Selasa, 21 Desember 2010

Bahasa menunjukkan Bangsa. Bahasa gue liar, bukan berarti gue liar kan?


Hai blogger. Thx udah mau baca postingan gue :)

Udah liat judulnya kan? Tertarik yaa? Hehe ayo ngaku *halah gak penting*

Sekedar sharing aja nih, guys. Dulu *DULU ye, inget, dulu* waktu gue liat hasil karya tulis orang dengan bahasa rumit, gue selalu berpikir "Wah, ni orang hebat bener yaa, bahasa tinggi bok"

Dan sebaliknya, waktu gue liat karya tulis orang dengan bahasa gaul, gue mikir "Ni orang liar ya, sok banget pake bahasa gaul" yaa, mungkin ini yang lo pikirkan waktu liat postingan gue. Gue maklum kok, tapi semoga aja lo gak sepicik gue (dulu)

Okay guys, gue sadar gue (dulu) salah. Orang yang nulis karya dengan bahasa yang tinggi, rumit, mungkin emang mengagumi keindahan sastra itu *nahlo, bingung gak lo maksut gue?* tapi gak berarti penulis yang pake bahasa gaul kalah hebat sama mereka kan?

Sekali lagi, tergantung isi yang dimuat di karya itu. Kalo bahasanya tinggi, rumit, tapi gak bisa memotivasi orang, ya sama aja kan? Sebaliknya, penulis dengan bahasa gaul, tapi artikelnya bisa memotivasi orang lain, adalah penulis hebat :)

Gue ambil contoh : RADITYA DIKA

Jujur, Raditya Dika yang memotivasi gue buat keluar, membebaskan pikiran gue untuk berkreasi tanpa batasan, tanpa harus memperhatikan keindahan tulisan, tanpa harus memperhatikan EYD, dan tanpa harus membuat orang bingung tentunya :)

Yang terpenting adalah ISI dari karya itu.

So guys, bahasa gue liar dan bebas, bukan berarti gue liar kan? :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar