Kamis, 03 Maret 2011

Sepenggal Kisah Hidupku




Guys, cerita ini adalah refleksi agamaku. Semoga refleksi ini bisa membuat kalian sadar, kalian beruntung, masih ada sepasang jiwa yang memperdulikan kalian dan menemani kalian saat ini. ORANGTUA

*******

“Saat aku pertama kali membuka mata , terlihatlah sepasang manusia yang membelai juga menimangku , mereka juga mengucap syukur atas kehadiranku ..”

Itulah sepenggal kejadian yang masih tersimpan di memoriku . Dari situ aku tahu kalau kehadiranku sangat berarti untuk kedua orangtuaku .

15 tahun sudah mereka merawatku dari bayi -saat aku tak bisa berbuat apa-apa- sampai sekarang ini . Mereka yang biasa aku panggil mama dan papa ….

Aku ingin bercerita tentang sebuah pengalamanku , saat umurku 3 tahun , tiba_tiba aku tidak nafsu makan , mama dan papa sudah mengajakku ke KFC -karena KFC adalah tempat favoritku saat aku tidak nafsu makan- akan tetapi , tetap saja aku tidak mau makan . Mama dan papa yang bingung , langsung membawaku ke rumah sakit Saint Carollus , Jakarta –saat itu aku masih tinggal di Jakarta- setelah melakukan cek darah , akhirnya dokter mengatakan bahwa aku terkena DBD . Akupun langsung diopname . Selama menjalani perawatan , mama tidak henti-hentinya menemaniku , akupun ingat , mama membelikanku boneka Barbie untuk memacu semangatku , aku sangat senang dan berjanji akan segera sembuh . Saat aku mengingat hal itu , aku pun menyadari bahwa mama sangat menyangangiku .. Tapi mengapa terkadang aku beranggapan kalau mama tidak menyangangiku ? aku memang jahat kalau beranggapan seperti itu ,tapi terkadang emosi , kemarahan dan keegoisanku membisikkan hal itu ke hatiku .. Aku pun bertambah marah .. Tapi sekarang aku sadar, semua kemarahan atau larangan mama hanya bertujuan untuk melindungiku .

Saat umurku 5 tahun , papa meninggal karena penyakit kanker . Aku yang masih kecil hanya berdiam melihat tangisan mama . Mama pun sampai pingsan saat menyadari bahwa suaminya tercinta sudah pergi menghadap Tuhan ( Papa meninggal karena menjadi perokok pasif , sejak mengetahui hal itu , aku membenci rokok )

Beranjak besar , aku mulai tahu kesulitan mama . Menjadi single parent yang mempunyai 2 anak (aku dan adekku) tidaklah mudah . Tapi , keluarga tetaplah yang terpenting bagi mama . Terkadang aku berpikir kalau Tuhan itu jahat .. mengapa memanggil papa begitu cepat ? Padahal aku dan adekku masih begitu kecil .. Tapi mama berkata padaku , “Tuhan pasti tidak akan memberi cobaan yang lebih dari kemampuan kita . Papa juga tidak benar-benar pergi , papa ada di sana untuk menjadi pengantara kita dan Tuhan “ dan kata-kata itu yang selalu terngiang di benakku . Mama juga seorang wanita yang tegar , dengan kerja kerasnya sendiri , ia dapat menghidupi aku dan adekku .

Mama sering marah karena aku dan adekku bertengkar , tapi kami tetap saja bertengkar setiap hari . Iya , kami memang tidak bisa akur . Mama sampai pernah bilang , “ Nanti kalau mama sudah mati , masa kalian mau bertengkar terus ?” kalimat itulah yang membuat aku dan adekku sadar , lalu berjanji tidak akan bertengkar lagi .

Sewaktu kecil aku selalu membayangkan mempunyai keluarga yang lengkap dan kaya adalah suatu kebahagiaan yang tiada tara . Tapi , melihat pengalaman teman-temanku yang tidak terlalu bahagia –padahal mereka kaya dan orang tua mereka lengkap- aku jadi sadar , bahwa aku harus bersyukur . Walau keluargaku sederhana dan orang tuaku sudah tidak lengkap , tapi aku tetap merasa bahagia . Aku merasa bahwa inilah karunia Tuhan , walau orang tuaku sudah tidak lengkap lagi , tapi aku tetap merasa bahagia –walaupun pasti ada masalah kecil-. Mama juga selalu mengatakan , “kalau kita bersyukur , kita pasti bahagia .”.

Peran mama dan papa sangat berarti untukku . Sewaktu kecil aku pernah bertanya pada mama ,”Apa yang bisa aku lakukan untuk membalas semua kebaikan mama ?” Mama hanya menjawab, “Belajarlah yang rajin dan jadilah anak yang baik” . “Hanya itu ? Aku kira ucapan terima kasih harus menggunakan uang , “ jawabku polos. Mama hanya tertawa . Sampai sekarang aku berusaha untuk belajar yang rajin dan menjadi anak yang baik . Selain itu , aku merasa tidak ada yang bisa aku lakukan . Aku hanya bisa membuat sebuah puisi …..

Pelitaku

Pertama kali aku membuka mata

Itulah kali pertama aku melihat cahaya

Cahaya dari sebuah pelita terang

Tak redup Tak benderang

Pelita yang selalu ku bawa di saat gelap

Pelita yang membawaku ke jalan emas

Pelita yang menerangi langkahku

Di saat ku ragu untuk melangkah

Walau kau dicaci karena burukmu , tapi aku tak peduli !

Karena mereka tak tahu apa-apa

Tak tahu jika di balik pelita buruk ini

Tersimpan suatu cahaya yang lebih dari emas mereka

-Untuk mama, papa juga adekku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar