalu membantuku disela-sela kesibukannya mempertahankan beasiswa untuk bersekolah di kota, dan Sekar, walau manja, tapi ia dapat mengerti kesulitan simboknya ini. Sungguh Tuhan Maha Besar ! Dialah pula yang menguatkanku dalam menghadapi kelakuan bejat suami –em,mantan suami-ku.

****

Tinggal 15 km lagi aku sampai di kota Wonosari, yang jaraknya kurang lebih 20 km dari desaku, Desa Giri Suko. Mungkin tak banyak anak desa mau sepertiku, berjalan kaki 2 jam hanya untuk bersekolah. Tapi kulakukan ini semua untuk Simbokku. Simbok selalu berpesan agar aku tak berhenti belajar, selama pemerintah masih berbaik hati memberiku beasiswa. Hanya Simbok semangat juangku ! Ia tetap kuat meski bapak sudah meninggalkannya dan mengikat janji dengan janda kembang desa sebelah. Tidak habis pikir aku, tega-teganya bapak meninggalkan Simbok yang selama ini setia menjadi Simbok bagi aku dan adikku! Ketulusan Simbok dibalas dengan dusta !

"Ah, apa to sing tak pikir?-ah, apa sih yang aku pikirkan?"

Gumamku setelah kebencian itu lambat laun menguasai hatiku.

"Pancen aku sengit karo bapak, nanging bapak ya teteb bapakku !-memang aku membenci bapak, tapi bapak ya tetap bapakku !"

Lamunanku buyar, dan aku segera melanjutkan perjalanan. Perjalanan ini sudah biasa bagiku. Maklum, dua tahun sudah aku melewati jalan yang sama setiap harinya. Sawah yang sama dan kesejukan yang sama.. Semua ini berkat pemerintah yang baik datang ke desaku dan menawarkan beasiswa bersekolah di SMP Negri Wonosari.

Tak terasa 2 jam berlalu dan akhirnya aku bertemu dengan jalan raya besar yang tak pernah ku lihat di desaku. Segera kucari kendaraan besi itu –yang biasa aku naiki- dan menuju ke SMP Negri Wonosari. Uang sakuku hanya cukup untuk membayar ongkos bis pulang balik. Untuk itu, aku membawa bekal dari rumah -gorengan Simbokku- gorengan terlezat yang pernah aku rasakan, karena memang tak pernah aku merasakan gorengan lain. Tapi bukan berarti hal itu membuat gorengan Simbokku berkurang kelezatannya. Perjalanan yang berlangsung 30 menit itu akhirnya selesai juga. Bis yang kunaiki berhenti di sebuah halte depan sekolah. Aku bergegas turun dan mengumpulkan semangatku untuk melangkah. Sekolahku nyaman, besar dan bersih, berbanding 180 derajat dengan SMP di Desa Giri Suko.

"Aku sungguh beruntung," pikirku.

Di sekolah, aku memang dikenal sebagai anak yang cukup cemerlang, tak pernah bergeser dari jabatan juara kelas. Suatu hal yang membanggakan, mengingat latar belakangku sebagai orang desa. Tapi aku tetap bersyukur dengan keadaanku itu, selama aku masih bisa bersekolah.

"Hey, manis, nanti bisa tidak pergi ke mall bersamaku? " terdengar suara lembut seorang gadis yang hampir setiap hari kudengar. Menyapaku dengan senyum khasnya.

"Ealah, kamu kan tahu sendiri rumahku di desa ? Mau pulang pukul berapa aku jika harus pergi ke mall bersamamu ?"

"Em , baiklah Nawang "

"Cheryl-cheryl , mungkin memang lebih baik kau berteman dengan Nindya saja."

"Mengapa kamu berkata seperti itu ? Tak suka kamu jika aku jadi temanmu ? "

"Ealah, Ndhuk, rasah nesu ngono !-ya ampun, nak, jangan marah begitu ! Mengko ayumu ilang digondhol wewe* !-nanti cantikmu hilang diambil wewe !"

"Lah kowe kui wewe ne !-ya kamu itu wewenya !"

Kami pun tertawa bersama. Ya, Cheryl memang orang berada. Ayahnya anggota DPR dan Bundanya bekerja sebagai karyawan perpajakan. Bukannya aku tak suka dengan orang berada, tapi, kau tahu sendirilah, pasti ada rasa iri merasuk di hatiku. Dan untungnya Cheryl berbeda. Dia bisa memaklumiku walau terkadang prinsip kami bertolak belakang.

Teett .. teett . Bel pulang pun berbunyi. Segera aku pamitan pada Cheryl lalu memutar mata ke segala arah, mencari bis yang biasa kunaiki. Tak berbeda dengan keberangkatanku, kepulanganku pun memakan waktu sekitar 2,5 – 3 jam. Melelahkan memang, tapi ku yakin kelak akan ada hasil untukku. Sesampainya di rumah, segera kulepas penat di tubuh. Beristirahat sejenak sembari menata buku untuk pelajaran esok.

Tepat pukul 4 ,

"Simbok, gorenganipun pundi ?-Simbok, gorengannya mana?"

"Iki Ndhuk, wis Simbok cepaki –ini, nak sudah Simbok siapkan"

Segera kutata ulang dagangan Simbokku ini, lalu kulangkahkan kakiku, hendak menapaki jalan desa dan berkeliling menjajakan gorengan.

"Ndhuk, ngati-ati ya! "

"Nggih, Mbok !"

Tubuh kurusku ini berusaha menopang nampan penuh gorengan di bawah matahari sore yang mulai malu memancarkan sinarnya.

"Gorengan, gorengan !" teriakku.

Seperti biasa, muncullah pelanggan-pelanggan setia Simbokku . Ada yang sedang menggendong anaknya, pulang dari sawah, ataupun juga petani yang barusan membajak sawah dan tak sengaja berpapasan denganku. Aku cukup kewalahan, maklum gorengan Simbokku memang terkenal kelezatannya.

Kulanjutkan perjalanan mengitari desa untuk mencari pembeli selanjutnya.

"Mbak, iki wis arep maghrib, ora bali po?-mbak, ini sudah mau maghrib, tidak pulang?" teriak seorang anak kecil.

*)sejenis setan

"Iya, aku ameh bali og. Lah kowe ra bali? Bareng pa piye ?-iya, aku mau pulang kok. Lah kamu tidak pulang? Mau bareng tidak ?"

"Lah ayo !"

Bersama si anak kecil, aku pun pulang dengan membawa hasil yang cukup banyak. Dari kejauhan , kulihat si Sekar kecil menungguku dengan memampangkan lesung pipitnya yang manis. Entah mengapa senyumnya itu dapat mengurai benang kusut di otakku.

****

Kulihat Mbak Nawang datang dengan wajah penuh peluh, tapi anehnya, ia tetap terlihat bak bidadari. Sesampai di rumah, kupeluk dia erat-erat, berharap bisa menghilangkan rasa lelahnya.

"Mbak Nawang entas bali pa? Aku og ora ndhelok?-Mbak Nawang barusan pulang ya? Kok aku tidak lihat?"

"Iya dhek, mbak isih kesel iki heheh.. iki isih ana gorengan turah, dimaem ya ?Dienggo lawuh. –iya dik, mbak masih capek ini heheh.. ini masih ada gorengan sisa, dimakan ya ? Untuk lauk."

"Nggih mbak, mbak ya maem, ndhak an saya cungkring. –ya mbak, mbak juga maem, nanti kalau tidak tambah kurus," gurau adikku, Sekar.

"Ealah, dhek, cungkring-cungkring ngene rosa loh !-ya ampun dik, kurus-kurus gini kuat loh !"

"Halah, kaya Mbah Maridjan ae ?"

Kami pun tertawa bersama. Setelah itu, kami makan malam dengan menggunakan nasi liwet dan sisa gorengan Simbok.

"Simbok nyindhen ?"

"Ho o, entas wae og mbak ."

Suara Simbok memang merdu, tak heran jika ia termasuk sindhen terlaris di Desa Giri Suko. Setiap hari ada saja jadwal manggungnya. Sebenarnya, terlintas di benakku untuk mengikuti jejak Simbok menjadi pesindhen. Tapi aku baru berusia 12 tahun. Apa mau bos Simbok menerima aku ?

****

Ingin rasanya aku sesegera mungkin pulang! Apalagi setelah melihat lelaki itu –mantan suamiku- dan kembang desa selingkuhannya datang ke acara peresmian Balai Desa. Tapi demi profesionalisme, aku akan berusaha menutupi rasa gundahku. Acara sebentar lagi dimulai dan teman-temanku sudah selesai melakukan ritual dandan mereka. Tapi mengapa tiba-tiba rasa benci itu menguasaiku ? Oh Tuhan, jangan sampai lelaki itu mengganggu fokusku.

Acara pun dimulai dan kami mulai menyindhen. Sesekali kumelirik ke arah mereka. Dua sejoli yang sedang kasmaran. Hal itu membuat suaraku melenceng dari nada dan pitchku 'lari' tak sesuai dengan aransemen yang disediakan. Sudah kucoba menahan diri. Tapi …

Akhirnya penampilan kami selesai jua. Aku merasa lega. Tapi tumbuh rasa bersalah pada teman-temanku. Namun tetap saja, aku diam. Tak mungkin kan aku bercerita panjang lebar tentang masalahku? Mereka mungkin takkan mempedulikannya.

Seperti biasa, setelah pentas, kami membagi honor.

"Jilah, anakmu sing jenenge Nawang ki pinter nembang* to ?-Jilah, anakmu yang bernama Nawang itu pinter nembang kan ?" tanya Pak Supri, bisa dibilang ialah juragan di desaku. Tapi tak sedikitpun aku menghormatinya, sifatnya yang hidung belang itu sudah cukup membuatku gerah.

"Iya, emang ngapa?"

"Ngene, aku butuh sindhen cilik. Piye nek anakmu dadi sindhen kaya kowe?Arep tak jak menyang kutha Jakarta-begini, aku butuh sindhen kecil. Bagaimana jika anakmu jadi sindhen seperti kamu? Mau aku ajak ke Jakarta."

"Wah, aku ra isa mangsuli saiki, Jakarta ki adoh je! Ana apa kok kudu menyang Jakarta?"-wah, aku tidak bisa menjawab sekarang, Jakarta itu jauh! Mengapa kok harus pergi ke Jakarta?"

"Ning kana ana pemilian sindhen cilik ! Ya wis nek ra gelem"

"Ya sik, tak takon bocah e sik!-Bentar, aku akan bertanya pada anaknya dulu"

****

Setelah selesai makan, kami melanjutkan rutinitas kami sebagai pelajar. Adikku yang baru menduduki bangku kelas 6 di SD Desa Giri Suko pun tak mau kalah denganku yang bersekolah di kota. Kuluangkan waktu untuk sesekali mengajarinya. Bagaimanapun aku ingin yang terbaik untuk adikku. Ia harus lebih baik dariku !

Langit-langit desa memang sudah meredup, sesekali kulihat keluar jendela, keindahan bulan yang menghiasi angkasa gelap. NAWANG WULAN, nama yang diberikan Simbok padaku. Kini aku paham harapan Simbok bagi anak sulungnya ini. Ia ingin aku menjadi penerang disaat yang lain meredup, sama seperti bulan.

"Mbak, aku arep turu, tembangke Ilir Ilir !-mbak, aku mau tidur, tolong nyanyikan Ilir Ilir !"

Pinta adikku, sejenak membuatku melupakan filosofi NAWANG WULAN.

"Ilir-ilir, ilir-ilir ..

Tandure wus sumilir.

Tak ijo royo-royo , tak sengguh temanten anyar .."

Kuakui suaraku memang tak semerdu Simbok, tapi untunglah bisa membuat adikku terlelap dan masuk ke alam bawah sadarnya. Sejenak kulihat lentera merah yang menjadi satu-satunya penerang di ruang tidur ini, lentera yang dibuat oleh Simbok saat ulang tahun adikku yang ke 11. Ulang tahun yang pasti takkan terlupakan olehnya. Itulah kali pertama Simbok memberinya hadiah.

*)menyanyikan lagu jawa

****

Aku tak bisa tidur. Pikiranku melayang entah ke mana. Hatiku gelisah, tak tahu apa yang terjadi. Mungkin Mbak Nawang mengira aku sudah tertidur lelap, melepas kegalauan dan membawanya ke alam mimpi. Ya, aku mencoba untuk tidur. Tapi tak bisa. Sambil mendengar suara merdunya, sesekali aku meresapi suara jangkrik malam. Terdengar selaras dengan lagu Ilir-ilir yang ditembangkan oleh Mbak Nawang. Tapi ? Apa itu ? sepertinya aku mendengar suara pintu terbuka ? Dan aku pun merasakan badannya yang hangat pergi menyusuri kegelapan.

****

Sesampainya di rumah, aku langsung disambut oleh Nawang. Di bawah cahaya remang-remang kulihat senyumnya teruntai indah. Sejenak telah menghilangkan sisa-sisa kegalauanku. Aku menanyakan keberadaan Sekar, dan ia mengatakan bahwa Sekar telah tertidur lelap. Dengan sedikit ragu, aku menyampaikan tawaran tadi padanya. Tak kusangka ia malah menolak dan lebih mementingkan beasiswanya. Jujur, tak ada kekecewaan yang kurasakan. Aku malah bangga pada Nawang karena ia telah melekatkan pesanku dalam-dalam di lubuk hatinya.

****

Sesungguhnya, aku sedikit kecewa mendengar tawaran Simbok. Bukankah dulu ia yang menyuruhku berkonsentrasi pada beasiswa ? Mengapa sekarang malah menawariku menjadi sindhen kecil? Bukankah Simbok tahu rutinitasku sehari-hari? Melakukan rutinitas yang biasanya saja sudah membuatku keteteran. Apalagi ditambah dengan rutinitas yang satu ini? Apalagi predikat Pak Supri yang tidak –begitu- baik di desaku. Mengapa masih percaya pada lelaki hidung belang itu?

****

Setelah kepergian Mbak Nawang, kulangkahkan kaki mungilku mengikutinya. Tak sengaja alat inderaku mendengar percakapan antara Simbok dan Mbak Nawang. Terkejutnya aku mendengar penolakan Mbak Nawang. Mungkin menjadi pesindhen bukanlah tujuan hidup Mbak Nawang, tapi seandainya aku menjadi dia, takkan sanggup aku menolak tawaran sebagus itu! Tawaran yang mungkin baginya hanya akan menambah beban hidupnya.

Kuberanikan diri memotong pembicaraan mereka.

"Simbok, kula mawon ingkang bidhal!-Simbok, aku saja yang pergi!"

Kulihat raut muka mereka. Terkejut. Mungkin mereka berpikir, bisa apa dia?

"Kowe ngomong apa to Ndhuk? Masak kowe gelem menyang Jakarta karo Pak Supri? Kesambet apa kowe?" jawab Simbok dengan ketus.

"Mboten Mbok, kula namung kepengin dados sindhen kados Simbok!-Tidak Mbok, aku hanya ingin menjadi pesindhen seperti Simbok!"

"Tapi apa kamu yakin? Mosok kamu ya percaya toh sama Pak Supri?"

Akupun menangis. Mengapa Simbok tidak peka pada perasaanku? Setega itukah Simbok padaku? Andai saja Simbok tahu, menjadi pesindhen adalah impianku.

"Mbok, kasihan Sekar. Toh semua orang bisa berubah to? Kita ndak boleh menilai orang buruk dulu. Siapa tahu Pak Supri malah bisa menjadikan Sekar sindhen yang terkenal?" kata Mbak Nawang sembari mendekatiku dan kemudian memelukku.

"Ya sudahlah, tapi kamu yakin, Ndhuk ?"

Akupun mengangguk. Tentu saja aku yakin. Inilah impianku.

"Baiklah kalo begitu adanya. Simbok ndak bakal melarang"

Aku pun meninggalkan Mbak Nawang dan kemudian memeluk tubuh Simbok. Sudah lama aku tak merasakan kehangatan tubuhnya. Lama sekali.

****

Kucoba katupkan mataku. Tapi tak bisa. Tak henti-hentinya aku memikirkan Sekar. Apa aku yakin akan menitipkan Sekar pada lelaki paruh baya itu? Perasaanku jadi tak karuan. Kepalaku terasa berat dan nafasku sesak. Tapi aku teringat pada perkataan Nawang. Ya, mungkin aku harus menghilangkan curigaku pada Pak Supri. Memang tak baik menaruh curiga seperti ini. Karena aku yakin semua manusia bisa berubah. Tak terkecuali Pak Supri.

****

Jam beker ku sudah berbunyi. Tak seperti biasanya, Simbok tak membangunkanku. Ada apa gerangan ? Aku pun melangkah keluar. Tak ada tanda-tanda kehadiran Simbok di ruangan sempit yang lazim kami sebut ruang tamu itu. Di mana Simbok ? Ah, mungkin Simbok terlalu lelah untuk bangun sepagi ini. Toh bukan suatu kewajiban untuknya bangun sepagi ini. Ini adalah kewajibanku. Kususuri ruangan sempit itu menuju kamar Sekar. Dari balik tirai merah jambu yang sudah usang, kulihat wajah mungilnya sedang tertidur pulas. Membiarkan jiwanya tentram sejenak. Mempersiapkan diri untuk kepergiannya yang belum tahu kapan itu. Semoga saja itu jalan yang terbaik untuk Sekar.

****

Si Jago berkokok nyaring dan aku pun mulai membuka mata. Kurasakan hawa pagi yang menentramkan jiwa. Merayuku agar ku kembali terlelap. Tapi Simbok memanggilku, dan membawaku keluar. Ku lihat pria paruh baya berkumis menatapku dengan aneh. Tak ingin dia meluputkan pandangannya walau sejengkalpun dari tubuh mungilku. Tubuhnya gagah, tampak sesuai dengan kumis wibawanya. Tapi tak nyaman aku menatap matanya. Setajam pisau belati ! Simbok pun mengatakan padaku bahwa pria itu adalah Pak Supri, yang akan mengajakku pergi ke kota metropolitan itu. Aku pun mendadak girang dan bersemangat. Melupakan semua ragu pada si pria berkumis. Ia menyuruhku mengemas barang, karena kami akan pergi siang ini. Sebenarnya, aku terkejut mendengar hal itu. Tapi sebelum kusampaikan rasa terkejutku, Simbok sudah lebih dulu bertanya,

"Eh, og mendadak to ? Apa ndak lebih baik kalau seminggu lagi saja berangkatnya?"

"Ora, luwih cepet, luwih apik !"

Kulihat Simbok termenung sejenak. Tak dapat mengatakan apa-apa. Ia pun menatapku, seolah mengatakan : Aja lunga, Ndhuk ! Simbok ora rila! -jangan pergi, Nak ! Simbok tidak rela !

Tapi tekadku sudah bulat. Aku pun berlari menuju kamar, menyiapkan barang-barangku. Setelah semuanya terkemas dalam tas ranselku, kutatap sekeliling. Meyakinkan diri bahwa tak ada satu pun yang luput. Tapi .. Lentera merahku ! Hadiah pertamaku dari Simbok. Maafkan aku karena tlah meluputkanmu. Tenang, akan kubawa kau kemana saja aku pergi ! Aku pun bersiap-siap. Memastikan diriku dalam keadaan secantik mungkin. Tak lupa kusisir rambut ikalku yang nyaman tergerai dan menyaputkan pemutih itu ke seluruh wajahku. Sejenak berpikir untuk menyamai kecantikan Mbak Nawang .

Setelah selesai dengan ritualku itu, aku keluar. Menemui Simbok dan pria berkumis itu –em, Pak Supri- Aku pun berpamitan dengan Simbok. Kumohonkan doa restu. Wanita cantik itu melepasku tanpa ada setetes pun air mata yang jatuh menggelayutinya. Tapi kesedihan tetap terpancar di wajah lembutnya. Matanya yang sayu itu. Tak kuat aku menatapnya. Aku memang merasa bersalah. Tapi aku yakin, mimpi ini tak akan sia-sia. Karena hidupku berawal dari mimpi.

****

Kulihat mobil itu melaju. Membawa si bidadari kecil yang penuh impian. Tak rela hati ini. Namun, aku menyerahkan semuanya pada kehendak Tuhan. Tuhan akan memberi yang terbaik untukku -itulah keyakinanku- Keyakinan yang bagi sebagian orang merupakan kekolotan. Tapi aku tak peduli pada mereka. Ini hidupku, bukan hidup mereka. Apa yang harus terjadi, terjadilah. "Kuatkanlah aku untuk segala resiko ini Gusti !"


****


Tak kusangka sudah setahun lebih aku melewati hariku tanpa kehadiran si lesung pipit. Tak ada kabar dari Pak Supri. Semuanya hilang bagai terbawa angin musim barat di Bulan Desember. Apa yang terjadi dengan adik kecilku? Bagaimana keadaannya? Apakah ia baik-baik saja di bumi orang? Sekarang Simbok tergolek lemah tak berdaya di atas ranjang. Menanti kedatangan si buah hatinya. Aku pun terpaksa berhenti sekolah. Mengurus Simbok yang mulai redup ditelan waktu. Tak tega hati melihat wanita itu terperangkap dalam kesedihan. Kehilangan sinar yang terlarut bersama kenangan indah si buah hati. Tapi apalah daya? Tak mungkin aku pergi menyusulnya dan meninggalkan Simbok di gubug reot ini. Tak ingin aku kehilangan keduanya. Tapi aku hanyalah seorang gadis kecil. Bukan seorang penuntut ambisius yang bisa melakukan segalanya demi menemukan mutiara hatinya. Jika aku bisa, akan kulakukan itu! Namun .. Simbok membutuhkanku di sini.

Bila malam tiba, aku hanya merenung, berdoa pada Tuhan yang Empunya Segalanya. Berharap ada secerca harapan untukku. Rasanya tak sanggup aku hadapi semua. Ingin kutinggalkan masalah yang ada! Tapi, apa aku setega itu pada Simbok yang 15 tahun ini sudah merawatku dengan baik? Akan kupatahkan paradigma "kasih anak sepanjang galah!" Aku akan setia merawat Simbok! Walau sampai selamanya, kan kutemani Simbok. Aku akan menjadi penerang di saat yang lain meredup!

****

Kehidupanku kini berbeda 180 derajat dengan kehidupanku dulu. Memang, kini aku bisa bernyanyi. Membebaskan asaku melalui melodi-melodi indah yang keluar dari pita suaraku. Menyuarakan harapanku lewat nada-nada yang selaras dengan hati.

Tapi, mengapa harus di sini ?

Di tengah-tengah jalanan ramai dan kebisingan lalu lintas. Berharap si tiga warna memunculkan amarah merahnya sehingga mobil-mobil besi berhenti dan tunduk padanya. Bernyanyi dan berharap si kaya mau membuka pemisah antara kami dan mengulurkan sedikit harapan untukku agar tak dipukuli bos lagi.

Di sinilah aku, di jalan ramai Kota Jakarta. Menjadi Sindhen Trotoar dan menyuarakan tangisan hati. Berharap menemukan jalan pulang dan tak dipukuli lagi.

Aku kangen Simbok! Kangen Mbak Nawang!

Meneteslah air mataku. Kulihat mereka jatuh dan membasahi aspal trotoar yang kering. Sekering hatiku. Aku menyesal atas semuanya. Ingin ku ulang waktu dan kembali. Tapi masih adakah jalan pulang untukku?




-Cerpen ini aku persembahkan untuk semua Sindhen Trotoar,

Yang masih menunggu datangnya keadilan

menyelamatkan mereka dari semua kesemuan yang ada-

5 Orang Jenius Dengan Latar Belakang dan Kelainan Yang Unik

Sir Isaac Newton (1642 - 1727)

Dengan begitu banyaknya kontribusi di bidang fisika dan mekanika, Sir Isaac Newton terkenal sebagai pemikir ulung. Memang, dari berbagai jajak pendapat mengenai kedua ilmuwan ini menunjukkan bahwa publik sepakat kalau Newton bahkan melebihi Einstein dalam hal pengaruh [sumber: The Royal Society]



Menurut ensiklopedia Britannica Newton mengalami psychotic tendencies dan mood swings. Selain itu, berbagai surat yang dibuatnya menyimpulkan bahwa secara teoritis ia menderita skizofrenia [sumber: Glover].

Ayah Newton meninggal sebelum ia lahir, dan ia dipisahkan dari ibunya antara usia dua dan 11.Gangguan mental yang dialaminya mungkin akibat dari trauma yang berkepanjangan akibat masa kecilnya.
 


Ludwig van Beethoven (1770 - 1827)

Kontribusi Beethoven di dunia musik sangat monumental. Kegairahannya dan musikalitasnya yang begitu intensif dan cemerlang membawa musik instrumental ke jenjang yang baru. Namun, sang komposer memiliki kehidupan yang sukar. Ayahnya seorang pemabuk berat dan besar dalam keluarga yang tidak harmonis sampai umur 18 tahun.



Satu masalah tragis yang dihadapinya adalah bahwa ia harus mulai kehilangan pendengarannya sejak berumur sekitar 30 sampai 49 tahun, yang sepertinya dampak dari pemukulan yang dilakukan ayahnya. Hebatnya, ia justru sanggup menggubah karya2 masterpeace-nya saat ia benar-benar tuli.

Beethoven beberapa kali menuliskan sejumlah surat kepada saudaranya, banyak dari tulisan itu menceritakan keinginannya untuk bunuh diri.

Francois Martin Mai berpendapat bahwa sang maestro terindikasi mengidap bipolar depression, hal itu dituliskannya dalam buku "Diagnosing Genious". Mai juga menduga kuat bahwa Beethoven banyak menghabiskan masa hidupnya mengidap bipolar disorder.
 


Edgar Allan Poe (1809 - 1849)

Terkenal dari puisinya yang berjudul "The Raven" Edgar Allan Poe, seorang penulis yang sering mengarang kisah-kisah detektif dan cerita horror. Ia memiliki gaya penekanan yang kuat dan terstruktur dalam cerita-ceritanya. "The Murders in the Rue Morgue", yang terbit tahun 1841, disebut-sebut sebagai kisah modern detective pertama.



Sekalipun memiliki skill menulis, Poe terkenal sebagai seorang pemabuk, dari surat-suratnya terungkap bahwa ia bermasalah dengan suicidal thoughts. Tidak ada yang tahu penyebab dan banyak hal mengenai kematiannya di umur 40 tahun, tapi mungkin karena sakit jantung yang disebabkan kebiasaannya yang suka mabuk itu.

Berdasarkan pengamatannya pada surat-surat Poe, Kay Redfield Jamison berspekulasi bahwa Poe mengidap manic-depressive, atau yang sekarang disebut bipolar disorder.

Di dalam bukunya, dia beranggapan kreatifitas yang dimiliki seorang Poe berkembang dari sebuah kegilaan. Dia menulis "mind-sickness dapat memunculkan cosmic-perspectif yang membuahkan kreatifitas mengalir deras".


Vincent van Gogh (1853 - 1890)

Lukisan-lukisan Vincent van Gogh , seperti "Starry Night" dengan cepat dikenali dari keunikan dan ekspresi sapuan kuas. Namun, itu tidak membuat van Gogh mendapatkan popularitas sampai pada kematiannya. Tetapi sekarang ia dianggap salah satu yang terbesar dalam sejarah pelukis


 



Kehidupan Van Gogh sangatlah tersiksa. Hampir semua orang mengenalnya sebagai seorang pelukis yang memotong sebagian telinganya sendiri. Dia diduga kuat pernah "mabuk" terpentin dan pernah mencoba makan cat [sumber: Mancoff]. Tragisnya, ia bunuh diri pada tahun 1890.

Penulis D. Jablow Hershman dan Dr Julian Lieb mengatakan dalam buku mereka "Manic Depresi dan Kreativitas" bahwa van Gogh telah mengalami bipolar disorder. Dalam bukunya "Touched with Fire" Dr Kay Redfield Jamison menemukan kesimpulan yang sama.

Dia juga membahas seni van Gogh dalam hubungan dengan penyakit mental. Misalnya, ia mencatat bahwa pola musiman yang khas dari suasana hati dan psikosis sejajar dengan produktivitas van Gogh, yang juga bervariasi oleh musim. Sedangkan yang lain mengira ia menderita skizofrenia [sumber: Delisi].


John Nash (1928)

Pemenang penghargaan film "A Beautiful Mind" mempopulerkan cerita tentang John Nash. Nash adalah seorang matematikawan terkenal di dunia yang berjuang dengan skizofrenia paranoid setelah datang dengan kontribusi yang signifikan pada konsep "game theory".



Ide dari "Nash Equilibrium," yang membahas apakah para pemain dalam sebuah permainan bisa mendapatkan keuntungan jika salah satu dari mereka perubahan strategi, dapat diterapkan pada berbagai bidang, termasuk ekonomi. Militer AS bahkan telah mengadopsi berbagai teknik dari idenya pada Perang Dingin

Walaupun film (berdasarkan biografi Sylvia Nasar dengan nama yang sama) bebas bercerita tentang kehidupan Nash, dia mengalami halusinasi dan delusi. Halusinasi nya termasuk mendengar suara-suara, tetapi tidak melihat orang-orang atau hal-hal yang tidak ada di sana.

Dia mulai memiliki delusi keagungan dan percaya bahwa dia akan termasuk dalam tokoh-tokoh dunia [sumber: PBS].

Setelah menghabiskan sekitar 30 tahun berjuang dengan kekacauan dan menghabiskan waktu masuk dan keluar dari rumah sakit, ia mulai pulih secara signifikan pada akhir 1980-an.

Pada tahun 1994, John Nash menerima Penghargaan Nobel dalam Ilmu Ekonomi untuk karya awalnya dengan "game theory".

_____________________


 

Ternyata orang jenius juga punya masa lalu yang menyedihkan ya? Tergantung gimana kita bisa survive menjalani semuanya :p gue posting ini Cuma buat ngingetin ke temen-temen kalo setiap orang punya kekurangan dan kelebihan. Bahkan orang sekelas issac newton pun begitu. Jadi jangan pernah minder.


 

Every man has a silver lining, guys :p