Sabtu, 12 Februari 2011

MALAM


Sejumput kerisauan datang dan bertanya,
"Apa yang kau lakukan?"

" Hanya menunggu malam berganti," jawabku.

" Untuk apa?"

" Menunggu mati.."

Risau itu diam, hening dan menatapku tajam. Tapi aku memalingkan muka dan berkata,
"Jangan pedulikan aku"

"Ada keraguan di matamu, hidup dalam keraguan sungguh menyebalkan"

"Tahu apa kau?" Risau itu berhasil mendapat perhatianku.

"Banyak hal besar tersimpan di sudut terkecil, buka mata dan telinga agar kau tahu"

Hening

"Aku mengerti. Aku akan terus menunggu malam menjemput"

"Kau yakin bisa setia?" tanya Risau ragu.

"Aku bisa, jika aku mau"

"Tapi aku takkan mati. Kan kutunggu malam tiba dan tersenyum untukku. Takkan bosan aku," tambahku mantap

Risau perlahan-lahan hilang, meninggalkan aku dalam kesendirian. Tapi aku tersenyum. Dan menunggu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar