Saat aku tak tahu di mana harus menorehkan tinta yang hampir mengering, aku mencari dan melayang mengikuti angin sepoi.
Tapi mengikut tak se-seru melawan. Jadi kuputuskan untuk melawan. Ya, melawan angin dan terjerat dalam dimensi hitam penyerap graviti, berharap menemukan jawaban dalam sendiri.
Di mana perbedaan tak terlihat, di mana homogenitas menjadi pasal adalah akhir dari peradaban manusia. Dan hal inilah yang belum bisa kupahami. Aku terus berlari dan mencari damai, tapi hanya kekosongan yang kutemui. Sampai kapan perbedaan merangkap dementor dalam hidup? Sampai kapan aku terjerat dalam pikiran kolot? Entahlah, tapi yang kusadari adalah bahagiaku saat bersama dengan mereka, bukan dalam wadah homogenitas.
Sent from BlackBerry® on 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar