“Saat aku pertama kali membuka mata , terlihatlah sepasang manusia yang membelai juga menimangku , mereka juga mengucap syukur atas kehadiranku ..”
Itulah sepenggal kejadian yang masih tersimpan di memoriku . Dari situ aku tahu kalau kehadiranku sangat berarti untuk kedua orangtuaku .
15 tahun sudah mereka merawatku dari bayi -saat aku tak bisa berbuat apa-apa- sampai sekarang ini . Mereka yang biasa aku panggil mama dan papa ….
Aku ingin bercerita tentang sebuah pengalamanku , saat umurku 3 tahun , tiba_tiba aku tidak nafsu makan , mama dan papa sudah mengajakku ke KFC -karena KFC adalah tempat favoritku saat aku tidak nafsu makan- akan tetapi , tetap saja aku tidak mau makan . Mama dan papa yang bingung , langsung membawaku ke rumah sakit Saint Carollus , Jakarta –saat itu aku masih tinggal di Jakarta- setelah melakukan cek darah , akhirnya dokter mengatakan bahwa aku terkena DBD . Akupun langsung diopname . Selama menjalani perawatan , mama tidak henti-hentinya menemaniku , akupun ingat , mama membelikanku boneka Barbie untuk memacu semangatku , aku sangat senang dan berjanji akan segera sembuh . Saat aku mengingat hal itu , aku pun menyadari bahwa mama sangat menyangangiku .. Tapi mengapa terkadang aku beranggapan kalau mama tidak menyangangiku ? aku memang jahat kalau beranggapan seperti itu ,tapi terkadang emosi , kemarahan dan keegoisanku membisikkan hal itu ke hatiku .. Aku pun bertambah marah .. Tapi sekarang aku sadar, semua kemarahan atau larangan mama hanya bertujuan untuk melindungiku .
Saat umurku 5 tahun , papa meninggal karena penyakit kanker . Aku yang masih kecil hanya berdiam melihat tangisan mama . Mama pun sampai pingsan saat menyadari bahwa suaminya tercinta sudah pergi menghadap Tuhan ( Papa meninggal karena menjadi perokok pasif , sejak mengetahui hal itu , aku membenci rokok )
Beranjak besar , aku mulai tahu kesulitan mama . Menjadi single parent yang mempunyai 2 anak (aku dan adekku) tidaklah mudah . Tapi , keluarga tetaplah yang terpenting bagi mama . Terkadang aku berpikir kalau Tuhan itu jahat .. mengapa memanggil papa begitu cepat ? Padahal aku dan adekku masih begitu kecil .. Tapi mama berkata padaku , “Tuhan pasti tidak akan memberi cobaan yang lebih dari kemampuan kita . Papa juga tidak benar-benar pergi , papa ada di
Mama sering marah karena aku dan adekku bertengkar , tapi kami tetap saja bertengkar setiap hari . Iya , kami memang tidak bisa akur . Mama sampai pernah bilang , “ Nanti kalau mama sudah mati , masa kalian mau bertengkar terus ?” kalimat itulah yang membuat aku dan adekku sadar , lalu berjanji tidak akan bertengkar lagi .
Sewaktu kecil aku selalu membayangkan mempunyai keluarga yang lengkap dan kaya adalah suatu kebahagiaan yang tiada
Peran mama dan papa sangat berarti untukku . Sewaktu kecil aku pernah bertanya pada mama ,”Apa yang bisa aku lakukan untuk membalas semua kebaikan mama ?” Mama hanya menjawab, “Belajarlah yang rajin dan jadilah anak yang baik” . “Hanya itu ? Aku kira ucapan terima kasih harus menggunakan uang , “ jawabku polos. Mama hanya tertawa . Sampai sekarang aku berusaha untuk belajar yang rajin dan menjadi anak yang baik . Selain itu , aku merasa tidak ada yang bisa aku lakukan . Aku hanya bisa membuat sebuah puisi …..
Pelitaku
Pertama kali aku membuka mata
Itulah kali pertama aku melihat cahaya
Cahaya dari sebuah pelita terang
Tak redup Tak benderang
Pelita yang selalu ku bawa di saat gelap
Pelita yang membawaku ke jalan emas
Pelita yang menerangi langkahku
Di saat ku ragu untuk melangkah
Walau kau dicaci karena burukmu , tapi aku tak peduli !
Karena mereka tak tahu apa-apa
Tak tahu jika di balik pelita buruk ini
Tersimpan suatu cahaya yang lebih dari emas mereka
-Untuk mama, papa juga adekku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar