Minggu, 26 Desember 2010
GEGER INDONESIA vs MALAYSIA
Haloo blogger. Pada nonton Final AFF legion 1 antara Indonesia vs Malaysia kan?
Pastinya dong.
Kecewa yaa, karna Indonesia ketinggalan telak 3-0 ? Samalah kalo gitu.
Eiiittss, terus pada mengumpat dan mengutuki Malaysia gak? Wah gawat tuh kalo pada kayak gitu.
Yaa, aku akuin, aku juga emosi kok. Apalagi setelah tau kalau supporter Malaysia memakai sinar laser untuk membuyarkan pemain Indonesia. Sampai-sampai penjaga gawang kita, Markus Haaris Maulana protes dan alhasil pertandingan sempat dihentikan selama beberapa menit.
Jujur, saat mendengar berita itu aku sangat-sangat emosi. Bagaimana nggak? Ini namanya kecurangan, dan menurutku Malaysia pantas didiskualifikasi. Tapi yang masih aku bingungkan, kok gak didiskualifikasi sih? Grrr
Ya udahlah, selama kita, para suporter Indonesia tidak melakukan kecurangan, it's fine. karena itu membuktikan kalau kita tidak seperti mereka.
Tapi ada sedikit kekecewaan di hatiku. Bukan karna Indonesia "kalah" dari Malaysia. Tapi karena banyak pendukung Indonesia yang TIDAK PUNYA ETIKA dalam menulis status, baik itu di twitter, FB, BBM, maupun di situs jejaring sosial lain.
Aku kira moral kita jauh di atas Malaysia (karena Malaysia melakukan kecurangan) tetapi dalam kenyataan, kita sama saja dengan mereka.
Maaf kalau aku terkesan kontra, tapi inilah yang aku rasakan. Yang aku lihat dan aku pikirkan. Memang, tidak semua suporter Indonesia begitu. Tapi, sebagian besar mengutuki Malaysia.
Aku jadi berpikir, apakah kita mengutuki Malaysia karena kekalahan kita, bukan karna kecurangan mereka?
Guys, saat membaca salah satu status dari orang yang sangat jauh lebih tua dan dewasa, yang berbunyi :
"Kalau menang diumbul-umbulkan (baca : dipuji-puji) giliran kalah dibanting. Sebenarnya kalah sudah biasa, sangat biasa malah bagi Indonesia. Kita hanya "kaget" menerima kemenangan"
Deg, aku jadi sadar. Apakah mungkin kita seperti ini? Tidak siap menerima kemenangan? Atau, mulut dan perkataan orang indonesia sama saja dengan mulut orang malaysia? Sama-sama suka menghina dan melecehkan. Silahkan kita renungi bersama-sama apa pantas kita membuang tenaga dan pikiran hanya untuk perang mulut dengan negara plagiat?
Atau kita akan memilih diam, merendahkan hati dan menyusun strategi untuk mengalahkan mereka?
CAYO TIMNAS, CAYO INDONESIA, CAYO SUPORTER INDONESIA. GBU !
NB : silahkan, ditunggu komentarnya. Kita sama-sama sedang mencari jawaban untuk pertanyaan di atas. Terimakasih :)
Sabtu, 25 Desember 2010
Cinta (monyet) pertama, selalu di hati!!
Okay, (sebenarnya) saya tidak terlalu peduli dengan cinta pertama saya *maaf* karena, yaaah. Sakit banget deh kalo nginget dia! Huhuhuh *crying*
Tapi guys, gue nyesek kalo nginget cinta pertama gue, membuktikan kalo dia masih ada di hati gue *Tuhan, jangan sampai dia baca kalimat ini* okay, hapus aja kalimat gue barusan!
Hal itu membuktikan, kalo kalimat "First Love Never Dies" itu benar adanya.
Naah, gue ada sedikit cerita nih, originally by me lho! Hope you like it! (And seenggaknya bisa ngobatin rasa kangen lo ke cinta pertama lo)
Pertama Untukku
Dulu, saat aku melihat teman-temanku merasakan cinta, aku sering bertanya-tanya "kapan giliranku tiba?" Aku sama sekali belum pernah merasakan cinta. Apa cinta itu indah seperti yang mereka katakan?
Sampai aku mengenalmu. Yah, kita memang sudah saling kenal sejak dulu. Tapi maksudku, kita baru benar-benar mengenal sekarang. Mengenal lebih dalam.
Jika mungkin dulu wali kelas tidak mendudukkan kita semeja, mungkin aku tidak akan pernah merasakan hal ini, hal yang indah.
Aku jadi lebih sering bercermin. Memastikan diriku tampil secantik mungkin sebelum berangkat ke sekolah. Aku jadi sering tersenyum sendiri. Membayangkan ketampanan dan tingkah lucumu. Oh, mungkinkah aku jatuh cinta? Ternyata lebih indah dari yang kubayangkan sebelumnya :)
Alangkah bahagianya aku saat kau katakan cita. Setidaknya kamu juga merasakan apa yang kurasakan . Bahagianya, sekarang kita resmi berpacaran.
3 tahun yang singkat. Akhirnya kita berpisah. Aku melanjutkan hidupku, tanpamu.
Namun tahukah kamu? Bila malam tiba aku sering membayangkan wajahmu. Mengingat semua cerita kita. Tak satu pun ada kenangan yang hilang. Bahkan, setelah aku bersama pria lain.
Tapi, apa kamu juga merasakan yang aku rasa
? Apa pernah kamu mengingatku? Setelah kita terpisah jarak selama bertahun-tahun.
Aku masih memendam rasa untukmu, bagiku, kamu yang terindah. Terimakasih sudah pernah mengisi hidupku. Terimakasih untuk semua kenangan yang udah kamu berikan.
Mungkin kamu akan tetap menjadi mimpi. Selamanya. Tapi aku harap aku tak pernah bangun dari mimpi indah ini. Aku selalu mengingatmu, cinta pertamaku! (Cerita ini gue persembahkan untuk Chila, hope you like it, Chila)
Jumat, 24 Desember 2010
Kesaksian saya d hari natal :)
Halo blogger ;)
Percaya gak percaya gue ngerasa jadi manusia baru sekarang!
Kenapa? Karena gue udah menyambut kelahiran Yesus Kristus. Karna itulah gue jadi makin semangat dalam menjalani liburan ini :)
Kalo lo baca postingan gue yang sebelumnya, tentang kisah pilu gue di malam Natal. Naah, percaya gak percaya (lagi*) Tuhan udah membuka mata gue tentang arti Natal yang sesungguhnya.
gara2 gue baca suratnya Tuhan Yesus nih, mau baca kan?
As you well know, we are getting closer to my birthday. Every year there is a celebration in my honor and I think that this year the celebration will be repeated.
During this time there are many people shopping for gifts, there are many radio announcements, TV commercials, and in every part of the world everyone is talking that my birthday is getting closer and closer. It is really very nice to know, that at least once a year, some people think of me. As you know, the celebration of my birthday began many years ago. At first people seemed to understand and be thankful of all that I did for them, but in these times, no one seems to know the reason for the celebration. Family and friends get together and have a lot of fun, but they don't know the meaning of the celebration. I remember that last year there was a great feast in my honor. The dinner table was full of delicious foods, pastries, fruits, assorted nuts and chocolates. The decorations were exquisite and there were many, many beautifully wrapped gifts.
But, do you want to know something? I wasn't invited.
I was the guest of honor and they didn't remember to send me an invitation. The party was for me, but when that great day came, I was left outside, they closed the door in my face .. and I wanted to be with them and share their table. In truth, that didn't surprise me because in the last few years all close their doors to me. Since I wasn't invited, I decided to enter the party without making any noise. I went in and stood in a corner. They were all drinking; there were some who were drunk and telling jokes and laughing at everything. They were having a grand time.
To top it all, this big fat man all dressed in red wearing a long white beard entered the room yelling Ho-Ho-Ho! He seemed drunk. He sat on the sofa and all the children ran to him, saying: "Santa Claus, Santa Claus"as if the party were in his honor!
At midnight all the people began to hug each other; I extended my arms waiting for someone to hug me and do you know no-one hugged me. Suddenly they all began to share gifts. They opened them one by one with great expectation. When all had been opened, I looked to see if, maybe, there was one for me. What would you feel if on your birthday everybody shared gifts and you did not get one?
I then understood that I was unwanted at that party and quietly left. Every year it gets worse. People only remember the gifts, the parties, to eat and drink, and nobody remembers me. I would like this Christmas that you allow me to enter into your life. I would like that you recognize the fact that almost two thousand years ago I came to this world to give my life for you, on the cross, to save you.
Today, I only want that you believe this with all your heart. I want to share something with you. As many didn't invite me to their party, I will have my own celebration, a grandiose party that no one has ever imagined, a spectacular party. I'm still making the final arrangements..
Today I am sending out many invitations and there is an invitation for you. I want to know if you wish to attend and I will make a reservation for you and write your name with golden letters in my great guest book. Only those on the guest list will be invited to the party. Those who don't answer the invite, will be left outside. Be prepared because when all is ready you will be part of my great party.
See you soon. I Love you!
Jesus
Share this message with your loved ones, before Christmas
Tenang-tenang, ada terjemahannya kok :
Sahabatku terkasih,
Seperti kalian ketahui, kita semakin dekat dengan hari ulang tahun-Ku. Setiap tahun ada suatu perayaan khusus demi menghormati-Ku, dan Aku pikir tahun ini perayaan ini juga akan dirayakan.
Pada masa ini banyak orang berbelanja hadiah-hadiah, banyak iklan-iklan di radio dan televisi, dan di segenap penjuru dunia orang berbicara mengenai hari ulang tahun-Ku yang semakin menjelang.
Sungguh menyenangkan tahu bahwa, setidaknya setahun sekali, orang berpikir tentang Aku.
Seperti kalian tahu, perayaan hari ulang tahun-Ku dimulai bertahun-tahun yang silam.
Pada awalnya, orang tampaknya mengerti dan mengucap syukur atas segala yang telah Aku lakukan bagi mereka, tetapi pada masa sekarang, tak seorang pun tampaknya tahu alasan perayaan ini.
Sanak saudara, teman dan sahabat, berkumpul bersama dan bergembira ria, tetapi mereka tak mengerti makna perayaan. Aku ingat, tahun lalu ada suatu perayaan besar demi menghormati-Ku. Meja perjamuan penuh dengan sajian makanan yang lezat, kue-kue, buah-buahan, beraneka macam permen dan coklat. Dekorasinya sungguh indah menawan, dan ada banyak…banyak sekali hadiah-hadiah yang dibungkus cantik.
Tetapi, adakah kalian tahu? Aku tidak diundang.
Aku adalah tamu kehormatan dan mereka bahkan tidak ingat untuk mengirimi-Ku undangan.
Pesta itu untuk-Ku, tetapi ketika hari besar itu datang, Aku dibiarkan di luar; mereka menutup pintu di depan muka-Ku … padahal Aku begitu ingin bersama mereka, duduk dan makan bersama mereka.
Sesungguhnya, hal itu tidaklah mengejutkan-Ku, sebab beberapa tahun belakangan ini, semuanya menutup pintu bagi-Ku. Karena tak diundang, Aku memutuskan untuk ikut dalam pesta tanpa menarik perhatian. Aku masuk dan berdiri di pojok.
Mereka semuanya minum-minum; sebagian bahkan mulai mabuk dan melontarkan gurauan-gurauan dan menertawakan segala sesuatu. Sungguh, mereka riang-ria dalam pesta-pora.
Di puncak acara, seorang tua yang besar dan gendut berpakaian serba merah, berjanggung putih panjang, memasuki ruangan sembari berseru Ho-Ho-Ho! Tampaknya ia mabuk. Ia duduk di atas sofa dan anak-anak berlarian menyonsongnya, seraya berseru, “Santa Claus, Santa Claus”; seolah pesta ini untuknya!
Tengah malam semua saling berpelukan satu sama lain. Aku juga merentangkan tangan-Ku berharap seorang memeluk-Ku. Dan tahukah engkau, tak seorang pun datang untuk memberi-Ku pelukan.
Lalu, mereka mulai membagi-bagikan hadiah. Mereka membuka kado masing-masing dengan penuh rasa ingin tahu. Ketika semuanya telah mendapatkan bagian, Aku mencari-cari, mungkin, ada satu hadiah untuk-Ku. Bagaimanakah gerangan perasaanmu ketika pada hari ulang tahunmu semua orang saling berbagi hadiah sementara engkau sendiri tidak mendapatkan apapun?
Sebab itu, Aku mengerti bahwa Aku tidak dikehendaki dalam pesta itu, dan Aku pun meninggalkan pesta diam-diam.
Setiap tahun, keadaannya semakin parah. Orang hanya ingat hadiah, pesta, makan dan minum; tak seorang pun ingat akan Aku.
Aku rindu Natal ini engkau membiarkan-Ku masuk dalam hidupmu.
Aku rindu engkau mengenali kenyataan bahwa lebih dari duaribu tahun yang lalu, Aku datang ke dalam dunia demi memberikan nyawa-Ku bagi kalian, di salib, demi menyelamatkan kalian.
Hari ini, Aku rindu kalian meyakini hal ini dengan segenap hati.
Aku rindu berbagi dengan kalian. Karena begitu banyak orang tak hendak mengundang-Ku ke pesta mereka, maka Aku akan menyelenggarakan pesta-Ku sendiri, suatu pesta agung seperti yang tak pernah dibayangkan orang, suatu pesta yang spektakuler. Sekarang Aku sedang melakukan persiapan-persiapan terakhir.
Hari ini Aku mengirimkan banyak undangan, juga untukmu. Aku rindu mengetahui apakah engkau bermaksud datang. Aku akan menyediakan tempat bagimu dan menuliskan namamu dengan huruf-huruf emas dalam buku tamu-Ku.
Hanya mereka yang ada dalam daftar tamu akan diundang ke pesta.
Mereka yang tidak menjawab undangan ini akan tinggal di luar. Bersiaplah, sebab ketika semuanya telah siap, engkau akan menjadi bagian dari pesta agung-Ku.
Sampai jumpa. Aku mencintaimu!
Tertanda,
Yesus
Surat ini gue dapet dari Renungan Harian. Jujur, gue terenyuh banget waktu bacanya. Pas banget sama yang lagi gue alami. Di malam natal, gue merasa hambar. Kenapa? Karena sama sekali gak ada pesta di keluarga gue. Gak kayak tahun-tahun sebelumnya. Bayangin deh, gak ada pohon natal (ini sangat amat buruk) gak ada kue natal, gak ada kado natal dan parahnya, kita lupa sama tradisi doa jam 12 malam sekeluarga. Sumpah gue sedih banget.
Tapi, untung aja Tuhan melihat kesedihan n'kegalauan gue. He wrote me a letter. Dia menyadarkan gue bahwa yang terpenting dalam natal bukan hanya pestanya. Tapi bagaimana kita mau menerima Tuhan di hati kita.
Semoga bermanfaat guys. Jesus love you, so do I :)
Percaya gak percaya gue ngerasa jadi manusia baru sekarang!
Kenapa? Karena gue udah menyambut kelahiran Yesus Kristus. Karna itulah gue jadi makin semangat dalam menjalani liburan ini :)
Kalo lo baca postingan gue yang sebelumnya, tentang kisah pilu gue di malam Natal. Naah, percaya gak percaya (lagi*) Tuhan udah membuka mata gue tentang arti Natal yang sesungguhnya.
gara2 gue baca suratnya Tuhan Yesus nih, mau baca kan?
As you well know, we are getting closer to my birthday. Every year there is a celebration in my honor and I think that this year the celebration will be repeated.
During this time there are many people shopping for gifts, there are many radio announcements, TV commercials, and in every part of the world everyone is talking that my birthday is getting closer and closer. It is really very nice to know, that at least once a year, some people think of me. As you know, the celebration of my birthday began many years ago. At first people seemed to understand and be thankful of all that I did for them, but in these times, no one seems to know the reason for the celebration. Family and friends get together and have a lot of fun, but they don't know the meaning of the celebration. I remember that last year there was a great feast in my honor. The dinner table was full of delicious foods, pastries, fruits, assorted nuts and chocolates. The decorations were exquisite and there were many, many beautifully wrapped gifts.
But, do you want to know something? I wasn't invited.
I was the guest of honor and they didn't remember to send me an invitation. The party was for me, but when that great day came, I was left outside, they closed the door in my face .. and I wanted to be with them and share their table. In truth, that didn't surprise me because in the last few years all close their doors to me. Since I wasn't invited, I decided to enter the party without making any noise. I went in and stood in a corner. They were all drinking; there were some who were drunk and telling jokes and laughing at everything. They were having a grand time.
To top it all, this big fat man all dressed in red wearing a long white beard entered the room yelling Ho-Ho-Ho! He seemed drunk. He sat on the sofa and all the children ran to him, saying: "Santa Claus, Santa Claus"as if the party were in his honor!
At midnight all the people began to hug each other; I extended my arms waiting for someone to hug me and do you know no-one hugged me. Suddenly they all began to share gifts. They opened them one by one with great expectation. When all had been opened, I looked to see if, maybe, there was one for me. What would you feel if on your birthday everybody shared gifts and you did not get one?
I then understood that I was unwanted at that party and quietly left. Every year it gets worse. People only remember the gifts, the parties, to eat and drink, and nobody remembers me. I would like this Christmas that you allow me to enter into your life. I would like that you recognize the fact that almost two thousand years ago I came to this world to give my life for you, on the cross, to save you.
Today, I only want that you believe this with all your heart. I want to share something with you. As many didn't invite me to their party, I will have my own celebration, a grandiose party that no one has ever imagined, a spectacular party. I'm still making the final arrangements..
Today I am sending out many invitations and there is an invitation for you. I want to know if you wish to attend and I will make a reservation for you and write your name with golden letters in my great guest book. Only those on the guest list will be invited to the party. Those who don't answer the invite, will be left outside. Be prepared because when all is ready you will be part of my great party.
See you soon. I Love you!
Jesus
Share this message with your loved ones, before Christmas
Tenang-tenang, ada terjemahannya kok :
Sahabatku terkasih,
Seperti kalian ketahui, kita semakin dekat dengan hari ulang tahun-Ku. Setiap tahun ada suatu perayaan khusus demi menghormati-Ku, dan Aku pikir tahun ini perayaan ini juga akan dirayakan.
Pada masa ini banyak orang berbelanja hadiah-hadiah, banyak iklan-iklan di radio dan televisi, dan di segenap penjuru dunia orang berbicara mengenai hari ulang tahun-Ku yang semakin menjelang.
Sungguh menyenangkan tahu bahwa, setidaknya setahun sekali, orang berpikir tentang Aku.
Seperti kalian tahu, perayaan hari ulang tahun-Ku dimulai bertahun-tahun yang silam.
Pada awalnya, orang tampaknya mengerti dan mengucap syukur atas segala yang telah Aku lakukan bagi mereka, tetapi pada masa sekarang, tak seorang pun tampaknya tahu alasan perayaan ini.
Sanak saudara, teman dan sahabat, berkumpul bersama dan bergembira ria, tetapi mereka tak mengerti makna perayaan. Aku ingat, tahun lalu ada suatu perayaan besar demi menghormati-Ku. Meja perjamuan penuh dengan sajian makanan yang lezat, kue-kue, buah-buahan, beraneka macam permen dan coklat. Dekorasinya sungguh indah menawan, dan ada banyak…banyak sekali hadiah-hadiah yang dibungkus cantik.
Tetapi, adakah kalian tahu? Aku tidak diundang.
Aku adalah tamu kehormatan dan mereka bahkan tidak ingat untuk mengirimi-Ku undangan.
Pesta itu untuk-Ku, tetapi ketika hari besar itu datang, Aku dibiarkan di luar; mereka menutup pintu di depan muka-Ku … padahal Aku begitu ingin bersama mereka, duduk dan makan bersama mereka.
Sesungguhnya, hal itu tidaklah mengejutkan-Ku, sebab beberapa tahun belakangan ini, semuanya menutup pintu bagi-Ku. Karena tak diundang, Aku memutuskan untuk ikut dalam pesta tanpa menarik perhatian. Aku masuk dan berdiri di pojok.
Mereka semuanya minum-minum; sebagian bahkan mulai mabuk dan melontarkan gurauan-gurauan dan menertawakan segala sesuatu. Sungguh, mereka riang-ria dalam pesta-pora.
Di puncak acara, seorang tua yang besar dan gendut berpakaian serba merah, berjanggung putih panjang, memasuki ruangan sembari berseru Ho-Ho-Ho! Tampaknya ia mabuk. Ia duduk di atas sofa dan anak-anak berlarian menyonsongnya, seraya berseru, “Santa Claus, Santa Claus”; seolah pesta ini untuknya!
Tengah malam semua saling berpelukan satu sama lain. Aku juga merentangkan tangan-Ku berharap seorang memeluk-Ku. Dan tahukah engkau, tak seorang pun datang untuk memberi-Ku pelukan.
Lalu, mereka mulai membagi-bagikan hadiah. Mereka membuka kado masing-masing dengan penuh rasa ingin tahu. Ketika semuanya telah mendapatkan bagian, Aku mencari-cari, mungkin, ada satu hadiah untuk-Ku. Bagaimanakah gerangan perasaanmu ketika pada hari ulang tahunmu semua orang saling berbagi hadiah sementara engkau sendiri tidak mendapatkan apapun?
Sebab itu, Aku mengerti bahwa Aku tidak dikehendaki dalam pesta itu, dan Aku pun meninggalkan pesta diam-diam.
Setiap tahun, keadaannya semakin parah. Orang hanya ingat hadiah, pesta, makan dan minum; tak seorang pun ingat akan Aku.
Aku rindu Natal ini engkau membiarkan-Ku masuk dalam hidupmu.
Aku rindu engkau mengenali kenyataan bahwa lebih dari duaribu tahun yang lalu, Aku datang ke dalam dunia demi memberikan nyawa-Ku bagi kalian, di salib, demi menyelamatkan kalian.
Hari ini, Aku rindu kalian meyakini hal ini dengan segenap hati.
Aku rindu berbagi dengan kalian. Karena begitu banyak orang tak hendak mengundang-Ku ke pesta mereka, maka Aku akan menyelenggarakan pesta-Ku sendiri, suatu pesta agung seperti yang tak pernah dibayangkan orang, suatu pesta yang spektakuler. Sekarang Aku sedang melakukan persiapan-persiapan terakhir.
Hari ini Aku mengirimkan banyak undangan, juga untukmu. Aku rindu mengetahui apakah engkau bermaksud datang. Aku akan menyediakan tempat bagimu dan menuliskan namamu dengan huruf-huruf emas dalam buku tamu-Ku.
Hanya mereka yang ada dalam daftar tamu akan diundang ke pesta.
Mereka yang tidak menjawab undangan ini akan tinggal di luar. Bersiaplah, sebab ketika semuanya telah siap, engkau akan menjadi bagian dari pesta agung-Ku.
Sampai jumpa. Aku mencintaimu!
Tertanda,
Yesus
Surat ini gue dapet dari Renungan Harian. Jujur, gue terenyuh banget waktu bacanya. Pas banget sama yang lagi gue alami. Di malam natal, gue merasa hambar. Kenapa? Karena sama sekali gak ada pesta di keluarga gue. Gak kayak tahun-tahun sebelumnya. Bayangin deh, gak ada pohon natal (ini sangat amat buruk) gak ada kue natal, gak ada kado natal dan parahnya, kita lupa sama tradisi doa jam 12 malam sekeluarga. Sumpah gue sedih banget.
Tapi, untung aja Tuhan melihat kesedihan n'kegalauan gue. He wrote me a letter. Dia menyadarkan gue bahwa yang terpenting dalam natal bukan hanya pestanya. Tapi bagaimana kita mau menerima Tuhan di hati kita.
Semoga bermanfaat guys. Jesus love you, so do I :)
a Story of My Christmas Eve
CAUTION : penulis blog ini sedang dalam keadaan desperate banget dan tertekan. Jadi mohon maaf jika terdapat unsur-unsur pelecehan, baik sengaja maupun tidak sengaja, penulis mengucapkan mohon maaf lahir dan batin. Cukup sekian dan terimakasih *gak nyambung benjet*
Okay, jumpa lagi dengan gue Elisabeth Hilda.
Cuma mau berbagi pengalaman tentang Malam Natal. Cukup (tidak) berkesan.
Dimulai dari siang2 ke salon buat totok wajah n'creambath (bagian ini gue suka) well, seneng sih gue bisa memanjakan diri di salon langganan. TAPI ternyata thu salon rameeeeeee banget! Aw aw emosi gue, berasa mau ngebom thu salon!
Seperti yang udah lo tebak. Gue nunggu setengah jam hanya untuk menikmati surga dunia *halah bahasanya* yaaah, akhirnya mbak-mbak salonnya sadar, ada seorang gadis manis duduk sendiri, meratapi nasibnya dan dalam hati berkata 'simbak simbak, jangan lupakaaan akuuuu!'
Thanks to mbaknya yang sudah memperhatikan nasib gadis terlantar seperti saya. Akhirnya tiba juga giliran gue hahaha :)
Usut punya usut, ternyata eh ternyata, saking keasyikan totok wajah n'creambath, gue sampai (hampir) telat ke gereja. Masya Tuhan, ampunilah hambaMu yang sudah dekil, jelek, jahat dan hina iniii!!! *nangis jungkir balik*
Akhirnya tiba juga di Gereja. Satu-satunya hal yang membuat gue gak menyesal hari ini. Hati gue jadi nyaman, damai, dan sejahteraaa :p seharusnya tadi gue nginep aje di sana. Biar bahagia selamanya huekeke :@
Pulang-pulang, karena merasa gue (lebih) cantik dari biasanya, gue narsis-narsisan pake kamera BB. Yaah, walaupun hasilnya biasa aja (mata gue tetep 2, idung gue tetep 1) tapi gue seneng seenggaknya bisa menyalurkan bakat gue sebagai tukang jamu *eh salah* sebagai model kelas teri hahaha
Wajib hukumnya setelah foto2 dilanjutkan dengan peng-upload-an. Tapi ternyata eh ternyata, jaringan XL nya cacat. Sehingga saya tidak bisa mengupload foto hiks hiks benar2 cacat!
Hal inilah yg membuat saya desperate dan tertekan, hope your christmas eve doesn,t like mine. Jesus loves You :*
Okay, jumpa lagi dengan gue Elisabeth Hilda.
Cuma mau berbagi pengalaman tentang Malam Natal. Cukup (tidak) berkesan.
Dimulai dari siang2 ke salon buat totok wajah n'creambath (bagian ini gue suka) well, seneng sih gue bisa memanjakan diri di salon langganan. TAPI ternyata thu salon rameeeeeee banget! Aw aw emosi gue, berasa mau ngebom thu salon!
Seperti yang udah lo tebak. Gue nunggu setengah jam hanya untuk menikmati surga dunia *halah bahasanya* yaaah, akhirnya mbak-mbak salonnya sadar, ada seorang gadis manis duduk sendiri, meratapi nasibnya dan dalam hati berkata 'simbak simbak, jangan lupakaaan akuuuu!'
Thanks to mbaknya yang sudah memperhatikan nasib gadis terlantar seperti saya. Akhirnya tiba juga giliran gue hahaha :)
Usut punya usut, ternyata eh ternyata, saking keasyikan totok wajah n'creambath, gue sampai (hampir) telat ke gereja. Masya Tuhan, ampunilah hambaMu yang sudah dekil, jelek, jahat dan hina iniii!!! *nangis jungkir balik*
Akhirnya tiba juga di Gereja. Satu-satunya hal yang membuat gue gak menyesal hari ini. Hati gue jadi nyaman, damai, dan sejahteraaa :p seharusnya tadi gue nginep aje di sana. Biar bahagia selamanya huekeke :@
Pulang-pulang, karena merasa gue (lebih) cantik dari biasanya, gue narsis-narsisan pake kamera BB. Yaah, walaupun hasilnya biasa aja (mata gue tetep 2, idung gue tetep 1) tapi gue seneng seenggaknya bisa menyalurkan bakat gue sebagai tukang jamu *eh salah* sebagai model kelas teri hahaha
Wajib hukumnya setelah foto2 dilanjutkan dengan peng-upload-an. Tapi ternyata eh ternyata, jaringan XL nya cacat. Sehingga saya tidak bisa mengupload foto hiks hiks benar2 cacat!
Hal inilah yg membuat saya desperate dan tertekan, hope your christmas eve doesn,t like mine. Jesus loves You :*
Kamis, 23 Desember 2010
Sempurna (please baca postingan ini)
ATTENTION : this story is originally by me. Tolong jangan di copas :)
KATAK :
Saat itu hujan, dingin dan basah. Aku lompat mencari tempat berteduh. Tempat yang nyaman tuk berlindung di derasnya hujan. Untunglah tak jauh dari tempatku berada, berdiri tegak sebuah gubug kecil. Tampaknya cukup nyaman, aku pun menggerakkan kakiku yang basah dan menuju ke sana. Ternyata memang nyaman, setidaknya aku tidak kuyup karena hujan. Suara apa itu? Aku mendongak dan mendengar rintihan sayup. Ternyata itu adalah rintihan seorang gadis yang menangis sendiri, tertutup derasnya hujan. Ada apa dengannya?
GADIS :
Aku suka menangis di tengah hujan, setidaknya tidak ada yang mendengarku. Hari ini sungguh buruk. Pacarku ternyata menggilai wanita lain. Mengetahuinya saja membuatku sesak.
Aku tahu gadis itu lebih sempurna. Aku tahu dia lebih cantik. Aku tahu aku memang tidak secantik dia. Tapi, cuma aku yang mencintaimu sepenuh hati. Teganya kamu! Aku benci gadis itu! Tangisanku pun semakin kencang. Aku meraung. Nafasku terendat-endat. Sesak. Ingin mati saja!
KATAK :
Bicara apa sih gadis ini? Dasar manusia. Aku bersyukur dilahirkan sebagai katak. Setidaknya aku tidak menangis jika pacarku bersama wanita lain. Karena selain aku tidak punya air mata, kami para katak suka berpindah-pindah pasangan, tergantung musim kawin. Tapi, tahu apa sih aku tentang manusia?
Tapi, jika aku dengar dari Tuhan, manusia itu sempurna lho, mereka punya semua yang tidak hewan lain punyai. Tapi, mengapa mereka sering berkata 'tiada manusia yang sempurna' ya?
Padahal manusia itu sempurna banget, lho! Yaah, setidaknya lebih sempurna dari pada katak seperti aku..
Guys, kadang-kadang kita sering menganggap orang lain lebih sempurna dibanding kita. Dia lebih ini lah, lebih itu lah. Tapi tau gak kalo sebenarnya kita itu sempurna? Kita punya mata untuk melihat, hidung untuk mencium bunga melati yang harum, kita punya otak yang bisa digunakan untuk berpikir. Dan hebatnya kita punya hati untuk mencintai orang lain. Hebat kan? Jadi, pernahkah kita bersyukur atas kesepurnaan yang udah Tuhan kasih ke kita? :)
KATAK :
Saat itu hujan, dingin dan basah. Aku lompat mencari tempat berteduh. Tempat yang nyaman tuk berlindung di derasnya hujan. Untunglah tak jauh dari tempatku berada, berdiri tegak sebuah gubug kecil. Tampaknya cukup nyaman, aku pun menggerakkan kakiku yang basah dan menuju ke sana. Ternyata memang nyaman, setidaknya aku tidak kuyup karena hujan. Suara apa itu? Aku mendongak dan mendengar rintihan sayup. Ternyata itu adalah rintihan seorang gadis yang menangis sendiri, tertutup derasnya hujan. Ada apa dengannya?
GADIS :
Aku suka menangis di tengah hujan, setidaknya tidak ada yang mendengarku. Hari ini sungguh buruk. Pacarku ternyata menggilai wanita lain. Mengetahuinya saja membuatku sesak.
Aku tahu gadis itu lebih sempurna. Aku tahu dia lebih cantik. Aku tahu aku memang tidak secantik dia. Tapi, cuma aku yang mencintaimu sepenuh hati. Teganya kamu! Aku benci gadis itu! Tangisanku pun semakin kencang. Aku meraung. Nafasku terendat-endat. Sesak. Ingin mati saja!
KATAK :
Bicara apa sih gadis ini? Dasar manusia. Aku bersyukur dilahirkan sebagai katak. Setidaknya aku tidak menangis jika pacarku bersama wanita lain. Karena selain aku tidak punya air mata, kami para katak suka berpindah-pindah pasangan, tergantung musim kawin. Tapi, tahu apa sih aku tentang manusia?
Tapi, jika aku dengar dari Tuhan, manusia itu sempurna lho, mereka punya semua yang tidak hewan lain punyai. Tapi, mengapa mereka sering berkata 'tiada manusia yang sempurna' ya?
Padahal manusia itu sempurna banget, lho! Yaah, setidaknya lebih sempurna dari pada katak seperti aku..
Guys, kadang-kadang kita sering menganggap orang lain lebih sempurna dibanding kita. Dia lebih ini lah, lebih itu lah. Tapi tau gak kalo sebenarnya kita itu sempurna? Kita punya mata untuk melihat, hidung untuk mencium bunga melati yang harum, kita punya otak yang bisa digunakan untuk berpikir. Dan hebatnya kita punya hati untuk mencintai orang lain. Hebat kan? Jadi, pernahkah kita bersyukur atas kesepurnaan yang udah Tuhan kasih ke kita? :)
Rabu, 22 Desember 2010
INSOMNIA (i love you but i hate you) oh yeaaah
Hai blogger, berjumpa lagi dengan gue si unik Elisabeth Hildaa :*
Gue cuma mau sekedar sharing nih, tentang insomnia. Udah gak asing lagi di telinga kalian kan, guys?
Emang sih insomnia tuh penyakit remaja banget. Hampir semua (bahkan yang tukang ngebo kayak gue pun) mengalami insomnia.
Perasaan galau, tertekan n'banyak pikiran yang biasanya melatar belakangi terjadinya insomnia di kalangan remaja.
Kalau gue pribadi sih, insomnia gara-gara mikirin pujaan hati *eciecie*
Jadi ya gue gak merasa kesepian lah, kan gue ditemenin sama pikiran gue tentang si *ehem* pujaan hati wkwk
Tapi naasnya, banyak remaja yang menghabiskan fase insomnianya buat berpikir yang enggak2 *you know laah* n'kesepian. Kasihan banget ya, semoga blogger yang baca postingan ini gak mengalami hal serupa :(
Beberapa makhluk yang suka jadi rekan gue waktu insomnia menyerang :
-Feni Yuliana
Doi suka insom, kagak tau apa sebabnya. Tapi yang jelas masih memikirkan sesuatu lah. Gak heran kalo mata panda bersarang di wajahnya yang imut *gue tau kalo dia baca ini pasti bilang "imuuuut? Ah masak my :p"
Makhluk kedua : willy, si luki (baca : bulu kaki)
Makhluk yang mengaku dirinya homo ini *eh, cewek-cewek jangan pada kabur gitu dong* partner setia yang selalu nemenin gue waktu insom ini kayaknya menghabiskan waktu insomnya buat merenungi nasibnya. Dia makhluk yang masih mencari kebahagiaan di Hari Natal. Yaah, semoga makhluk malang ini benar-benar menemukannya :)
Okay, cukup sekian sharingan gue. Mungkin lo agak kecewa karna sama sekali gak ada tips yang gue kasih di postingan gue kali ini. Nah, gue aja masih bingung cara ngilangin nih insom. Kalo ada blogger yang mau berbagi tips, silahkan comment yaa? Tengkis
Salam insom :)
Gue cuma mau sekedar sharing nih, tentang insomnia. Udah gak asing lagi di telinga kalian kan, guys?
Emang sih insomnia tuh penyakit remaja banget. Hampir semua (bahkan yang tukang ngebo kayak gue pun) mengalami insomnia.
Perasaan galau, tertekan n'banyak pikiran yang biasanya melatar belakangi terjadinya insomnia di kalangan remaja.
Kalau gue pribadi sih, insomnia gara-gara mikirin pujaan hati *eciecie*
Jadi ya gue gak merasa kesepian lah, kan gue ditemenin sama pikiran gue tentang si *ehem* pujaan hati wkwk
Tapi naasnya, banyak remaja yang menghabiskan fase insomnianya buat berpikir yang enggak2 *you know laah* n'kesepian. Kasihan banget ya, semoga blogger yang baca postingan ini gak mengalami hal serupa :(
Beberapa makhluk yang suka jadi rekan gue waktu insomnia menyerang :
-Feni Yuliana
Doi suka insom, kagak tau apa sebabnya. Tapi yang jelas masih memikirkan sesuatu lah. Gak heran kalo mata panda bersarang di wajahnya yang imut *gue tau kalo dia baca ini pasti bilang "imuuuut? Ah masak my :p"
Makhluk kedua : willy, si luki (baca : bulu kaki)
Makhluk yang mengaku dirinya homo ini *eh, cewek-cewek jangan pada kabur gitu dong* partner setia yang selalu nemenin gue waktu insom ini kayaknya menghabiskan waktu insomnya buat merenungi nasibnya. Dia makhluk yang masih mencari kebahagiaan di Hari Natal. Yaah, semoga makhluk malang ini benar-benar menemukannya :)
Okay, cukup sekian sharingan gue. Mungkin lo agak kecewa karna sama sekali gak ada tips yang gue kasih di postingan gue kali ini. Nah, gue aja masih bingung cara ngilangin nih insom. Kalo ada blogger yang mau berbagi tips, silahkan comment yaa? Tengkis
Salam insom :)
Ngerumpi bareng Feni Yuliana
PERHATIAN : posting ini gue persembahkan buat Feni Yuliana, sebagai penghargaan karena udah nemenin gue ngerumpi waktu insom gue kambuh. Thx teeh :*
Cruuut cruuut. Nada dering gue bunyi. Ada sms masuk. Gue ngarepnya sih dari *tut*_ *ngimpi! Tapi kagak mungkin lah. Ternyata itu sms dari anak-anakan gue yang bernama Feni Yuliana, yg biasa dipanggil 'teteh' kalo gak ya Venyool haha.
Ternyata ni anak ngajak ngerumpi. Yaudah gue ladenin deh. Berhubung gue lagi 'selo' n gak sibuk *sok sibuk banget* haha
Awalnya doi ngomongin mantannya, si *** yang mendadak baik sama doi. Ya emang mereka berdua mirip sih. Jodoh kali yeee? *kabur, takut disantet deh
Terus merembet ngomongin 'capy' (baca : calon papy) yaaah, siapa lagi kalo bukan si ganteng dari goa hantu *lhoh salah* yang bernama tuuuuuuut. gue jadi lebih semangat. Maklum laah, namanya juga lagi polling in lop hihihi <3
Dan yang paling spektakuler adalah, kita ngomongin seseorang yang sudah menghancurkan hidup gue, udah ngerebut pacar yang gue sayang hidup dan mati (dulu ye). Cewek yang sudah menghancurkan hidup gue. Si 'kedondong'
Yaaa, FYI, gue kalo udah benci sama orang susah ilangnya, jadi wahai kalian sobatku, berhati-hatilah jika kata benci sudah keluar dari mulutku hahaha *ketawa jahat*
Biasalah kalau dua cewek udah ngerumpi pasti ngelantur
Berikut ini rincian obrolan kami *nama disamarkan*
Feni :maaaaaamy ! :* muahmuah . wkwk
Gue :Apaaaaa tehhh? Hihih
Feni :wkwk td si *** nanya kabar my :p #hiraukan!
blognya mamy wangun yaaa ! ada *tut*nya . aww :p
Gue :Iheeey haha
Apik kan tehhh ahaha jadi malu :*
Sampai..
Feni :gk jodoh my :p
org muka kita gk mrip kok my wkwk nek mrip msti jodoh my :p
prasaan bsa d nikmatin ya my ? bhasamu elok ee my hahha
Gue :Heh, bnyak yang bilang mirip ki lhooooo :* wkwk
Bisa tehh, lebih enak kalo dinikmati dengan secangkir kopi #abaikan
Dan yang paling fantastis..
Feni :emg PPnya baru ya my ?
wah kurang uptodate saya -- hahah .
hla ya makanya my .
aku liat di fb tu dia di wall ***** sok jual mahal !! brapa sii harganya ? wkwk
Gue :Yg pake baju blonteng merah-abu2.. Ya ampun keren bgt :*
Ckck, padahaaaal, kalo d sms ma di kelas? Ihhhhhhhhh
Feni :ah aku harus liat my wkwk :*
emg di sms ngapain my ? trus diklas mbojo ?
dasar kedondong *cara misuh baru :p --»bagian ini yang paling gue sukaa. Haha kedondong.
Okay cukup sekian gue membocorkan rumpian 'mamy' dan 'teteh'
Ntar kalo kebanyakan tetehnya maraah kan privasi book :*
PS :
Untuk teteh :*
Teteh jangan marah yaa mamy posting rahasia kita berdua. Mamy cuma pengen bikin postingan yg ada kenangan kita berduanya *weseh* tenang aja, makhluk-makhluk yang membaca postingan ini pasti gak dong sama yg kita maksut kok haha. Kita kan edan, mereka waras haha. Muaaaach :*
Cruuut cruuut. Nada dering gue bunyi. Ada sms masuk. Gue ngarepnya sih dari *tut*_ *ngimpi! Tapi kagak mungkin lah. Ternyata itu sms dari anak-anakan gue yang bernama Feni Yuliana, yg biasa dipanggil 'teteh' kalo gak ya Venyool haha.
Ternyata ni anak ngajak ngerumpi. Yaudah gue ladenin deh. Berhubung gue lagi 'selo' n gak sibuk *sok sibuk banget* haha
Awalnya doi ngomongin mantannya, si *** yang mendadak baik sama doi. Ya emang mereka berdua mirip sih. Jodoh kali yeee? *kabur, takut disantet deh
Terus merembet ngomongin 'capy' (baca : calon papy) yaaah, siapa lagi kalo bukan si ganteng dari goa hantu *lhoh salah* yang bernama tuuuuuuut. gue jadi lebih semangat. Maklum laah, namanya juga lagi polling in lop hihihi <3
Dan yang paling spektakuler adalah, kita ngomongin seseorang yang sudah menghancurkan hidup gue, udah ngerebut pacar yang gue sayang hidup dan mati (dulu ye). Cewek yang sudah menghancurkan hidup gue. Si 'kedondong'
Yaaa, FYI, gue kalo udah benci sama orang susah ilangnya, jadi wahai kalian sobatku, berhati-hatilah jika kata benci sudah keluar dari mulutku hahaha *ketawa jahat*
Biasalah kalau dua cewek udah ngerumpi pasti ngelantur
Berikut ini rincian obrolan kami *nama disamarkan*
Feni :maaaaaamy ! :* muahmuah . wkwk
Gue :Apaaaaa tehhh? Hihih
Feni :wkwk td si *** nanya kabar my :p #hiraukan!
blognya mamy wangun yaaa ! ada *tut*nya . aww :p
Gue :Iheeey haha
Apik kan tehhh ahaha jadi malu :*
Sampai..
Feni :gk jodoh my :p
org muka kita gk mrip kok my wkwk nek mrip msti jodoh my :p
prasaan bsa d nikmatin ya my ? bhasamu elok ee my hahha
Gue :Heh, bnyak yang bilang mirip ki lhooooo :* wkwk
Bisa tehh, lebih enak kalo dinikmati dengan secangkir kopi #abaikan
Dan yang paling fantastis..
Feni :emg PPnya baru ya my ?
wah kurang uptodate saya -- hahah .
hla ya makanya my .
aku liat di fb tu dia di wall ***** sok jual mahal !! brapa sii harganya ? wkwk
Gue :Yg pake baju blonteng merah-abu2.. Ya ampun keren bgt :*
Ckck, padahaaaal, kalo d sms ma di kelas? Ihhhhhhhhh
Feni :ah aku harus liat my wkwk :*
emg di sms ngapain my ? trus diklas mbojo ?
dasar kedondong *cara misuh baru :p --»bagian ini yang paling gue sukaa. Haha kedondong.
Okay cukup sekian gue membocorkan rumpian 'mamy' dan 'teteh'
Ntar kalo kebanyakan tetehnya maraah kan privasi book :*
PS :
Untuk teteh :*
Teteh jangan marah yaa mamy posting rahasia kita berdua. Mamy cuma pengen bikin postingan yg ada kenangan kita berduanya *weseh* tenang aja, makhluk-makhluk yang membaca postingan ini pasti gak dong sama yg kita maksut kok haha. Kita kan edan, mereka waras haha. Muaaaach :*
Selasa, 21 Desember 2010
Bahasa menunjukkan Bangsa. Bahasa gue liar, bukan berarti gue liar kan?
Hai blogger. Thx udah mau baca postingan gue :)
Udah liat judulnya kan? Tertarik yaa? Hehe ayo ngaku *halah gak penting*
Sekedar sharing aja nih, guys. Dulu *DULU ye, inget, dulu* waktu gue liat hasil karya tulis orang dengan bahasa rumit, gue selalu berpikir "Wah, ni orang hebat bener yaa, bahasa tinggi bok"
Dan sebaliknya, waktu gue liat karya tulis orang dengan bahasa gaul, gue mikir "Ni orang liar ya, sok banget pake bahasa gaul" yaa, mungkin ini yang lo pikirkan waktu liat postingan gue. Gue maklum kok, tapi semoga aja lo gak sepicik gue (dulu)
Okay guys, gue sadar gue (dulu) salah. Orang yang nulis karya dengan bahasa yang tinggi, rumit, mungkin emang mengagumi keindahan sastra itu *nahlo, bingung gak lo maksut gue?* tapi gak berarti penulis yang pake bahasa gaul kalah hebat sama mereka kan?
Sekali lagi, tergantung isi yang dimuat di karya itu. Kalo bahasanya tinggi, rumit, tapi gak bisa memotivasi orang, ya sama aja kan? Sebaliknya, penulis dengan bahasa gaul, tapi artikelnya bisa memotivasi orang lain, adalah penulis hebat :)
Gue ambil contoh : RADITYA DIKA
Jujur, Raditya Dika yang memotivasi gue buat keluar, membebaskan pikiran gue untuk berkreasi tanpa batasan, tanpa harus memperhatikan keindahan tulisan, tanpa harus memperhatikan EYD, dan tanpa harus membuat orang bingung tentunya :)
Yang terpenting adalah ISI dari karya itu.
So guys, bahasa gue liar dan bebas, bukan berarti gue liar kan? :*
Let's Shout : I DON'T CARE
Okay, mungkin judulnya keliatan aneh.
I don't care? It seems like you are a stubborn person, huh?
Nope, bukan itu maksud gue :)
Gue rasa (berdasar pengamatan gue) anak muda jaman sekarang suka MELEBAYKAN masalah. Kaget? Lo kira lebay cuma soal dandan berlebihan, centil, mendhes, etc gitu?
Gak guys, lebay di sini maksudnya, thu orang suka melebih-lebihkan masalah. Ngerasa kalo doi adalah manusia ter-menyedihkan sepanjang millenium. Ini sifat yang paling gue benci.
Hey, coba deh lo liat? Lo itu beruntung, banyak remaja lain yang hidupnya lebih menderita dari pada lo! So, are you still thinking that you're the most poor person in the world?
Okay, mungkin banyak di antara kita yang butuh tips gimana caranya menghilangkan pikiran lebay, nah untuk itulah postingan gue diciptakan. Hahah
Nah, caranya simple kok : Let's shout : I DON'T CARE
Teriak aja, aku gak peduli :)
I don't care if you hate me. Because : orang membenci kita karena ia tidak mampu menjadi seperti kita :) #pepatah
I don't care if you gossiping me. Emang sih gossip itu "eek kebo" #sorry bahasa kasar -» maksud gue gossip is the worst of the worst deh, makadari itu, teriak aja "I don't care ke gossipper itu hihih
I don't care about what why and how's people think. Aku gak peduli pemikiran orang!
Selama gue punya pemikiran sendiri, gue punya cara sendiri, dan gue on my right way, gue gak akan pernah peduli sama cibiran orang :) because, it's my own life, not yours :)
Okay, itu sedikit tips dari gue. Mungkin emang gak sebagus yang pernah lo liat. But, as long as this tips can help you, I don't care :)
I don't care? It seems like you are a stubborn person, huh?
Nope, bukan itu maksud gue :)
Gue rasa (berdasar pengamatan gue) anak muda jaman sekarang suka MELEBAYKAN masalah. Kaget? Lo kira lebay cuma soal dandan berlebihan, centil, mendhes, etc gitu?
Gak guys, lebay di sini maksudnya, thu orang suka melebih-lebihkan masalah. Ngerasa kalo doi adalah manusia ter-menyedihkan sepanjang millenium. Ini sifat yang paling gue benci.
Hey, coba deh lo liat? Lo itu beruntung, banyak remaja lain yang hidupnya lebih menderita dari pada lo! So, are you still thinking that you're the most poor person in the world?
Okay, mungkin banyak di antara kita yang butuh tips gimana caranya menghilangkan pikiran lebay, nah untuk itulah postingan gue diciptakan. Hahah
Nah, caranya simple kok : Let's shout : I DON'T CARE
Teriak aja, aku gak peduli :)
I don't care if you hate me. Because : orang membenci kita karena ia tidak mampu menjadi seperti kita :) #pepatah
I don't care if you gossiping me. Emang sih gossip itu "eek kebo" #sorry bahasa kasar -» maksud gue gossip is the worst of the worst deh, makadari itu, teriak aja "I don't care ke gossipper itu hihih
I don't care about what why and how's people think. Aku gak peduli pemikiran orang!
Selama gue punya pemikiran sendiri, gue punya cara sendiri, dan gue on my right way, gue gak akan pernah peduli sama cibiran orang :) because, it's my own life, not yours :)
Okay, itu sedikit tips dari gue. Mungkin emang gak sebagus yang pernah lo liat. But, as long as this tips can help you, I don't care :)
holiday's negative and positive side (for me, of course)
NEGATIVE side :
Gue kangen *tut* huaaa :(
Gak ngeliat wajahnya beberapa hari aja udah berasa gila cuy ¬_¬
Doi ngerasain hal yang sama gak yaa? Huuummm
Ah, gak penting, yang jelas sekarang gue mau LIBURnya selese!!! Ih bikin emosi deh, siapa yang mau tanggung jawab kalo pada suatu saat remaja berumur 15 tahun bernama Hilda ditemukan terkapar di kamarnya, sambil memegang Blackberry kesayangannya. Pingsan karena stres? Huh nyebelin deh.
Mana nyokap gak libur-libur. Kapan nih liburannya? Masak di rumah terus? Aaaah
Enak thu si Brian,bisa main PS sepuasnya ¬_¬ hla gue? Mau nonton TV gak bisa, larinya ke BB deh..
Okaylah, unek-unek gue udah gue sampaikan, sorry ya kalo kalian enek bacanya :)
Nah sekarang gue mau posting sisi positifnya liburan, kalo kalian mau tau ajaa hehe
POSITIVE side (bagi gue tentunya):
Satu, gue tambah putih. Udah bukan rahasia lagi kalo seorang Hilda terlahir dengan kulit coklat yang eksotis. Nah kulit gue rentang banget sama yang namanya dangkal. Gue gak suka itu. Makanya gue punya inisiatif buat memutihkan *seenggaknya membersihkan* kulit gue
Dua, bisa mempelajari pelajaran yang gak gue pahami sebelumnya. Yah, ini udah jelas lah, yg namanya Hilda gak bakal pernah bisa pisah dari buku :)
Ketiga, bisa kumpul bareng keluarga. Yaah, walaupun bosen liat muka yang itu-itu aja. But, I love you, fams muaaach :*
NB : gue nulisnya sambil ngantuk nih, jam 02.30 pagi. Jadi maklum yaah kalo terkesan labil dan penuh emosi huahaha *yang penting tut gak liat postingan gue, kalo liat, mati berdiri gue*
Gue kangen *tut* huaaa :(
Gak ngeliat wajahnya beberapa hari aja udah berasa gila cuy ¬_¬
Doi ngerasain hal yang sama gak yaa? Huuummm
Ah, gak penting, yang jelas sekarang gue mau LIBURnya selese!!! Ih bikin emosi deh, siapa yang mau tanggung jawab kalo pada suatu saat remaja berumur 15 tahun bernama Hilda ditemukan terkapar di kamarnya, sambil memegang Blackberry kesayangannya. Pingsan karena stres? Huh nyebelin deh.
Mana nyokap gak libur-libur. Kapan nih liburannya? Masak di rumah terus? Aaaah
Enak thu si Brian,bisa main PS sepuasnya ¬_¬ hla gue? Mau nonton TV gak bisa, larinya ke BB deh..
Okaylah, unek-unek gue udah gue sampaikan, sorry ya kalo kalian enek bacanya :)
Nah sekarang gue mau posting sisi positifnya liburan, kalo kalian mau tau ajaa hehe
POSITIVE side (bagi gue tentunya):
Satu, gue tambah putih. Udah bukan rahasia lagi kalo seorang Hilda terlahir dengan kulit coklat yang eksotis. Nah kulit gue rentang banget sama yang namanya dangkal. Gue gak suka itu. Makanya gue punya inisiatif buat memutihkan *seenggaknya membersihkan* kulit gue
Dua, bisa mempelajari pelajaran yang gak gue pahami sebelumnya. Yah, ini udah jelas lah, yg namanya Hilda gak bakal pernah bisa pisah dari buku :)
Ketiga, bisa kumpul bareng keluarga. Yaah, walaupun bosen liat muka yang itu-itu aja. But, I love you, fams muaaach :*
NB : gue nulisnya sambil ngantuk nih, jam 02.30 pagi. Jadi maklum yaah kalo terkesan labil dan penuh emosi huahaha *yang penting tut gak liat postingan gue, kalo liat, mati berdiri gue*
Minggu, 19 Desember 2010
Demam AFF
Kayak remaja-remaja lain yang suka sama pesta sepakbola negara-negara ASIA yang lazim disebut AFF yang diselenggarain sama Suzuki (sumpah gue kira ni pertandingan motor balap), malam itu, jam setengah 6an, gue udah nyiapin semua perlengkapan nonton gue. Gue udah nyiapin cemilan, yang terdiri dari: lotion anti nyamuk (biar gue kagak digigitin nyamuk-nyamuk penyamun lagi), cemilan (semuanya berlabel gery, cemilan kesukaan gue), selimut (sekali lagi, buat menghindari nyamuk-nyamuk penyamun plus biar gak kedinginan) sampe sesajen (buat jaga-jaga kalo nanti INDO kalah, gue bakal nyantet pemain Filipina)
Akhirnya saat-saat yang gue nanti tiba. Jam dinding udah nunjukin angka 8 kurang 30 menit. Naaaah, saatnya nonton pacar gue (baca: Bambang Pamungkas) and selingkuhan gue (Irfan Bachdim) *don't be envy guuyss :)
Nah, gue klik deh on button-nya TV kesayangan emak gue. Dan hasilnya. Nihil. Gue baru inget. TV gue rusak. Hening.
Rabu, 04 Agustus 2010
Cinta Itu Tidak Buta
Cinta Itu Tidak Buta
Karya : Elisabeth Hilda 9E/24
***
Resa, seseorang yang selalu hadir di gelapnya malamku. Membawaku bangun dari mimpi buruk dan cerahkan duniaku. Kini ia harus pergi, melanjutkan studynya ke Negara Kanguru itu. Australia.
Siang itu ia datang- seperti biasa, dengan membawa mawar putih. Idolaku.
“Vitara, mawar putihku,” panggilnya lirih. Aku terkejut dan berpaling.
“Angin apa yang membawa mawar putih ini kepadaku? “
“Ada yang harus aku beritahukan, ini akan sulit,”
Ia pun memberitahu tentang rencana itu. Rancana orangtuanya yang secara tak langsung akan memisahkan kami. Study ke luar negeri? Detik itu, perasaanku bercampur aduk. Aku tidak ingin ia pergi! Tapi di sisi lain, apa aku berhak melarangnya? Akhirnya hanya terucap satu kata,
“Ya…”
“Aku akan kembali pada hari ke tiga di Bulan Juli, dua tahun yang akan datang. Tunggulah aku di Parangtritis, aku akan datang. Kita akan kembali ke laut, tempat kita pertama kali bertemu,”
Aku terdiam, apa yang bisa aku katakan?
Dan saat yang aku takutkan datang. Resa telah pergi ke Negara Kanguru itu. Ia hanya meninggalkan sebuah cincin pertunangan yang melambangkan cinta kami berdua. Belum ada sebulan, aku mendengar bahwa Resa telah menemukan peraduan lain. Ia menikah dan meninggalkan aku di sini, aku si cinta masa kecilnya! Perasaanku luluh lantah, langit rasanya runtuh! Rapuh.. Resa, teganya kau!
***
Hari ini, hari ke tiga di Bulan Juli. Hari di mana aku akan menemui cinta kecilku. Wanita yang aku tinggalkan dua tahun yang lalu. Desir pantai menyapu wajahku. Dingin rasanya! Tapi hal itu takkan menyurutkan gelora hati tuk memetik si bintang hati. Di mana Vitara?
Aku. Dengan kedua kakiku yang letih ini menyusuri Pantai Parangtritis. Mencekam memang! Tiba-tiba ada seorang wanita yang merajukku.
“Aku Vitara, sayang! Resa!” katanya sambil mencengkeram lengan panjang kemeja putihku. “Siapa kamu? Aku tidak mengenalmu!”
Tak mungkin dia Vitara! Vitaraku berkulit putih bagai salju, parasnya cantik menyilaukan hati, tubuhnya pun semerbak bunga mewangi! Berbeda dengan wanita kumuh ini, dekil, dan sepertinya, mentalnya telah terganggu.. Apa-apaan ini? Dia menarikku ke tengah laut!
“Ayo kita kembali ke laut, tempat kita pertama kali bertemu!” katanya memaksa.
Aku hanyut! Tak sadar aku! Bagai terhipnotis oleh wanita kumuh itu. Sontak aku mendorongnya. Hey, aku tidak mau mati sia-sia seperti ini! Aku belum menemukan bintang hatiku! Akhirnya kuterlepas darinya. Sekuat tenaga kuberlari. Terpaan ombak berusaha menyapuku, mendorong aku mendekat si wanita. Tapi aku tak menyerah, kutinggalkan si wanita yang hanyut tertelan ombak lautan. Terimakasih Tuhan, aku bisa lepas darinya! Akhirnya kupulang. Membenamkan diriku yang bergejolak di gelapnya malam.
“Halo, ini Tante Santi?“ nada halus keluar dari tenggorokanku, jelas aku harus sopan pada calon mertuaku. “Iya, ini Resa?”
“Iya Tante. Bisa bicara dengan Vitara?“ Tak kudengar jawaban. Ada apa gerangan? Kepulanganku penuh dengan keanehan!
“Kamu berani menelpon Vitara, setelah apa yang kamu lakukan? Kamu tahu, setiap hari ia menunggumu di Parangtritis. Tak peduli akan fisiknya, ia setia padamu. Tak makan, tak tidur! Hanya satu nama yang ia ucapkan- Resa! Tapi kau mengkhianati cinta putihnya dan menodai cincin pertunangan kalian!”
“Apa maksud Tante? Sekalipun aku tak pernah mengkhianati Vitara!”
“Iya, Vitara gila sepeninggalmu! Hanya karena kau menduakan cincin kalian! Ia selalu menunggumu di Parangtritis!”
Aku terdiam. Nada tinggi tadi telah membuyarkan otakku. Mati rasa. Seolah-olah dunia berhenti berputar- menangisi kisahku. Apa yang telah aku lakukan? Jadi semalam.. Bulir-bulir bening membasahi pipiku. Mataku terpejam- jantungku berhenti berdetak. Aku.. Sesak! Tersungkur aku meninggalkan suara wanita yang menuntut kejelasan. Suara itu menghilang. Semua terlambat!
***
Cahaya putih itu menyelimutiku. Bagai melayang aku di sebuah lorong putih. Tiba-tiba jiwaku serasa hidup kembali. Berbeda dengan dua tahun yang lalu. Sebulan setelah kepergian Resa. Semua terasa baru- tak setitikpun kesedihan mengelayutiku. Laksana anak kecil bermain air di surga kedamaian. Tunggu, surga? Apakah tempat ini? Bagaikan sebuah film pendek yang terputar di benak, akupun teringat sesuatu.
“Yang kuingat hanya air yang mengelilingiku. Mengeroyokku yang sudah tak berdaya lagi. Dengan ganasnya ia menerkam, membawaku hanyut di dinginnya samudera. Lalu sekarang di manakah aku? Apa aku mati? Setragis inikah?”
“Kematian bukan akhir segalanya- itu kata banyak orang. Tapi tahukah kamu, itu benar,” tiba-tiba suara lembut terdengar di indera. Bagai melodi yang membangunkanku.
“Siapa Kamu? Apa Kamu Tuhan? Jika benar, biarkan aku menemui Resa- menuntut kejelasan, walau hanya untuk yang terakhir kalinya! Aku tahu aku sudah mati. Tapi takkan kubiarkan cinta ini ikut mati!”
“Kejelasan apa? Tahukah kamu, ia tak pernah mengkhianatimu? Hatimu yang rapuh yang menghancurkanmu. Mengapa mudah sekali percaya pada perkataan orang lain? Apa itu yang kau sebut cinta, sebuah kerapuhan!”
“Apa mak…” sebelum aku berhasil menyelesaikan perkataan, film pendek itu muncul lagi. Terlihat seorang lelaki- Resa yang sedang memandangi fotoku. Tiap malam hanya aku yang dipikirkannya. Hanya aku, tak pernah terlintas di pikirnya tuk gantikan aku dengan mereka yang lebih indah. Sebelum aku puas, tayangan itu berganti. Kali ini terlihat aku sedang menangis di ruang tamu, meratapi malangnya nasib dan tersedu mengingat bintang hati. Tak jauh dari sana, hanya sekitar 5 meter di belakang, tampak seorang wanita tersenyum licik- ia adik angkatku. Hey, aku bisa membaca pikirnya! Ia yang mengabariku tentang perselingkuhan Resa. Ternyata selama ini, dialah dalangnya. Teganya dia! Akupun mengutuki diri. Sepertinya air mataku kering, tak bisa lagi menangis.
“Tak ada gunanya..” kata pria yang tadi dengan lembut. Kata-katanya itu- walau lembut, tetap menyayat hati. “Memang benar. Penyesalanku tiada guna, Semua terlambat..” lirihku, “Aku hanya ingin menemuinya”
“Temuilah dia, ingat perkataanKu tadi; Kematian bukan akhir segalanya. Cinta sejati itu tak pernah mati dan terpisah. Hanya jarak dan waktu yang menunda penyatuan kalian. Menunda berbeda dengan tak bisa menyatu.”
Cahaya putih menarikku, aku tak bisa berontak! Seperti tersedot waktu, waktu yang kunanti-nantikan.
***
“Resa..” terdengar suara sayup memanggilku, suara yang tak asing lagi, “Maafkan aku untuk semuanya. Tapi ketahuilah, di balik curiga dan amarahku, tersimpan cinta yang tulus untukmu- dan kuyakin, kaupun begitu. Kini walau kita terpisah- aku di sini dan kau di sudut terjauhku, yakinlah, cintaku untukmu takkan mati. Tak seperti tubuhku yang tertelan lautan, jiwaku masih ada di sini, di hatimu.”
“A.. Aku..” Tak ada yang bisa kukatakan, semua ini bagaikan petir di tanah kering. Terlalu mendadak, sampai tak bisa kucerna! Rasa cinta, bersalah, rindu, penyesalan semua terkumpul jadi satu. “Tetap mencintaimu, walau apapun yang terjadi.. A, aku takkan pernah menggantimu dengan bunga lain, mawar putihku!” Ia pun tersenyum dam memalingkan tubuhnya. Aku tahu, ia harus pergi.
“Kelak, jangan bersedih lagi, biarkan bunga lain menjagamu. Anggaplah ia sebagai penggantiku- untuk sementara waktu.” pesannya. “Bagaimana jika aku merindukanmu?” tanyaku.
“Tanamlah benih mawar putih sebanyak yang kau mau. Rawatlah mereka dengan baik, anggap sebagai bukti cintamu untukku. Biarkan mereka mekar di taman- di hatimu juga.”
Gelap. Akupun membuka mata. Kutarik nafas dalam-dalam. Berharap paru-paruku yang kosong terisi oksigen dan jantungku kembali berdetak. Kulihat Ibunda yang menangis di sampingku. Aku hampir menyusul Vitara, tapi ia mencegahku. Kupeluk Ibunda, meyakinkan jika anak lelaki satu-satunya masih hidup dan bisa menjaganya lebih lama.
Kini aku sadar, cinta itu tidak buta. Memang ia tak memiliki satu pun indera, tapi ia mempunyai satu hal misterius yang menembus segalanya. Ruang dan Waktu. Mungkin bagi setengah orang cinta itu dapat membutakan, tapi bagiku cinta yang membutakan hanya nafsu semata. Nafsu untuk memiliki ini dan itu. Padahal jika dilihat dari sudut pandang lain, cinta adalah kekuatan misterius yang mencerahkan duniaku dan kamu.
Aku teringat Vitara, si Mawar putihku (sekedar informasi, aku telah memenuhi tamanku dengan ratusan Mawar Putih. Sudah terdapat 256 kuntum. Menunjukkan hari ke 256 sejak aku bertemu jiwanya) Walau Vitara yang gila tak mengenali siapapun lagi, tapi cinta yang membuatnya dapat mengenaliku. Cinta yang membuat matanya yang hitam putih jadi secerah pelangi. Cinta yang hidupkan aku dan kamu, cinta yang satukan kita.
Karya : Elisabeth Hilda 9E/24
***
Resa, seseorang yang selalu hadir di gelapnya malamku. Membawaku bangun dari mimpi buruk dan cerahkan duniaku. Kini ia harus pergi, melanjutkan studynya ke Negara Kanguru itu. Australia.
Siang itu ia datang- seperti biasa, dengan membawa mawar putih. Idolaku.
“Vitara, mawar putihku,” panggilnya lirih. Aku terkejut dan berpaling.
“Angin apa yang membawa mawar putih ini kepadaku? “
“Ada yang harus aku beritahukan, ini akan sulit,”
Ia pun memberitahu tentang rencana itu. Rancana orangtuanya yang secara tak langsung akan memisahkan kami. Study ke luar negeri? Detik itu, perasaanku bercampur aduk. Aku tidak ingin ia pergi! Tapi di sisi lain, apa aku berhak melarangnya? Akhirnya hanya terucap satu kata,
“Ya…”
“Aku akan kembali pada hari ke tiga di Bulan Juli, dua tahun yang akan datang. Tunggulah aku di Parangtritis, aku akan datang. Kita akan kembali ke laut, tempat kita pertama kali bertemu,”
Aku terdiam, apa yang bisa aku katakan?
Dan saat yang aku takutkan datang. Resa telah pergi ke Negara Kanguru itu. Ia hanya meninggalkan sebuah cincin pertunangan yang melambangkan cinta kami berdua. Belum ada sebulan, aku mendengar bahwa Resa telah menemukan peraduan lain. Ia menikah dan meninggalkan aku di sini, aku si cinta masa kecilnya! Perasaanku luluh lantah, langit rasanya runtuh! Rapuh.. Resa, teganya kau!
***
Hari ini, hari ke tiga di Bulan Juli. Hari di mana aku akan menemui cinta kecilku. Wanita yang aku tinggalkan dua tahun yang lalu. Desir pantai menyapu wajahku. Dingin rasanya! Tapi hal itu takkan menyurutkan gelora hati tuk memetik si bintang hati. Di mana Vitara?
Aku. Dengan kedua kakiku yang letih ini menyusuri Pantai Parangtritis. Mencekam memang! Tiba-tiba ada seorang wanita yang merajukku.
“Aku Vitara, sayang! Resa!” katanya sambil mencengkeram lengan panjang kemeja putihku. “Siapa kamu? Aku tidak mengenalmu!”
Tak mungkin dia Vitara! Vitaraku berkulit putih bagai salju, parasnya cantik menyilaukan hati, tubuhnya pun semerbak bunga mewangi! Berbeda dengan wanita kumuh ini, dekil, dan sepertinya, mentalnya telah terganggu.. Apa-apaan ini? Dia menarikku ke tengah laut!
“Ayo kita kembali ke laut, tempat kita pertama kali bertemu!” katanya memaksa.
Aku hanyut! Tak sadar aku! Bagai terhipnotis oleh wanita kumuh itu. Sontak aku mendorongnya. Hey, aku tidak mau mati sia-sia seperti ini! Aku belum menemukan bintang hatiku! Akhirnya kuterlepas darinya. Sekuat tenaga kuberlari. Terpaan ombak berusaha menyapuku, mendorong aku mendekat si wanita. Tapi aku tak menyerah, kutinggalkan si wanita yang hanyut tertelan ombak lautan. Terimakasih Tuhan, aku bisa lepas darinya! Akhirnya kupulang. Membenamkan diriku yang bergejolak di gelapnya malam.
“Halo, ini Tante Santi?“ nada halus keluar dari tenggorokanku, jelas aku harus sopan pada calon mertuaku. “Iya, ini Resa?”
“Iya Tante. Bisa bicara dengan Vitara?“ Tak kudengar jawaban. Ada apa gerangan? Kepulanganku penuh dengan keanehan!
“Kamu berani menelpon Vitara, setelah apa yang kamu lakukan? Kamu tahu, setiap hari ia menunggumu di Parangtritis. Tak peduli akan fisiknya, ia setia padamu. Tak makan, tak tidur! Hanya satu nama yang ia ucapkan- Resa! Tapi kau mengkhianati cinta putihnya dan menodai cincin pertunangan kalian!”
“Apa maksud Tante? Sekalipun aku tak pernah mengkhianati Vitara!”
“Iya, Vitara gila sepeninggalmu! Hanya karena kau menduakan cincin kalian! Ia selalu menunggumu di Parangtritis!”
Aku terdiam. Nada tinggi tadi telah membuyarkan otakku. Mati rasa. Seolah-olah dunia berhenti berputar- menangisi kisahku. Apa yang telah aku lakukan? Jadi semalam.. Bulir-bulir bening membasahi pipiku. Mataku terpejam- jantungku berhenti berdetak. Aku.. Sesak! Tersungkur aku meninggalkan suara wanita yang menuntut kejelasan. Suara itu menghilang. Semua terlambat!
***
Cahaya putih itu menyelimutiku. Bagai melayang aku di sebuah lorong putih. Tiba-tiba jiwaku serasa hidup kembali. Berbeda dengan dua tahun yang lalu. Sebulan setelah kepergian Resa. Semua terasa baru- tak setitikpun kesedihan mengelayutiku. Laksana anak kecil bermain air di surga kedamaian. Tunggu, surga? Apakah tempat ini? Bagaikan sebuah film pendek yang terputar di benak, akupun teringat sesuatu.
“Yang kuingat hanya air yang mengelilingiku. Mengeroyokku yang sudah tak berdaya lagi. Dengan ganasnya ia menerkam, membawaku hanyut di dinginnya samudera. Lalu sekarang di manakah aku? Apa aku mati? Setragis inikah?”
“Kematian bukan akhir segalanya- itu kata banyak orang. Tapi tahukah kamu, itu benar,” tiba-tiba suara lembut terdengar di indera. Bagai melodi yang membangunkanku.
“Siapa Kamu? Apa Kamu Tuhan? Jika benar, biarkan aku menemui Resa- menuntut kejelasan, walau hanya untuk yang terakhir kalinya! Aku tahu aku sudah mati. Tapi takkan kubiarkan cinta ini ikut mati!”
“Kejelasan apa? Tahukah kamu, ia tak pernah mengkhianatimu? Hatimu yang rapuh yang menghancurkanmu. Mengapa mudah sekali percaya pada perkataan orang lain? Apa itu yang kau sebut cinta, sebuah kerapuhan!”
“Apa mak…” sebelum aku berhasil menyelesaikan perkataan, film pendek itu muncul lagi. Terlihat seorang lelaki- Resa yang sedang memandangi fotoku. Tiap malam hanya aku yang dipikirkannya. Hanya aku, tak pernah terlintas di pikirnya tuk gantikan aku dengan mereka yang lebih indah. Sebelum aku puas, tayangan itu berganti. Kali ini terlihat aku sedang menangis di ruang tamu, meratapi malangnya nasib dan tersedu mengingat bintang hati. Tak jauh dari sana, hanya sekitar 5 meter di belakang, tampak seorang wanita tersenyum licik- ia adik angkatku. Hey, aku bisa membaca pikirnya! Ia yang mengabariku tentang perselingkuhan Resa. Ternyata selama ini, dialah dalangnya. Teganya dia! Akupun mengutuki diri. Sepertinya air mataku kering, tak bisa lagi menangis.
“Tak ada gunanya..” kata pria yang tadi dengan lembut. Kata-katanya itu- walau lembut, tetap menyayat hati. “Memang benar. Penyesalanku tiada guna, Semua terlambat..” lirihku, “Aku hanya ingin menemuinya”
“Temuilah dia, ingat perkataanKu tadi; Kematian bukan akhir segalanya. Cinta sejati itu tak pernah mati dan terpisah. Hanya jarak dan waktu yang menunda penyatuan kalian. Menunda berbeda dengan tak bisa menyatu.”
Cahaya putih menarikku, aku tak bisa berontak! Seperti tersedot waktu, waktu yang kunanti-nantikan.
***
“Resa..” terdengar suara sayup memanggilku, suara yang tak asing lagi, “Maafkan aku untuk semuanya. Tapi ketahuilah, di balik curiga dan amarahku, tersimpan cinta yang tulus untukmu- dan kuyakin, kaupun begitu. Kini walau kita terpisah- aku di sini dan kau di sudut terjauhku, yakinlah, cintaku untukmu takkan mati. Tak seperti tubuhku yang tertelan lautan, jiwaku masih ada di sini, di hatimu.”
“A.. Aku..” Tak ada yang bisa kukatakan, semua ini bagaikan petir di tanah kering. Terlalu mendadak, sampai tak bisa kucerna! Rasa cinta, bersalah, rindu, penyesalan semua terkumpul jadi satu. “Tetap mencintaimu, walau apapun yang terjadi.. A, aku takkan pernah menggantimu dengan bunga lain, mawar putihku!” Ia pun tersenyum dam memalingkan tubuhnya. Aku tahu, ia harus pergi.
“Kelak, jangan bersedih lagi, biarkan bunga lain menjagamu. Anggaplah ia sebagai penggantiku- untuk sementara waktu.” pesannya. “Bagaimana jika aku merindukanmu?” tanyaku.
“Tanamlah benih mawar putih sebanyak yang kau mau. Rawatlah mereka dengan baik, anggap sebagai bukti cintamu untukku. Biarkan mereka mekar di taman- di hatimu juga.”
Gelap. Akupun membuka mata. Kutarik nafas dalam-dalam. Berharap paru-paruku yang kosong terisi oksigen dan jantungku kembali berdetak. Kulihat Ibunda yang menangis di sampingku. Aku hampir menyusul Vitara, tapi ia mencegahku. Kupeluk Ibunda, meyakinkan jika anak lelaki satu-satunya masih hidup dan bisa menjaganya lebih lama.
Kini aku sadar, cinta itu tidak buta. Memang ia tak memiliki satu pun indera, tapi ia mempunyai satu hal misterius yang menembus segalanya. Ruang dan Waktu. Mungkin bagi setengah orang cinta itu dapat membutakan, tapi bagiku cinta yang membutakan hanya nafsu semata. Nafsu untuk memiliki ini dan itu. Padahal jika dilihat dari sudut pandang lain, cinta adalah kekuatan misterius yang mencerahkan duniaku dan kamu.
Aku teringat Vitara, si Mawar putihku (sekedar informasi, aku telah memenuhi tamanku dengan ratusan Mawar Putih. Sudah terdapat 256 kuntum. Menunjukkan hari ke 256 sejak aku bertemu jiwanya) Walau Vitara yang gila tak mengenali siapapun lagi, tapi cinta yang membuatnya dapat mengenaliku. Cinta yang membuat matanya yang hitam putih jadi secerah pelangi. Cinta yang hidupkan aku dan kamu, cinta yang satukan kita.
Kamis, 22 Juli 2010
me and my best friend :)
Haiii :)
Cuma mau cerita tentang persahabatan 2 cewek gokil 9E nih. Gue kenalin yaah ;)
Cewek pertama, namanya Hilda *gue dong* cewek pinter *wih pede* tapi lemot ini doyan banget sama yang namanya baca novel. Gokil tapi bisa serius jugaa, ya bisa dibilang perfect lah *wuh, boong* ketua OSIS yang udah hampir pensiun haha
Cewek kedua, Tea. Cantik gila, digandrungin cowok-cowok. Mulai dari yang najis ampe bermuka mirip Tom Cruise.
Suatu hari si cantik Tea dapet pacar baru. Panggil aja Bima *nama asli* doi ngajak gue buat makan di bakso sebut aja Bakso Mang Depan TK. Awalnya gue mikir-mikir tapi setelah gue tau kalo doi yang bakal bayar, gue langsung mangguk-mangguk kayak ayam,lumayan gratisan bokkk !
Tanpa sepengetahuan gue, ternyata Tea juga ngajak pacarnya. Gue emang kecewa, gue masih jomblo n harus liat 2 sejoli menjalin cinta tepat di depan mata gue.Can you imagine that, huh?
Yaudah deh karna gratisan gue terima aja dengan lapang dada, cos kebetulan pas itu gue lagi kelaperan. Gak berapa lama, tuh makanan sampe juga ke meja gue. Sumpah tuh bakso sedep bener, lebih sedep dari Irfan Bachdim (baca : pemain sepakbola) wus, gue langsung nyamber sambel yang dengan indahnya terpampang di deket cuka n memasukkannya ke mangkok bakso gue.
Tea : Eh, ngapain lo my?
Gue : Menurut lo ngapain?
Tea : Enak aja, gue gak doyan sambel, balikin.
Dengan terpaksa gue ngembaliin tuh sendok sambel. Babai sayang :(
Tea : Nah, gitu dong, cakep..
Dengan sigapnya doi nyamber bakso gue yg paling gede (baca : bakso urat)
Gue : eh, apa-apaan lohh?
Tea : nih kan kita sepiring berdua. Udahlah
Gue : hahhh? Are you kidding? Jadi lo ngajak gue buat paroan mangkok *ralat* semangkok mangkok bakso?
Tea : iye, udah kagak usah crewet.
Gue cuma bisa melongo. Ada ya cewek cantik kayak gitu.
Dan parahnya lagi si Bima yg tadi sempet terlupalan dengan gampangnya melahap semangkok bakso sendirian. Dan akhir-akhirnya hue tau kalo ternyata tuh bakso juga ditraktir Tea *gak modal*
Baksonya jadi gak nikmat. Kasihan banget sih gue. Mana ditinggal mbojo (baca : pacaran) lagi aahhh.
Gue cuma bisa menunduk sambil mandangin kuah bakso yang non sambel itu. Udah deh, tuh bakso buat Tea aja. Gue relaa *crying*
Penderitaan gue bertambah setelah tau kalo Bima tipe cowok yang cerewet bin ceriwis dengan suara paraunya yang mirip bebek. Polusi suara yang udah gue hadepin ini gak bida ditolerir. Tapi gimana lagi, gue kan setia nemenin BFF gue. *sigh*
Akhirnya ada secercah sinar yang membuat gue tersenyum lagi. Tea yang sehati ama gue memutuskan buat pamit sama makhluk-suara-bebek maksud gue Bima. Ohh thanks God. Rasanya waktu itu udah pengen jumpalitan guling-guling saking bahagianya.
Baru beberapa langkah gue ma Tea kabur dari tu makhluk, si ibu tukang bakso teriak-teriak.
Ibu Tukang Bakso (ITB) : oi oi!!!!
Gue : *melongo*
Tea : *tetep santai jalan bak model Ratih Sangkarburung jalan di catwalk
ITB : heyyy! *lari pake tenaga kuda*
Gue : ada kecelakaan pa? Kok ibuknya lari-lari?
Tea : kagak tau, mau jogging kali.
Si ITB ternyata menyusul kami. Terengah-engah udah kayak habis keliling 100 lapangan
Gue : kenapa buk? Kita kagak kecelakaan kok.
Si ibuk masih terengah-engah
ITB : bukan itu, huh, huh..
Keliatan banget kalo si ibu jarang olahraga. Baru beberapa meter aja udah kayak kuda habis ngikutin lomba pacuan kuda.
Tea : kagak ada yg ketinggalan kok buk.
Gue : apaan sih nih ibuk!
Kata gue sambil meninggalkan wanita cina paruh baya, bertubuh gendut yang terengah-engah gak jelas.
ITB ; heeh, lo orang belom bayaar!
Kata si ibuk dengan lantangnya udah kayak gunung merapi meledak deh, keras banget ampe orang-orang pada tau. Dan gue sendiri, malu berat. Tea malah cekikikan tanpa dosa.
Tea : ohh, itu buk, ini uangnya, sorry buk, pelupa nih. Oh iya, lain kali jogging ya biar kagak capek kalo ngejar pembeli yang belom bayar lagi.
Gue melongo sambil ngeliat Tea dengan santainya ngelanjutin jalan catwalknya
Cuma mau cerita tentang persahabatan 2 cewek gokil 9E nih. Gue kenalin yaah ;)
Cewek pertama, namanya Hilda *gue dong* cewek pinter *wih pede* tapi lemot ini doyan banget sama yang namanya baca novel. Gokil tapi bisa serius jugaa, ya bisa dibilang perfect lah *wuh, boong* ketua OSIS yang udah hampir pensiun haha
Cewek kedua, Tea. Cantik gila, digandrungin cowok-cowok. Mulai dari yang najis ampe bermuka mirip Tom Cruise.
Suatu hari si cantik Tea dapet pacar baru. Panggil aja Bima *nama asli* doi ngajak gue buat makan di bakso sebut aja Bakso Mang Depan TK. Awalnya gue mikir-mikir tapi setelah gue tau kalo doi yang bakal bayar, gue langsung mangguk-mangguk kayak ayam,lumayan gratisan bokkk !
Tanpa sepengetahuan gue, ternyata Tea juga ngajak pacarnya. Gue emang kecewa, gue masih jomblo n harus liat 2 sejoli menjalin cinta tepat di depan mata gue.Can you imagine that, huh?
Yaudah deh karna gratisan gue terima aja dengan lapang dada, cos kebetulan pas itu gue lagi kelaperan. Gak berapa lama, tuh makanan sampe juga ke meja gue. Sumpah tuh bakso sedep bener, lebih sedep dari Irfan Bachdim (baca : pemain sepakbola) wus, gue langsung nyamber sambel yang dengan indahnya terpampang di deket cuka n memasukkannya ke mangkok bakso gue.
Tea : Eh, ngapain lo my?
Gue : Menurut lo ngapain?
Tea : Enak aja, gue gak doyan sambel, balikin.
Dengan terpaksa gue ngembaliin tuh sendok sambel. Babai sayang :(
Tea : Nah, gitu dong, cakep..
Dengan sigapnya doi nyamber bakso gue yg paling gede (baca : bakso urat)
Gue : eh, apa-apaan lohh?
Tea : nih kan kita sepiring berdua. Udahlah
Gue : hahhh? Are you kidding? Jadi lo ngajak gue buat paroan mangkok *ralat* semangkok mangkok bakso?
Tea : iye, udah kagak usah crewet.
Gue cuma bisa melongo. Ada ya cewek cantik kayak gitu.
Dan parahnya lagi si Bima yg tadi sempet terlupalan dengan gampangnya melahap semangkok bakso sendirian. Dan akhir-akhirnya hue tau kalo ternyata tuh bakso juga ditraktir Tea *gak modal*
Baksonya jadi gak nikmat. Kasihan banget sih gue. Mana ditinggal mbojo (baca : pacaran) lagi aahhh.
Gue cuma bisa menunduk sambil mandangin kuah bakso yang non sambel itu. Udah deh, tuh bakso buat Tea aja. Gue relaa *crying*
Penderitaan gue bertambah setelah tau kalo Bima tipe cowok yang cerewet bin ceriwis dengan suara paraunya yang mirip bebek. Polusi suara yang udah gue hadepin ini gak bida ditolerir. Tapi gimana lagi, gue kan setia nemenin BFF gue. *sigh*
Akhirnya ada secercah sinar yang membuat gue tersenyum lagi. Tea yang sehati ama gue memutuskan buat pamit sama makhluk-suara-bebek maksud gue Bima. Ohh thanks God. Rasanya waktu itu udah pengen jumpalitan guling-guling saking bahagianya.
Baru beberapa langkah gue ma Tea kabur dari tu makhluk, si ibu tukang bakso teriak-teriak.
Ibu Tukang Bakso (ITB) : oi oi!!!!
Gue : *melongo*
Tea : *tetep santai jalan bak model Ratih Sangkarburung jalan di catwalk
ITB : heyyy! *lari pake tenaga kuda*
Gue : ada kecelakaan pa? Kok ibuknya lari-lari?
Tea : kagak tau, mau jogging kali.
Si ITB ternyata menyusul kami. Terengah-engah udah kayak habis keliling 100 lapangan
Gue : kenapa buk? Kita kagak kecelakaan kok.
Si ibuk masih terengah-engah
ITB : bukan itu, huh, huh..
Keliatan banget kalo si ibu jarang olahraga. Baru beberapa meter aja udah kayak kuda habis ngikutin lomba pacuan kuda.
Tea : kagak ada yg ketinggalan kok buk.
Gue : apaan sih nih ibuk!
Kata gue sambil meninggalkan wanita cina paruh baya, bertubuh gendut yang terengah-engah gak jelas.
ITB ; heeh, lo orang belom bayaar!
Kata si ibuk dengan lantangnya udah kayak gunung merapi meledak deh, keras banget ampe orang-orang pada tau. Dan gue sendiri, malu berat. Tea malah cekikikan tanpa dosa.
Tea : ohh, itu buk, ini uangnya, sorry buk, pelupa nih. Oh iya, lain kali jogging ya biar kagak capek kalo ngejar pembeli yang belom bayar lagi.
Gue melongo sambil ngeliat Tea dengan santainya ngelanjutin jalan catwalknya
Minggu, 16 Mei 2010
Mantanku Jadi Hantu !
Mantan kok tiba-tiba jadi hantu yang selalu membayangi kita sih ?
- Ih, bete deh ! Masa mantan yang udah ngekhianatin kita ga bisa ilang-ilang sih bayangannya? Mau dilupain, kok susah ya ? Harus gimana nih ? Mana temen-temen selalu ngingetin kita sama mantan lagi ! huuhh !
Berikut ini tips-tips untuk mengatasinya :
o Semakin ingin dilupakan, semakin kuat dia bertahan
Pernah denger ungkapan itu kan ? Semakin ngebet kita buat ngelupain mantan, semakin susah dia perginya. Makanya, Let it flow aja guys ! Biarkan semua mengalir apa adanya. Kalo emang jodoh, kalian pasti balikan lagi kok.
o Stop banding-bandingin diri kita sama gebetan baru mantan
Mantan punya gebetan baru ? Oh my God ! Tapi jangan minder dulu ya, belum tentu kok gebetan baru mantan lebih baik dari kita. Namanya juga masalah perasaan. Dan inget, cinta ga bisa dipaksakan ! Mau kamu se-sempurna apapun, tapi kalo hati udah berbicara, ya apa mau dikata ?
o Jangan menyalahkan diri sendiri
Mengurung diri di kamar sambil terus berkata : “Coba kemarin aku lebih sexy dan cantik, pasti dia ga akan ninggalin aku !” Hey, mantan ninggalin kamu cuma karena satu hal : dia NGGAK benar-benar menyayangi kamu ! Jadi stop menyalahkan diri sendiri atas apa yang diperbuat mantan.
o Selalu berpikir : Dia yang rugi kok !
Yup, guys ! Dia yang rugi udah mengkhianati cinta tulus kita. Belum tentu juga kok dia mendapatkan cewek yang lebih baik dari kita. Hukum karma masih berlaku kok, tenang aja ! Siapa berbuat, dia akan menanggung akibatnya .
o Bilang sama bestfriends buat STOP bicarain hal apapun tentang mantan
Temen masih suka bicarain mantan ? Bikin emosi ah. Coba deh ngomong baik-baik ke mereka tentang kesedihan kamu. Pasti temen yang baik bakal ngerti dan ga akan nyinggung-nyinggung lagi soal mantan yang udah ngebuat kita sedih kok.
o Hindari GeeR
Masih sering sms-an atau malah telpon-telponan sama mantan ? Teliti dulu apa maksud si dia . Siapa tau dia masih ada rasa, atau bisa juga dia cuma ingin membangun hubungan persahabatan yang baik sama kita. Jadi lebih baik hindari Geer deh, nanti kalo keGeeRan, kecewa sendiri loh ?
o Jangan trauma, ah !
Trauma karena cowok macam dia? Haduh, ga ada untungnya! Lebih baik kita searching gebetan baru aja, ngapain cowok macam dia dikenang terus ? Cuma ngebuat sakit hati !
o Cari kesibukan lain
Ajak temen buat shopping ria, deh ! Untuk melupakan kesedihan yang ada. Rugi kan kalo terus-terusan sedih ? Menguras perasaan. Mending hang out bareng temen sambil nambah kenalan baru . Atau kalo nggak, aktiv di kegiatan BakSos dan kegiatan berguna lain. Lumayan kan buat nambah- nambahin pahala ?
o Segarkan diri dengan musik
Musik bisa mempengaruhi mood kita. Jadi kalo kita lagi biru-birunya a.k.a lagi sedih-sedihnya, mending dengerin musik rock yang bisa memacu semangat kita. Hindari lagu melayu yang mendayu-dayu, apalagi lagu kenangan kita sama mantan. Kalo kita tetep keukeuh memaksakan diri ndengerin musik kenangan itu, bisa-bisa nangis Bombay deh ? Nah loh ?
o Kalo masih cinta ? Terima aja !
Udah nyoba segala cara tapi kok tetep cinta ya ? Wah, kalo ini mah berarti udah level gawat ! Tapi it’s okay lah . Seenggaknya kita bersyukur masih bisa merasakan cinta ke seseorang, walau orang itu udah sama sekali ga peduli sama kita . Daripada mati rasa ? Kan berabe tuh ?
- Ih, bete deh ! Masa mantan yang udah ngekhianatin kita ga bisa ilang-ilang sih bayangannya? Mau dilupain, kok susah ya ? Harus gimana nih ? Mana temen-temen selalu ngingetin kita sama mantan lagi ! huuhh !
Berikut ini tips-tips untuk mengatasinya :
o Semakin ingin dilupakan, semakin kuat dia bertahan
Pernah denger ungkapan itu kan ? Semakin ngebet kita buat ngelupain mantan, semakin susah dia perginya. Makanya, Let it flow aja guys ! Biarkan semua mengalir apa adanya. Kalo emang jodoh, kalian pasti balikan lagi kok.
o Stop banding-bandingin diri kita sama gebetan baru mantan
Mantan punya gebetan baru ? Oh my God ! Tapi jangan minder dulu ya, belum tentu kok gebetan baru mantan lebih baik dari kita. Namanya juga masalah perasaan. Dan inget, cinta ga bisa dipaksakan ! Mau kamu se-sempurna apapun, tapi kalo hati udah berbicara, ya apa mau dikata ?
o Jangan menyalahkan diri sendiri
Mengurung diri di kamar sambil terus berkata : “Coba kemarin aku lebih sexy dan cantik, pasti dia ga akan ninggalin aku !” Hey, mantan ninggalin kamu cuma karena satu hal : dia NGGAK benar-benar menyayangi kamu ! Jadi stop menyalahkan diri sendiri atas apa yang diperbuat mantan.
o Selalu berpikir : Dia yang rugi kok !
Yup, guys ! Dia yang rugi udah mengkhianati cinta tulus kita. Belum tentu juga kok dia mendapatkan cewek yang lebih baik dari kita. Hukum karma masih berlaku kok, tenang aja ! Siapa berbuat, dia akan menanggung akibatnya .
o Bilang sama bestfriends buat STOP bicarain hal apapun tentang mantan
Temen masih suka bicarain mantan ? Bikin emosi ah. Coba deh ngomong baik-baik ke mereka tentang kesedihan kamu. Pasti temen yang baik bakal ngerti dan ga akan nyinggung-nyinggung lagi soal mantan yang udah ngebuat kita sedih kok.
o Hindari GeeR
Masih sering sms-an atau malah telpon-telponan sama mantan ? Teliti dulu apa maksud si dia . Siapa tau dia masih ada rasa, atau bisa juga dia cuma ingin membangun hubungan persahabatan yang baik sama kita. Jadi lebih baik hindari Geer deh, nanti kalo keGeeRan, kecewa sendiri loh ?
o Jangan trauma, ah !
Trauma karena cowok macam dia? Haduh, ga ada untungnya! Lebih baik kita searching gebetan baru aja, ngapain cowok macam dia dikenang terus ? Cuma ngebuat sakit hati !
o Cari kesibukan lain
Ajak temen buat shopping ria, deh ! Untuk melupakan kesedihan yang ada. Rugi kan kalo terus-terusan sedih ? Menguras perasaan. Mending hang out bareng temen sambil nambah kenalan baru . Atau kalo nggak, aktiv di kegiatan BakSos dan kegiatan berguna lain. Lumayan kan buat nambah- nambahin pahala ?
o Segarkan diri dengan musik
Musik bisa mempengaruhi mood kita. Jadi kalo kita lagi biru-birunya a.k.a lagi sedih-sedihnya, mending dengerin musik rock yang bisa memacu semangat kita. Hindari lagu melayu yang mendayu-dayu, apalagi lagu kenangan kita sama mantan. Kalo kita tetep keukeuh memaksakan diri ndengerin musik kenangan itu, bisa-bisa nangis Bombay deh ? Nah loh ?
o Kalo masih cinta ? Terima aja !
Udah nyoba segala cara tapi kok tetep cinta ya ? Wah, kalo ini mah berarti udah level gawat ! Tapi it’s okay lah . Seenggaknya kita bersyukur masih bisa merasakan cinta ke seseorang, walau orang itu udah sama sekali ga peduli sama kita . Daripada mati rasa ? Kan berabe tuh ?
Pengalamanku berkunjung ke SLB Helen Keller Yogyakarta : BAGAI SURGA KECIL DI TENGAH KESEMUAN
Pengalamanku berkunjung ke SLB Helen Keller Yogyakarta :
BAGAI SURGA KECIL DI TENGAH KESEMUAN
Hari itu, Sabtu (15/5) merupakan pengalaman pertama saya mengunjungi SLB Helen Keller yang terletak di JL. RE. Martadinata No 88A, Wirobrajan, Yogyakarta. Bersama teman-teman se SMP Maria Immaculata Yogyakarta, saya menyusuri jalan menuju tempat asrama itu bertempat. Sesampainya di sana kami disambut oleh penampilan anak-anak berkebutuhan khusus di SLB itu dengan tari Ampar-Ampar Pisang. Sempat terbersit dalam pikiran saya “Bagaimana cara guru-guru itu mengajari mereka ? Untuk mendengar dan melihat saja, mereka tidak seperti orang-orang normal pada umumnya. Pasti ada orang-orang hebat di balik ini”
Setelah itu kami pun berkenalan dengan Sr. Yovita, PMY yang sudah selama 2,5 tahun memenuhi panggilan hidupnya . Beliau menjawab pertanyaan-pertanyaan kami dengan antusias.
“SLB Helen Keller berdiri sejak tahun 1996, memang sempat berpindah-pindah sampai akhirnya bertempat di sini . Suster masih ingat, dulu hanya ada satu bangunan di sini, yang menurut orang-orang tidak layak huni. Tapi untung saja sekarang SLB Helen keller dapat menjadi bangunan yang layak huni,” ujar Suster Yovita, matanya serasa menerawang ke masa lalu.
Setelah melihat beranekaragam penampilan dari anak-anak hebat itu, saya pun berkenalan dengan salah satu dari mereka. Namanya Friska. Gadis hebat berusia 18 tahun yang sangat trampil . Berarti tinggal 2 tahun lagi dan ia akan meninggalkan SLB HKI dan memulai hidup mandirinya yang baru. Ia bisa memasak kue bolu, membuat es lilin yang layak jual , membuat telur asin, bahkan membuat rosario. Sungguh miris bila dibandingkan dengan saya yang terkadang malas membuat keterampilan seperti itu. Padahal bisa dibilang, saya lebih beruntung dibanding dia. Dilahirkan dengan keadaan menderita low vision dari keluarga yang normal. Merasa aneh saat menyadari diri berbeda dari yang lain. Mungkin itu yang akan saya rasakan bila menjadi Friska. Tapi Friska berbeda, ia tetap tegar dan berusaha mandiri seperti anak-anak normal lain . Saya melihat karya Tuhan dibalik senyumannya. Ya, Friska masih bisa tersenyum ditengah keredupan yang dialaminya selama belasan tahun. Tapi kita ? Untuk bersyukur pada Tuhan saja sulit, apalagi hanya sekadar memberi senyuman tulus untukNya ?
Tuhan berkarya lewat mereka
Mereka menyadarkan saya tentang makna kehidupan yang selama ini terselip di sela kefanaan. Kegigihan dan perjuangan mereka untuk mandiri di tengah keterbatasan yang ada menginspirasi saya untuk selalu bersyukur dan berterima kasih pada Tuhan. Karena saya yakin, hidup ini adalah sebuah tujuan, prioritas kita adalah menjadi bermakna bagi orang lain. Tuhan berkarya lewat jalanNya sendiri, bahkan lewat jalan yang kita anggap mustahil. Tapi satu hal yang dapat kita petik ; Keterbatasan adalah suatu anugerah yang dilihat dari sisi yang berbeda. Karena dunia berdasar pada ribuan sisi , bukan satu .
Walau mereka tak mengenaliNya, mereka tetap bersenandung untukNya
Muncul sebuah pertanyaan dalam benak saya, “Apakah mereka dididik secara Katolik atau sesuai dengan agama orang tua mereka masing-masing?”
Pertanyaan ini dijawab oleh salah seorang guru yang bahkan belum sempat saya tahu namanya, “Kami memberi kebebasan pada mereka. Mereka tetap boleh pada agama mereka masing-masing. Seperti contohnya Sigit, ia tetap bisa Sholat 5 waktu dan pergi ke Masjid. Tapi perlu diingat, anak-anak seperti mereka berbeda dari anak-anak kebanyakan. Untuk mengenali diri mereka saja sulit, apalagi untuk mengenali Tuhan yang notabene tidak terlihat? Walaupun begitu kami tetap berusaha mengenalkan Tuhan pada mereka dengan cara mengajarkan lagu rohani dan doa-doa.”
Memang, mereka tak mengerti apa itu Tuhan, seperti apa wujudNya -kita pun begitu. Tapi mereka tetap mau memuji dan bersenandung untukNya. Sementara kita ? Karena mengkonotasikan Tuhan sebagai sesuatu yang irasional dan di luar logika, ada di antara kita yang menganggapNya hanya sebuah dongeng kuno. Padahal, jika kita dapat melihat lebih luas, terdapat suatu kekuatan irasional yang memang tak akan pernah bisa terungkap ; KEBESARAN Tuhan
Ada orang-orang hebat di balik itu
“Awalnya Suster merasa seperti orang gila saat pertama kali berada di sini. Rasanya sulit untuk mengajari anak-anak yang memang intelejensinya jauh dari anak-anak normal pada umumnya. Suster bertanya, eh, Suster malah menjawab sendiri. Tapi ternyata, Suster menyadari bahwa dari mereka, kita bisa mempelajari sesuatu yang berharga.”
Begitulah perbincangan saya dengan Suster Yovita yang ramah itu, tak tahu mengapa, apabila saya menatap wajah ‘Orang-Orang Terpilih’ seperti Suster Yovita, saya melihat sinar yang mengisyaratkan keistimewaan mereka. Ya, Suster Yovita dan guru-guru lainlah yang saya maksut sebagai orang-orang hebat di SLB Helen Keller. Merekalah yang mengajarkan kemandirian pada anak-anak hebat itu . Siapa menabur, akan menuai. Kini para orang hebat itu bisa berbangga diri akan anak-anak mereka yang sebagian sudah bisa hidup mandiri dan hebatnya menginspirasi orang lain, termasuk kita. Bagaikan surga kecil penyejuk di tengah kesemuan.
PERNGORBANAN CINTA
kenapa ya kadang-kadang kita ngerasa gg pernah melakukan pengorbanan cinta SEKALIPUN ?
padahal ...
PENGORBANAN CINTA itu , gg harus kok kita MATI buat orang yang kita cintai . gg harus NGELUARIN UANG juga kok , dan hal-hal lain yang kita rasa berat buat kita lakuin .
tapi SECARA GG SADAR , hal-hal yang menyangkut perasaan kita n ngebuat kita sedih juga bisa disebut PENGORBANAN CINTA ..
:)
PENGORBANAN CINTA itu :
" saat kita mempertahankan hubungan kita yang emang udah ada di ujung tanduk . tapi demi DIA , kita rela tersakiti asalkan hubungan kita bisa tetep berlangsung "
" saat kita merelakan orang yang kita cintai untuk orang lain , karena emang cinta GG BISA dipaksakan "
" saat kita tetep menanti orang yang udah menyakiti n ngebuat kita nangis , karena kita tau kalo kita emang gg bisa MEMBOHONGI HATI kita yang masih CINTA DIA "
" saat kita MENINGGALKAN hal-hal / hobi kita , cuma untuk orang yang kita CINTAI , karena kita pengen dia seneng sama perubahan kita "
" saat kita tersenyum untuk DIA , walo kita tau dia cuma akan tersenyum untuk ORANG LAIN yang dia cinta , BUKAN untuk kita "
" saat kita MAU MENERIMA orang yang kita cinta , dari kurang hingga lebihnya "
" saat kita tetep SETIA buat orang yang kita cinta , walau banyak godaan yang datang "
" saat kita rela untuk melakukan apa saja untuknya , walau kita tau itu akan menyakiti diri kita sendiri "
dan MASIH BANYAK hal-hal lain , yang mungkin tanpa kita sadari juga termasuk pengorbanan cinta .
jadi , SIAPA yang udah pernah JATUH CINTA tapi ngerasa BELUM pernah ngalami PENGORBANAN CINTA ?
karena pasti , secantik , secakep atau se SEMPURNA apapun kita , pasti pernah ngalamin yang namanya pengorbanan cinta . karena PENGORBANAN CINTA adalah bagian terpenting dari KETULUSAN kita :)
padahal ...
PENGORBANAN CINTA itu , gg harus kok kita MATI buat orang yang kita cintai . gg harus NGELUARIN UANG juga kok , dan hal-hal lain yang kita rasa berat buat kita lakuin .
tapi SECARA GG SADAR , hal-hal yang menyangkut perasaan kita n ngebuat kita sedih juga bisa disebut PENGORBANAN CINTA ..
:)
PENGORBANAN CINTA itu :
" saat kita mempertahankan hubungan kita yang emang udah ada di ujung tanduk . tapi demi DIA , kita rela tersakiti asalkan hubungan kita bisa tetep berlangsung "
" saat kita merelakan orang yang kita cintai untuk orang lain , karena emang cinta GG BISA dipaksakan "
" saat kita tetep menanti orang yang udah menyakiti n ngebuat kita nangis , karena kita tau kalo kita emang gg bisa MEMBOHONGI HATI kita yang masih CINTA DIA "
" saat kita MENINGGALKAN hal-hal / hobi kita , cuma untuk orang yang kita CINTAI , karena kita pengen dia seneng sama perubahan kita "
" saat kita tersenyum untuk DIA , walo kita tau dia cuma akan tersenyum untuk ORANG LAIN yang dia cinta , BUKAN untuk kita "
" saat kita MAU MENERIMA orang yang kita cinta , dari kurang hingga lebihnya "
" saat kita tetep SETIA buat orang yang kita cinta , walau banyak godaan yang datang "
" saat kita rela untuk melakukan apa saja untuknya , walau kita tau itu akan menyakiti diri kita sendiri "
dan MASIH BANYAK hal-hal lain , yang mungkin tanpa kita sadari juga termasuk pengorbanan cinta .
jadi , SIAPA yang udah pernah JATUH CINTA tapi ngerasa BELUM pernah ngalami PENGORBANAN CINTA ?
karena pasti , secantik , secakep atau se SEMPURNA apapun kita , pasti pernah ngalamin yang namanya pengorbanan cinta . karena PENGORBANAN CINTA adalah bagian terpenting dari KETULUSAN kita :)
Selasa, 20 April 2010
Cerpen yang membawa berkat untukku :) - BUNGA DI KRATON- pemenang harapan utama LMCR 2009
BUNGA DI KRATON
Karya : Elisabeth Hilda
Aku adalah seorang putri Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat … Namaku Raden Ajeng Cinde Inten Nawang Kusuma , aku biasa dipanggil Cinde . Rama (panggilan untuk ayah)ku adalah orang yang berperan penting di Kraton , Ibuku adalah pekerja keras yang juga tak kalah pentingnya di kraton...
Aku adalah anak satu –satunya di keluarga Kraton . Oleh karena itu , kedua orang tuaku sangat memperhatikan aku . Walaupun aku tidak dimanja , tetapi perhatian yang mereka padaku lebih dari cukup . Aku sangat bersyukur karena mempunyai orang tua seperti mereka. Walaupun kedua orang tuaku sangat sibuk . Mereka sering pergi ke luar kota -bahkan ke luar negeri- ataupun seabreg kegiatan lain yang tidak bisa ditunda hanya untuk sedetik bersamaku .Walaupun begitu, aku tetap senang karena mereka -hampir setiap detik- selalu meneleponku , memastikan bahwa Cinde kecil mereka baik-baik saja .
Tapi walaupun begitu , terkadang aku kesepian juga . Walaupun banyak dayang yang menemaniku , sepertinya tetap saja hidup ini hampa .
“Ah, aku tidak boleh begitu ..”
Bisikku untuk menenangkan hati yang gundah ini .
*****
Seperti biasa , pagi itu Pak Rudi –supir pribadiku- sudah menunggu dari kejauhan . Saat itu aku baru saja keluar dari Bale Keputren , Bale Keputren adalah tempat tinggal para Putri yang belum menikah .
“Sugeng enjang (selamat pagi) , Pak !” Sapaku dengan aksen Jawa yang kental .
“Sugeng enjang , Ndara Ayu (Ndara Ayu adalah sebutan untuk nyonya) “
“ Ayo , Pak ! kita berangkat ! “
“ Nggih(iya) , Ndara Ayu. “
Pak Rudi pun langsung tancap gas . Sesaat kemudian barulah aku sampai ke SMP baruku yang terletak tidak jauh dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat .
“ Mengapa orang-orang melihatku dengan aneh , ya ? ”
Biasanya hal ini terjadi padaku setelah mereka tahu bahwa aku adalah Putri Kraton Ngayogyakarta . Tapi , mengapa baru hari pertama masuk sudah begini ? Apakah kabar itu bisa dengan cepatnya menyebar ?
Dengan masih tertunduk , aku memasuki ruang kelas 7F , kelasku yang baru di kelas 7 ini .Akupun duduk di bangku paling depan . Beberapa menit kemudian , saat aku sedang memandang sekeliling , terdengarlah suara.
“ Permisi , bolehkah aku duduk di sampingmu ? “ tanya seorang gadis dengan lembut . Kulitnya sawo matang . Rambutnya pun panjang bergelombang menutupi bahu . Dia adalah gadis yang manis .
Dengan cepat aku menjawab, “Dengan senang hati .”
Dengan terbata-bata dia mencoba duduk di kursi sampingku .
“ Ya Tuhan , apakah dia ..? “ bisikku dalam hati .
Aku sama sekali tidak menyangka bahwa gadis manis yang baru saja duduk di sampingku itu ternyata pincang . Aku merasa iba melihatnya .
“ Perkenalkan , aku Cinde , dari SD Ungaran . Boleh tahu siapa namamu ? “ Sapaku lembut dengan menyodorkan tangan kananku .
“ E, aku Bunga , dari SD Keputran 9 .” jawabnya dengan menjabat tangan kananku .
“ O , Bunga . Rumahmu di mana ? “
“ Tidak jauh dari sini . Tinggal jalan kaki saja . Kamu ? “
“ Tidak jauh dari sini juga . Tapi bedanya , aku naik kendaraan . “ jawabku singkat .
Kami pun saling melempar senyum .
Selama pelajaran , aku hanya memandangi Bunga saja .
Seragamnya yang sudah mulai kuning , sandal jepitnya yang tidak layak , membuatku iba padanya. Tapi, walaupun dinaungi oleh semua kekurangannya , Bunga tetap saja serius memandangi papan tulis yang sudah penuh dengan tulisan itu , sampai-sampai ia tidak merasa bahwa ada seseorang di sampingnya yang terus memandanginya . Aku salut pada Bunga !
Akhirnya bel berbunyi . Artinya istirahat pertama pun dimulai . Tiba –tiba aku mendengar teriakan dari salah satu anak lelaki .
“ Pincang .. ! “
Bunga yang pura-pura tidak mendengar itupun langsung memasukkan buku pelajarannya .
“ Pincang jelek . . ! “
Kali ini suara teriakan itu pun semakin kencang . Aku pun menyambar .
“ Apa hakmu berkata seperti itu ? Memangnya kamu lebih baik dari dia ?! “
“ Setidaknya aku tidak pincang seperti dia ! Wlek, pincang jelek ! “
“ Kalian berdua , cukup ! “ Terdengarlah suara pukulan meja .
“ Aku memang pincang ! Aku mungkin juga tidak lebih baik dari kamu ! Tapi aku yakin , Tuhan tidak berkata seperti itu ! Karena Tuhan ada untuk membela yang lemah ! kamu ingin mengejekku sampai beratus-atus kali pun aku tidak akan peduli ! Karena kepincanganku adalah anugerah dari Tuhan ! “
Aku tidak percaya , ada orang yang setegar Bunga ! Dengan tatapan terpesona aku melihat ke arah Bunga yang perlahan-lahan mengatur nafasnya itu .
Tepuk tangan pun menghela ketegangan antara kami bertiga . Bunga yang sudah meledak itu -dengan langkah yang tertatih-tatih- meninggalkan kelas . Aku pun mengikutinya .
“ Bunga , tolong berhenti ! aku ingin mengatakan sesuatu . “
“ Ah sudahlah , aku tidak perlu rasa kasihan mu ! “
Aku yang dengan mudah menyusul Bunga itu pun berkata , “ Aku tidak kasihan pada mu ! Mungkin, tadi sewaktu kita bertemu aku memang kasihan pada mu , tapi sekarang aku malah kagum ! “
Bunga pun menghentikan langkahnya .
“ Apa yang dikagumi dari seorang gadis pincang ? “ tanya Bunga dengan nada mengejek .
“ Ketegaran mu . “
Bunga hanya terdiam .
“ Putri Kraton sepertimu , kagum pada ku ? Tidak mungkin ! “
“ Mengapa tidak percaya padaku ? Mungkin kamu tidak percaya , tapi Tuhan tahu ! “
“Huh, lebih baik kita bicara di taman saja ,” kata Bunga yang sudah mulai tenang itu sambil menunjuk ke arah taman .
“ Baiklah , ayo . “
Kami pun duduk di bangku taman yang nyaman itu .
“ Hmm.. Maafkan sikapku yang tadi . Aku sedang emosi . Dan terimakasih telah membelaku .” pinta Bunga .
“ Memang sudah kewajiban ku untuk membela yang benar , tidak usah mengucapkan terimakasih .”
Bunga pun tersenyum simpul pada ku .
“ Kalau boleh tahu , sejak kapan kaki mu … Hmmp “
“ Sejak lahir . Sudah , tidak usah sungkan . Aku sudah terbiasa seperti ini .. Mungkin, ini adalah anugerah tersendiri yang Tuhan berikan pada ku . “
“ Kamu tidak merasa ini sebuah cobaan ? “
“ Tidak ada cobaan dalam kamus kehidupan ku . Semua adalah anugerah yang dipandang dari sudut yang berbeda . Bahkan, menurut ku kematian adalah anugerah spesial yang diberikan Tuhan selain kehidupan . “
Aku semakin takjub pada Bunga . Di usianya yang masih belia ini , dia sudah mengerti arti sebuah anugerah . Bahkan kematian yang selama ini aku takuti , ia pandang sebuah anugerah .
“ Tanpa kematian kita tidak dapat kembali pada Tuhan ,“ lanjut Bunga.
“ Huh , aku malah malu padamu ! “ jawabku tulus .
“ Mengapa harus malu ? “
“ Selama ini aku sering memandang kematian sebagai pemisah kita dengan orang yang kita cintai . Aku sampai takut jika suatu hari nanti salah satu dari orang tuaku meninggal . Tapi , karenamu , aku tidak takut lagi . Karena tanpa kematian, kita –atau mungkin orang terdekat kita- tidak akan kembali padaNya . “
“ Sebelum ayahku meninggal, aku juga mengalami ketakutan yang sama . “
“ Ehm, maaf ya ? “
“ Sudahlah , tidak usah dipikirkan “
Tiba-tiba terdengarlah suara bel sekolah , menandakan bahwa kami semua harus masuk lagi ke dalam kelas 7 F . Aku pun membantu Bunga bangun dan kami bersama-sama menuju kelas .
Bunga tetap serius memperhatikan guru yang sedang menerangkan pelajaran . Seperti tidak ada beban dalam hatinya. Semuanya kembali seperti awal . Awal yang indah di pikiran Bunga. Ia sepertinya bukan pendendam . Malahan diriku yang masih menyimpan kesal pada anak laki-laki itu.
Beberapa jam kemudian , bel pulang sekolah pun berbunyi. Tibalah waktunya kami untuk pulang.
“ Bunga, aku antar ke rumahmu ya ? “
“ Eh , tidak usah repot-repot. Aku bisa pulang sendiri, walaupun kakiku ini pincang . “
“ Uh, bukan begitu maksudku . Baiklah , kalau begitu , aku saja yang berjalan kaki pulang bersamamu . “
“ Memangnya rumah mu satu jalur dengan rumah ku ? “
“ Iya , apakah aku boleh sekalian mampir ke rumah mu ? “
“ Jangan ! Putri Kraton sepertimu mana pantas datang ke rumah lakyat jelata sepertiku ? “
“ Mana bisa aku jadi putri yang baik bila tidak merakyat ? “
“ Ya sudah . Jika itu mau mu. Aku tidak bisa melarang permintaan seorang Putri Kraton . “
“ Jangan begitu , anggap saja kamu tidak bisa menolak permintaan sahabat mu . “
Kami saling melempar senyum . Kami pun berjalan bersama.
“ Cinde, aku tidak menyangka seorang putri yang cantik dan kaya raya sepertimu , memiliki hati yang cantik dan kaya juga .’
“ Sudah , tidak usah melebih-lebihkan. Oh , iya . Tolong jangan bocorkan identitas ku pada keluarga mu ya ? “
“Hmm.. Baiklah . Jika itu mau mu . Tidak masalah .“
Aku tersenyum lagi pada Bunga . Bunga membalasku dengan senyuman juga.
Sesampainya di rumah –yang sebenarnya tidak layak disebut rumah- Bunga , Bunga –tanpa sempat berganti seragam- langsung membuat layang –layang dari kertas yang biasanya dijual adik dan ibunya nya di sore hari . Aku pun membantunya . walaupun aku tidak bisa , tapi aku harus berusaha membuat layang-layang. Aku tidak ingin membuat Bunga kecewa.
Setelah ibu dan adik-adik Bunga pulang dari Berdagang es, aku berkenalan dengan ibu nya . Sepertinya aku tahu dari mana Bunga mendapat sikap tegarnya –ya, dari ibunya-
Di sana aku tahu banyak tentang Bunga dan keluarganya .
Ternyata sudah lama ayah Bunga meninggal . Sejak Bunga berusia 7 tahun . Sejak saat itu , ibunya sendiri yang merawat Bunga dan kedua adik perempuannya .
“ Saya tahu Bunga berbeda dari anak saya yang lain .Walaupun kakinya pincang, namun kepintaran dan sikapnya melebihi anak-anak seusianya. Saya sangat bersyukur memiliki Bunga . “
Tiba-tiba muncul perasaan malu di hatiku . Perasaan yang jarang aku rasakan . Mengapa semangat juang keluarga Bunga jauh melebihi semangat hidupku ? Aku juga sering merasa menjadi orang yang sengsara . Tapi jika dibanding keluarga Bunga ? Mereka memang keluarga yang harmonis . Tapi apakah keharmonisan bisa meghidupi mereka ? Aku memang orang kaya . Tapi apakah kekayaan dapat menggantikan kasih sayang orang tua ? Tidak .
Di keluarga Bunga , aku menemukan kasih sayang yang –kurasa- selama ini minim hadir di kehidupanku . . . . .
Akupun melihat ke arah jam tanganku .
“ Ya Tuhan , sudah jam 3 sore ! “
“ Ada apa, Nak ? “
“ Sepertinya saya harus pulang ,Bu ! Saya pulang dulu ya , Bu . “
“ Yo, Ngati-ati nggih ! (iya. Hati-hati ya )“
“ Nggih , Bu ! “
Akupun berpamitan pada Bunga yang masih sibuk membuat layang-layang , juga adiknya yang baru saja pulang dari warung depan . Dengan secepat kilat aku keluar dari sebuah pintu sempit dan menemui Pak Rudi –sekaligus mobilku- yang setia menunggu di depan rumah sempit Bunga .
“ Pak , Mangga bidal !( ayo pulang) “
“ Nggih , Ndoro Ayu “
Dengan cepat Pak Rudi tancap gas . Manyisakan asap debu di depan rumah Bunga .
Sesampainya di rumah , aku agak ragu melangkah . Sebenarnya tadi aku melewatkan les tari ku .
“ Aduh , kasihan guru tari ku . Dia harus menunggu ku sampai selarut ini , “ pikirku dalam hati .
Dengan ragu aku melangkah ke sebuah Pendapa tempat biasa aku les tari . Terlihatlah seorang wanita yang dengan anggunnya duduk di tepi Pendapa .
“ Sugeng Siyang , Bu ? “ Dengan lirih aku bertanya .
“ Sugeng Sonten , Ndara Ayu ! “
Ya Tuhan aku lupa sekarang jam tangan ku sudah menunjukkan angka 04.30 !
Aku pun duduk di samping wanita itu .
“ Ndara , apa Ndara lupa jadwal kita siang ini ? “
“ Iya , sejujurnya saya lupa . Maafkan saya , Bu ,” kini aku berkata dengan lebih tenang .
“ Ndara Ayu jangan meminta maaf pada saya . Minta maaflah pada teman-teman Ndara yang telah lama menunggu tanpa menghasilkan apa-apa .”
Mendengar hal itu , aku merasa sangat malu .
“ Tapi dimana mereka ? “
“ Mereka sudah pulang dari tadi . Besuk saja meminta maafnya . Bagaimana Ndara , apa saya jadi mengajari Ndara menari ? “
“ Tidak usah , Bu . Sepertinya Ibu telah lelah karena lama menunggu saya . Lebih baik Ibu pulang saja . “
“ Tapi Ndara , bagaimana jika Kanjeng marah ? “
“ Tenang saja, saya yang akan menanggungnya . Silahkan beristirahatlah . Kita lanjutkan lagi minggu depan .“
Benar saja , apa yang dikatakan guru les tari ku berbuah kenyataan . Malamnya , melalui telepon , Rama marah padaku .
“ Cinde,Cinde untuk apa kamu melakukan hal itu , Nok? (Denok adalah panggilan kesayangan untuk anak perempuan) Tradisi menari adalah yang terpenting untuk seorang Putri , dapat melatih keanggunan da kelemah-lembutan seorang Putri ! Jangan kamu abaikan ! “
“ Nyuwun pangapunten (maaf) Rama , Kula kesupen (saya lupa ), “
“ Yo, ora papa ! (Ya , tidak mengapa) Jangan diulang lagi ! “
“ Nggih , Rama “
Setelah Rama menutup teleponnya , akupun terlelap .
Beberapa bulan setelahnya , Rama pulang . Aku sangat bahagia . Tapi suatu hari , sesudah bel pulang ,
“ Bunga Maharani , silahkan pergi ke ruang TU . “ kata wali kelas kami.
Dengan tertatih-tatih , Bunga pergi ke ruang TU . Aku menunggu di luar .
Setelah Bunga keluar , aku bertanya apa yang sedang terjadi .
“ Ada apa Bunga ? “
“ Tidak mengapa .”
Tapi, muka Bunga yang semula riang berubah murung setelah keluar dari ruang TU .
“ Mulut mungkin bisa berbohong , tapi rupa tak bisa menutup kegundahan hati’ , itu yang selalu Ibuku katakan saat aku mempunyai masalah yang tidak bisa kuungkapkan . Apa kamu tidak mau membaginya denganku ? Mengapa ? “
Bunga menggelengkan kepala .
Dari situ aku tahu ia tidak baik-baik saja .
“ Cinde , aku pulang dulu , ya ? “
“ Iya , Bunga . Hati-hati di jalan , ya ? “
Dengan tertatih-tatih Bunga meninggalkanku yang penuh tanda tanya ini .
Lalu , akupun mendapat ide . Aku langsung masuk ke ruang TU dan menanyakan masalah Bunga . Setelah agak lama meyakinkan pegawai TU bahwa aku tidak akan membocorkan masalah Bunga , akhirnya pegawai TU memberitahu bahwa SPP Bunga sudah nunggak selama 3 bulan.
Ya Tuhan , aku tidak percaya ! Prestasi Bunga yang selama ini luar diasa di kelas terhambat oleh masalah SPP .
Setelah pulang , aku menuju kamar tidurku . Di sana aku memutar otak agar Bunga bisa terbebas dari masalah SPP .
“ Oh iya , sepertinya aku mempunyai uang simpanan yang cukup banyak . Aku bisa membantu Bunga dengan itu . “
Aku pun mengeluarkan semua tabunganku .
“ Tapi , sepertinya kurang !Tidak mungkin aku minta uang pada Rama !Aku harus bekerja ! “
Akupun melihat ke sekeliling .
“ Iya ! Aku akan menjual kalung-kalungku !”
Esoknya , aku mulai menjual kalung –kalungku . Walau banyak ejekan dari teman-temanku , tapi tak sedikit yang mau membeli kalung-kalungku . Syukurlah !
Tak terasa sudah seminggu lebih aku menjual kalung-kalungku –tentu saja tanpa diketahui Bunga- Akhirnya , terkumpul sudah semua uang yang aku butuhkan .
Keesokan harinya , sesampainya di sekolah , aku langsung pergi ke Ruang TU . Aku pun membayar SPP Bunga .
“ Tapi , Nak , pembayaran SPP tidak bisa diwakilkan ! “
“ Bukan begitu , Bu . Tadi Bunga ada tugas , untuk itu , ia meminta saya untuk membayarkan SPP nya . “
“ Oh , ya sudah . Katakan pada Bunga , lain kali ia harus datang ke sini sendiri ! “
Aku pun tersenyum simpul . Berbohong sedikit tak apa lah .
Beberapa hari kemudian , Bunga menemuiku yang sedang membaca buku di kursi taman .
“ Apa maksudmu , Cinde ? Aku tidak butuh hal seperti ini ! “
“ Ada apa , Bunga ?”
Bunga pun menangis .
“ Kamu tidak perlu melakukan hal seperti ini ! Aku sudah terlalu banyak menyusahkanmu . “
“ Sudahlah , Bunga . Aku sama sekali tidak keberatan . Yang penting kamu dapat melaksanakan UAS dengan baik . Dan menjadi juara seperti semester yang lalu ! “
Bunga menatapku . Matanya masih berkaca-kaca . Kami pun berpelukan .
“ Terimakasih untuk semuanya , Cinde ! “
“ Terimakasih pula karena telah membuka mata hatiku akan makna kehidupan . “
Bunga pun berjanji akan membantuku belajar . Aku sangat senang bisa belajar bersama sahabatku . Akhirnya , UAS yang selalu aku perbincangkan dengan Bunga pun datang .
******
Bulan Juli !
Senangnya bisa menghirup udara segar kebebasan . UAS telah selesai . Aku pun lega bisa menjadi juara 2 kelas –tentunya dibawah Bunga yang menjadi juara 1 kelas-
“ Tapi , sepertinya aku melupakan sesuatu . “
Aku pun mengecek kalender yang berdiri di samping tempat tidurku .
“ Ya Tuhan ! Tanggal 12 minggu depan Bunga berulang tahun ! Apa yang akan aku berikan untuk sahabatku ini ? “
Aku pun melihat ke luar jendela .
“ Aku baru sadar Kraton sangatlah indah . Em , bagaimana jika Bunga datang ke Kraton ? Ya ! Aku akan mengajak Bunga ke sini ! Ke Kraton ! “
Dengan segera aku turun dari tempat tidurku dan pergi ke pendapa Rama. Untungnya , saat itu Rama dan Ibu sudah pulang .
Aku pun duduk di samping mereka . Walau ragu-ragu, aku memberanikan diri untuk menyampaikan maksudku .
“ Tapi , kita harus minta izin pada Kanjeng Ratu(Bahasa Indonesia ; Raja), Nok ! “ kata Ibu .
“ Baik , Rama akan minta izin pada Kanjeng Ratu , “ sambung Rama .
Esoknya , Rama yang -sudah pergi lagi- meneleponku , dan mengatakan bahwa aku boleh membawa Bunga ke Kraton , asalkan tidak mengganggu .
Satu minggu kemudian , aku mengajak Bunga dan ibunya ke Kraton . Bunga pun menerima ajakan ku . Sesampainya di Kraton .
“ Wah , besar sekali istana ini ! Warga sekampung bisa tinggal di sini ! “
“ Ibu ! Jangan begitu , ah !Jadi tidak enak sama Cinde ! “
“ Maaf , Cinde ! “ pinta Ibu Bunga -yang dari tadi terkagum-kagum- padaku .
“Sudahlah , tidak apa-apa !” jawabku .
Akhirnya kami sampai di taman Kraton . Di sana Rama dan Ibu sudah menunggu dengan kue coklat besar bertuliskan ‘ Selamat Ulang Tahun ‘ .
Ibu Bunga kaget dan langsung bersujud pada Rama .
“ Aduh , sudah tidak usah ! “ Rama dan Ibu mengingatkan
“ Terimakasih sekali sudah mau mengundang kami , Kanjeng !”
“ Seharusnya kami yang berterima kasih , karena anda dan Bunga sudah mau menemani Cinde di saat kami pergi . “ kata Ibu .
“ Tidak , Kanjeng ! Kami tidak pantas ! “
“ Sudahlah . Janganlah menggunakan status untuk mengatakan satu tidak pantas dengan yang lain . Karena sesungguhnya kita semua sama di mata Yang Empunya . “ kata Rama .
“ Baiklah Bunga , tiuplah lilin ulang tahunmu ! “ pinta Ibu .
Bunga yang gemetaran itu pun meniup lilin ulang tahunnya . Kami semua bertepuk tangan .
“ Nah , Bunga , kami punya sesuatu untukmu ! “ seruku sambil menyodorkan sebuah bingkisan besar .
Bunga pun membuka bingkisan itu , Betapa terkejutnya ia mengetahui isi bingkisan itu adalah sepasang kaki palsu .
“ Untungnya ukuran kaki kita sama , Bunga ! Sehingga bisa mengukur besarnya dengan kakiku ! “
Bunga dan Ibunya pun menangis . Aku merangkul Bunga sementara Ibu memeluk Ibu Bunga .
“ Sudah , tidak usah menangis , Bunga . Sudah sepantasnya aku membantu sahabatku ! “
“ Terimakasih , sahabat ! “
Sejak saat itu , Bunga selalu memakai kaki palsunya , jalannya pun semakin tegap . Ia tambah yakin menatap masa depan . Prestasinya pun tidak lagi terhalang oleh masalah biaya karena ia mendapat beasiswa.
Sementara aku , aku tidak kesepian lagi karena ada Ibu Bunga yang mau memberikanku kasih sayang selama Rama dan Ibu pergi .
Benar-benar peristiwa yang tidak terbayangkan olehku , di mana seorang putri Kraton dapat melebur dengan rakyat jelata . Aku tahu , status tidak dapat mengukur kebaikan dan keburukan kita.
Aku bersyukur , dapat bertemu dengan sahabat seperti Bunga . Ia dapat menuntunku ke mutiara kehidupan . Mutiara yang selama ini aku cari . Sampai saat ini aku masih bersahabat dengan Bunga.
Dan berangan kami dapat lebih banyak menemukan mutiara kehidupan
“ Tidak semua yang jelek itu buruk ataupun yang asri itu indah …” –penulis-
Karya : Elisabeth Hilda
Aku adalah seorang putri Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat … Namaku Raden Ajeng Cinde Inten Nawang Kusuma , aku biasa dipanggil Cinde . Rama (panggilan untuk ayah)ku adalah orang yang berperan penting di Kraton , Ibuku adalah pekerja keras yang juga tak kalah pentingnya di kraton...
Aku adalah anak satu –satunya di keluarga Kraton . Oleh karena itu , kedua orang tuaku sangat memperhatikan aku . Walaupun aku tidak dimanja , tetapi perhatian yang mereka padaku lebih dari cukup . Aku sangat bersyukur karena mempunyai orang tua seperti mereka. Walaupun kedua orang tuaku sangat sibuk . Mereka sering pergi ke luar kota -bahkan ke luar negeri- ataupun seabreg kegiatan lain yang tidak bisa ditunda hanya untuk sedetik bersamaku .Walaupun begitu, aku tetap senang karena mereka -hampir setiap detik- selalu meneleponku , memastikan bahwa Cinde kecil mereka baik-baik saja .
Tapi walaupun begitu , terkadang aku kesepian juga . Walaupun banyak dayang yang menemaniku , sepertinya tetap saja hidup ini hampa .
“Ah, aku tidak boleh begitu ..”
Bisikku untuk menenangkan hati yang gundah ini .
*****
Seperti biasa , pagi itu Pak Rudi –supir pribadiku- sudah menunggu dari kejauhan . Saat itu aku baru saja keluar dari Bale Keputren , Bale Keputren adalah tempat tinggal para Putri yang belum menikah .
“Sugeng enjang (selamat pagi) , Pak !” Sapaku dengan aksen Jawa yang kental .
“Sugeng enjang , Ndara Ayu (Ndara Ayu adalah sebutan untuk nyonya) “
“ Ayo , Pak ! kita berangkat ! “
“ Nggih(iya) , Ndara Ayu. “
Pak Rudi pun langsung tancap gas . Sesaat kemudian barulah aku sampai ke SMP baruku yang terletak tidak jauh dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat .
“ Mengapa orang-orang melihatku dengan aneh , ya ? ”
Biasanya hal ini terjadi padaku setelah mereka tahu bahwa aku adalah Putri Kraton Ngayogyakarta . Tapi , mengapa baru hari pertama masuk sudah begini ? Apakah kabar itu bisa dengan cepatnya menyebar ?
Dengan masih tertunduk , aku memasuki ruang kelas 7F , kelasku yang baru di kelas 7 ini .Akupun duduk di bangku paling depan . Beberapa menit kemudian , saat aku sedang memandang sekeliling , terdengarlah suara.
“ Permisi , bolehkah aku duduk di sampingmu ? “ tanya seorang gadis dengan lembut . Kulitnya sawo matang . Rambutnya pun panjang bergelombang menutupi bahu . Dia adalah gadis yang manis .
Dengan cepat aku menjawab, “Dengan senang hati .”
Dengan terbata-bata dia mencoba duduk di kursi sampingku .
“ Ya Tuhan , apakah dia ..? “ bisikku dalam hati .
Aku sama sekali tidak menyangka bahwa gadis manis yang baru saja duduk di sampingku itu ternyata pincang . Aku merasa iba melihatnya .
“ Perkenalkan , aku Cinde , dari SD Ungaran . Boleh tahu siapa namamu ? “ Sapaku lembut dengan menyodorkan tangan kananku .
“ E, aku Bunga , dari SD Keputran 9 .” jawabnya dengan menjabat tangan kananku .
“ O , Bunga . Rumahmu di mana ? “
“ Tidak jauh dari sini . Tinggal jalan kaki saja . Kamu ? “
“ Tidak jauh dari sini juga . Tapi bedanya , aku naik kendaraan . “ jawabku singkat .
Kami pun saling melempar senyum .
Selama pelajaran , aku hanya memandangi Bunga saja .
Seragamnya yang sudah mulai kuning , sandal jepitnya yang tidak layak , membuatku iba padanya. Tapi, walaupun dinaungi oleh semua kekurangannya , Bunga tetap saja serius memandangi papan tulis yang sudah penuh dengan tulisan itu , sampai-sampai ia tidak merasa bahwa ada seseorang di sampingnya yang terus memandanginya . Aku salut pada Bunga !
Akhirnya bel berbunyi . Artinya istirahat pertama pun dimulai . Tiba –tiba aku mendengar teriakan dari salah satu anak lelaki .
“ Pincang .. ! “
Bunga yang pura-pura tidak mendengar itupun langsung memasukkan buku pelajarannya .
“ Pincang jelek . . ! “
Kali ini suara teriakan itu pun semakin kencang . Aku pun menyambar .
“ Apa hakmu berkata seperti itu ? Memangnya kamu lebih baik dari dia ?! “
“ Setidaknya aku tidak pincang seperti dia ! Wlek, pincang jelek ! “
“ Kalian berdua , cukup ! “ Terdengarlah suara pukulan meja .
“ Aku memang pincang ! Aku mungkin juga tidak lebih baik dari kamu ! Tapi aku yakin , Tuhan tidak berkata seperti itu ! Karena Tuhan ada untuk membela yang lemah ! kamu ingin mengejekku sampai beratus-atus kali pun aku tidak akan peduli ! Karena kepincanganku adalah anugerah dari Tuhan ! “
Aku tidak percaya , ada orang yang setegar Bunga ! Dengan tatapan terpesona aku melihat ke arah Bunga yang perlahan-lahan mengatur nafasnya itu .
Tepuk tangan pun menghela ketegangan antara kami bertiga . Bunga yang sudah meledak itu -dengan langkah yang tertatih-tatih- meninggalkan kelas . Aku pun mengikutinya .
“ Bunga , tolong berhenti ! aku ingin mengatakan sesuatu . “
“ Ah sudahlah , aku tidak perlu rasa kasihan mu ! “
Aku yang dengan mudah menyusul Bunga itu pun berkata , “ Aku tidak kasihan pada mu ! Mungkin, tadi sewaktu kita bertemu aku memang kasihan pada mu , tapi sekarang aku malah kagum ! “
Bunga pun menghentikan langkahnya .
“ Apa yang dikagumi dari seorang gadis pincang ? “ tanya Bunga dengan nada mengejek .
“ Ketegaran mu . “
Bunga hanya terdiam .
“ Putri Kraton sepertimu , kagum pada ku ? Tidak mungkin ! “
“ Mengapa tidak percaya padaku ? Mungkin kamu tidak percaya , tapi Tuhan tahu ! “
“Huh, lebih baik kita bicara di taman saja ,” kata Bunga yang sudah mulai tenang itu sambil menunjuk ke arah taman .
“ Baiklah , ayo . “
Kami pun duduk di bangku taman yang nyaman itu .
“ Hmm.. Maafkan sikapku yang tadi . Aku sedang emosi . Dan terimakasih telah membelaku .” pinta Bunga .
“ Memang sudah kewajiban ku untuk membela yang benar , tidak usah mengucapkan terimakasih .”
Bunga pun tersenyum simpul pada ku .
“ Kalau boleh tahu , sejak kapan kaki mu … Hmmp “
“ Sejak lahir . Sudah , tidak usah sungkan . Aku sudah terbiasa seperti ini .. Mungkin, ini adalah anugerah tersendiri yang Tuhan berikan pada ku . “
“ Kamu tidak merasa ini sebuah cobaan ? “
“ Tidak ada cobaan dalam kamus kehidupan ku . Semua adalah anugerah yang dipandang dari sudut yang berbeda . Bahkan, menurut ku kematian adalah anugerah spesial yang diberikan Tuhan selain kehidupan . “
Aku semakin takjub pada Bunga . Di usianya yang masih belia ini , dia sudah mengerti arti sebuah anugerah . Bahkan kematian yang selama ini aku takuti , ia pandang sebuah anugerah .
“ Tanpa kematian kita tidak dapat kembali pada Tuhan ,“ lanjut Bunga.
“ Huh , aku malah malu padamu ! “ jawabku tulus .
“ Mengapa harus malu ? “
“ Selama ini aku sering memandang kematian sebagai pemisah kita dengan orang yang kita cintai . Aku sampai takut jika suatu hari nanti salah satu dari orang tuaku meninggal . Tapi , karenamu , aku tidak takut lagi . Karena tanpa kematian, kita –atau mungkin orang terdekat kita- tidak akan kembali padaNya . “
“ Sebelum ayahku meninggal, aku juga mengalami ketakutan yang sama . “
“ Ehm, maaf ya ? “
“ Sudahlah , tidak usah dipikirkan “
Tiba-tiba terdengarlah suara bel sekolah , menandakan bahwa kami semua harus masuk lagi ke dalam kelas 7 F . Aku pun membantu Bunga bangun dan kami bersama-sama menuju kelas .
Bunga tetap serius memperhatikan guru yang sedang menerangkan pelajaran . Seperti tidak ada beban dalam hatinya. Semuanya kembali seperti awal . Awal yang indah di pikiran Bunga. Ia sepertinya bukan pendendam . Malahan diriku yang masih menyimpan kesal pada anak laki-laki itu.
Beberapa jam kemudian , bel pulang sekolah pun berbunyi. Tibalah waktunya kami untuk pulang.
“ Bunga, aku antar ke rumahmu ya ? “
“ Eh , tidak usah repot-repot. Aku bisa pulang sendiri, walaupun kakiku ini pincang . “
“ Uh, bukan begitu maksudku . Baiklah , kalau begitu , aku saja yang berjalan kaki pulang bersamamu . “
“ Memangnya rumah mu satu jalur dengan rumah ku ? “
“ Iya , apakah aku boleh sekalian mampir ke rumah mu ? “
“ Jangan ! Putri Kraton sepertimu mana pantas datang ke rumah lakyat jelata sepertiku ? “
“ Mana bisa aku jadi putri yang baik bila tidak merakyat ? “
“ Ya sudah . Jika itu mau mu. Aku tidak bisa melarang permintaan seorang Putri Kraton . “
“ Jangan begitu , anggap saja kamu tidak bisa menolak permintaan sahabat mu . “
Kami saling melempar senyum . Kami pun berjalan bersama.
“ Cinde, aku tidak menyangka seorang putri yang cantik dan kaya raya sepertimu , memiliki hati yang cantik dan kaya juga .’
“ Sudah , tidak usah melebih-lebihkan. Oh , iya . Tolong jangan bocorkan identitas ku pada keluarga mu ya ? “
“Hmm.. Baiklah . Jika itu mau mu . Tidak masalah .“
Aku tersenyum lagi pada Bunga . Bunga membalasku dengan senyuman juga.
Sesampainya di rumah –yang sebenarnya tidak layak disebut rumah- Bunga , Bunga –tanpa sempat berganti seragam- langsung membuat layang –layang dari kertas yang biasanya dijual adik dan ibunya nya di sore hari . Aku pun membantunya . walaupun aku tidak bisa , tapi aku harus berusaha membuat layang-layang. Aku tidak ingin membuat Bunga kecewa.
Setelah ibu dan adik-adik Bunga pulang dari Berdagang es, aku berkenalan dengan ibu nya . Sepertinya aku tahu dari mana Bunga mendapat sikap tegarnya –ya, dari ibunya-
Di sana aku tahu banyak tentang Bunga dan keluarganya .
Ternyata sudah lama ayah Bunga meninggal . Sejak Bunga berusia 7 tahun . Sejak saat itu , ibunya sendiri yang merawat Bunga dan kedua adik perempuannya .
“ Saya tahu Bunga berbeda dari anak saya yang lain .Walaupun kakinya pincang, namun kepintaran dan sikapnya melebihi anak-anak seusianya. Saya sangat bersyukur memiliki Bunga . “
Tiba-tiba muncul perasaan malu di hatiku . Perasaan yang jarang aku rasakan . Mengapa semangat juang keluarga Bunga jauh melebihi semangat hidupku ? Aku juga sering merasa menjadi orang yang sengsara . Tapi jika dibanding keluarga Bunga ? Mereka memang keluarga yang harmonis . Tapi apakah keharmonisan bisa meghidupi mereka ? Aku memang orang kaya . Tapi apakah kekayaan dapat menggantikan kasih sayang orang tua ? Tidak .
Di keluarga Bunga , aku menemukan kasih sayang yang –kurasa- selama ini minim hadir di kehidupanku . . . . .
Akupun melihat ke arah jam tanganku .
“ Ya Tuhan , sudah jam 3 sore ! “
“ Ada apa, Nak ? “
“ Sepertinya saya harus pulang ,Bu ! Saya pulang dulu ya , Bu . “
“ Yo, Ngati-ati nggih ! (iya. Hati-hati ya )“
“ Nggih , Bu ! “
Akupun berpamitan pada Bunga yang masih sibuk membuat layang-layang , juga adiknya yang baru saja pulang dari warung depan . Dengan secepat kilat aku keluar dari sebuah pintu sempit dan menemui Pak Rudi –sekaligus mobilku- yang setia menunggu di depan rumah sempit Bunga .
“ Pak , Mangga bidal !( ayo pulang) “
“ Nggih , Ndoro Ayu “
Dengan cepat Pak Rudi tancap gas . Manyisakan asap debu di depan rumah Bunga .
Sesampainya di rumah , aku agak ragu melangkah . Sebenarnya tadi aku melewatkan les tari ku .
“ Aduh , kasihan guru tari ku . Dia harus menunggu ku sampai selarut ini , “ pikirku dalam hati .
Dengan ragu aku melangkah ke sebuah Pendapa tempat biasa aku les tari . Terlihatlah seorang wanita yang dengan anggunnya duduk di tepi Pendapa .
“ Sugeng Siyang , Bu ? “ Dengan lirih aku bertanya .
“ Sugeng Sonten , Ndara Ayu ! “
Ya Tuhan aku lupa sekarang jam tangan ku sudah menunjukkan angka 04.30 !
Aku pun duduk di samping wanita itu .
“ Ndara , apa Ndara lupa jadwal kita siang ini ? “
“ Iya , sejujurnya saya lupa . Maafkan saya , Bu ,” kini aku berkata dengan lebih tenang .
“ Ndara Ayu jangan meminta maaf pada saya . Minta maaflah pada teman-teman Ndara yang telah lama menunggu tanpa menghasilkan apa-apa .”
Mendengar hal itu , aku merasa sangat malu .
“ Tapi dimana mereka ? “
“ Mereka sudah pulang dari tadi . Besuk saja meminta maafnya . Bagaimana Ndara , apa saya jadi mengajari Ndara menari ? “
“ Tidak usah , Bu . Sepertinya Ibu telah lelah karena lama menunggu saya . Lebih baik Ibu pulang saja . “
“ Tapi Ndara , bagaimana jika Kanjeng marah ? “
“ Tenang saja, saya yang akan menanggungnya . Silahkan beristirahatlah . Kita lanjutkan lagi minggu depan .“
Benar saja , apa yang dikatakan guru les tari ku berbuah kenyataan . Malamnya , melalui telepon , Rama marah padaku .
“ Cinde,Cinde untuk apa kamu melakukan hal itu , Nok? (Denok adalah panggilan kesayangan untuk anak perempuan) Tradisi menari adalah yang terpenting untuk seorang Putri , dapat melatih keanggunan da kelemah-lembutan seorang Putri ! Jangan kamu abaikan ! “
“ Nyuwun pangapunten (maaf) Rama , Kula kesupen (saya lupa ), “
“ Yo, ora papa ! (Ya , tidak mengapa) Jangan diulang lagi ! “
“ Nggih , Rama “
Setelah Rama menutup teleponnya , akupun terlelap .
Beberapa bulan setelahnya , Rama pulang . Aku sangat bahagia . Tapi suatu hari , sesudah bel pulang ,
“ Bunga Maharani , silahkan pergi ke ruang TU . “ kata wali kelas kami.
Dengan tertatih-tatih , Bunga pergi ke ruang TU . Aku menunggu di luar .
Setelah Bunga keluar , aku bertanya apa yang sedang terjadi .
“ Ada apa Bunga ? “
“ Tidak mengapa .”
Tapi, muka Bunga yang semula riang berubah murung setelah keluar dari ruang TU .
“ Mulut mungkin bisa berbohong , tapi rupa tak bisa menutup kegundahan hati’ , itu yang selalu Ibuku katakan saat aku mempunyai masalah yang tidak bisa kuungkapkan . Apa kamu tidak mau membaginya denganku ? Mengapa ? “
Bunga menggelengkan kepala .
Dari situ aku tahu ia tidak baik-baik saja .
“ Cinde , aku pulang dulu , ya ? “
“ Iya , Bunga . Hati-hati di jalan , ya ? “
Dengan tertatih-tatih Bunga meninggalkanku yang penuh tanda tanya ini .
Lalu , akupun mendapat ide . Aku langsung masuk ke ruang TU dan menanyakan masalah Bunga . Setelah agak lama meyakinkan pegawai TU bahwa aku tidak akan membocorkan masalah Bunga , akhirnya pegawai TU memberitahu bahwa SPP Bunga sudah nunggak selama 3 bulan.
Ya Tuhan , aku tidak percaya ! Prestasi Bunga yang selama ini luar diasa di kelas terhambat oleh masalah SPP .
Setelah pulang , aku menuju kamar tidurku . Di sana aku memutar otak agar Bunga bisa terbebas dari masalah SPP .
“ Oh iya , sepertinya aku mempunyai uang simpanan yang cukup banyak . Aku bisa membantu Bunga dengan itu . “
Aku pun mengeluarkan semua tabunganku .
“ Tapi , sepertinya kurang !Tidak mungkin aku minta uang pada Rama !Aku harus bekerja ! “
Akupun melihat ke sekeliling .
“ Iya ! Aku akan menjual kalung-kalungku !”
Esoknya , aku mulai menjual kalung –kalungku . Walau banyak ejekan dari teman-temanku , tapi tak sedikit yang mau membeli kalung-kalungku . Syukurlah !
Tak terasa sudah seminggu lebih aku menjual kalung-kalungku –tentu saja tanpa diketahui Bunga- Akhirnya , terkumpul sudah semua uang yang aku butuhkan .
Keesokan harinya , sesampainya di sekolah , aku langsung pergi ke Ruang TU . Aku pun membayar SPP Bunga .
“ Tapi , Nak , pembayaran SPP tidak bisa diwakilkan ! “
“ Bukan begitu , Bu . Tadi Bunga ada tugas , untuk itu , ia meminta saya untuk membayarkan SPP nya . “
“ Oh , ya sudah . Katakan pada Bunga , lain kali ia harus datang ke sini sendiri ! “
Aku pun tersenyum simpul . Berbohong sedikit tak apa lah .
Beberapa hari kemudian , Bunga menemuiku yang sedang membaca buku di kursi taman .
“ Apa maksudmu , Cinde ? Aku tidak butuh hal seperti ini ! “
“ Ada apa , Bunga ?”
Bunga pun menangis .
“ Kamu tidak perlu melakukan hal seperti ini ! Aku sudah terlalu banyak menyusahkanmu . “
“ Sudahlah , Bunga . Aku sama sekali tidak keberatan . Yang penting kamu dapat melaksanakan UAS dengan baik . Dan menjadi juara seperti semester yang lalu ! “
Bunga menatapku . Matanya masih berkaca-kaca . Kami pun berpelukan .
“ Terimakasih untuk semuanya , Cinde ! “
“ Terimakasih pula karena telah membuka mata hatiku akan makna kehidupan . “
Bunga pun berjanji akan membantuku belajar . Aku sangat senang bisa belajar bersama sahabatku . Akhirnya , UAS yang selalu aku perbincangkan dengan Bunga pun datang .
******
Bulan Juli !
Senangnya bisa menghirup udara segar kebebasan . UAS telah selesai . Aku pun lega bisa menjadi juara 2 kelas –tentunya dibawah Bunga yang menjadi juara 1 kelas-
“ Tapi , sepertinya aku melupakan sesuatu . “
Aku pun mengecek kalender yang berdiri di samping tempat tidurku .
“ Ya Tuhan ! Tanggal 12 minggu depan Bunga berulang tahun ! Apa yang akan aku berikan untuk sahabatku ini ? “
Aku pun melihat ke luar jendela .
“ Aku baru sadar Kraton sangatlah indah . Em , bagaimana jika Bunga datang ke Kraton ? Ya ! Aku akan mengajak Bunga ke sini ! Ke Kraton ! “
Dengan segera aku turun dari tempat tidurku dan pergi ke pendapa Rama. Untungnya , saat itu Rama dan Ibu sudah pulang .
Aku pun duduk di samping mereka . Walau ragu-ragu, aku memberanikan diri untuk menyampaikan maksudku .
“ Tapi , kita harus minta izin pada Kanjeng Ratu(Bahasa Indonesia ; Raja), Nok ! “ kata Ibu .
“ Baik , Rama akan minta izin pada Kanjeng Ratu , “ sambung Rama .
Esoknya , Rama yang -sudah pergi lagi- meneleponku , dan mengatakan bahwa aku boleh membawa Bunga ke Kraton , asalkan tidak mengganggu .
Satu minggu kemudian , aku mengajak Bunga dan ibunya ke Kraton . Bunga pun menerima ajakan ku . Sesampainya di Kraton .
“ Wah , besar sekali istana ini ! Warga sekampung bisa tinggal di sini ! “
“ Ibu ! Jangan begitu , ah !Jadi tidak enak sama Cinde ! “
“ Maaf , Cinde ! “ pinta Ibu Bunga -yang dari tadi terkagum-kagum- padaku .
“Sudahlah , tidak apa-apa !” jawabku .
Akhirnya kami sampai di taman Kraton . Di sana Rama dan Ibu sudah menunggu dengan kue coklat besar bertuliskan ‘ Selamat Ulang Tahun ‘ .
Ibu Bunga kaget dan langsung bersujud pada Rama .
“ Aduh , sudah tidak usah ! “ Rama dan Ibu mengingatkan
“ Terimakasih sekali sudah mau mengundang kami , Kanjeng !”
“ Seharusnya kami yang berterima kasih , karena anda dan Bunga sudah mau menemani Cinde di saat kami pergi . “ kata Ibu .
“ Tidak , Kanjeng ! Kami tidak pantas ! “
“ Sudahlah . Janganlah menggunakan status untuk mengatakan satu tidak pantas dengan yang lain . Karena sesungguhnya kita semua sama di mata Yang Empunya . “ kata Rama .
“ Baiklah Bunga , tiuplah lilin ulang tahunmu ! “ pinta Ibu .
Bunga yang gemetaran itu pun meniup lilin ulang tahunnya . Kami semua bertepuk tangan .
“ Nah , Bunga , kami punya sesuatu untukmu ! “ seruku sambil menyodorkan sebuah bingkisan besar .
Bunga pun membuka bingkisan itu , Betapa terkejutnya ia mengetahui isi bingkisan itu adalah sepasang kaki palsu .
“ Untungnya ukuran kaki kita sama , Bunga ! Sehingga bisa mengukur besarnya dengan kakiku ! “
Bunga dan Ibunya pun menangis . Aku merangkul Bunga sementara Ibu memeluk Ibu Bunga .
“ Sudah , tidak usah menangis , Bunga . Sudah sepantasnya aku membantu sahabatku ! “
“ Terimakasih , sahabat ! “
Sejak saat itu , Bunga selalu memakai kaki palsunya , jalannya pun semakin tegap . Ia tambah yakin menatap masa depan . Prestasinya pun tidak lagi terhalang oleh masalah biaya karena ia mendapat beasiswa.
Sementara aku , aku tidak kesepian lagi karena ada Ibu Bunga yang mau memberikanku kasih sayang selama Rama dan Ibu pergi .
Benar-benar peristiwa yang tidak terbayangkan olehku , di mana seorang putri Kraton dapat melebur dengan rakyat jelata . Aku tahu , status tidak dapat mengukur kebaikan dan keburukan kita.
Aku bersyukur , dapat bertemu dengan sahabat seperti Bunga . Ia dapat menuntunku ke mutiara kehidupan . Mutiara yang selama ini aku cari . Sampai saat ini aku masih bersahabat dengan Bunga.
Dan berangan kami dapat lebih banyak menemukan mutiara kehidupan
“ Tidak semua yang jelek itu buruk ataupun yang asri itu indah …” –penulis-
Langganan:
Postingan (Atom)